Total Tayangan Halaman

2,614

Selasa, 21 November 2017

Dalam

Dalam

Seperti diam yang tak bertepi

Dalam

Seperti tak beriak, dalam.

Seperti malam tanpa jeda

Dalam.

Seperti belati, menyayat.

Dalam


Seperti lautan dan kau tenggelam. Dalam. 

Rabu, 15 November 2017

Hujan Sore Itu

Akibat putus asa beberapa waktu yang lalu, mengharuskanku meneguk bergelas-gelas air es ketimbang kopi. Ditengah teriknya matahari siang hari dan cuaca panas malam hari. Kepalaku mumet. Mati akal. Kupikir seterusnya. Jari-jariku kaku, otakku beku. Tiba-tiba saja aku kehilangan khayalan yang biasanya tak masuk akal. Kini, pikiran realistis lebih bisa menyerbu diriku, yang biasanya kukhayalkan burung-burung kenari itu bisa saja mengetuk-ngetuk jendelaku dengan kepalanya lalu berbicara padaku bahwa hari sudah pagi, kini yang kulihat itu nyata didepan kedua mataku burung-burung itu bertengger diranting pohon, kepalanya celingak-celinguk, mungkin mencari mangsa. Sesekali ke arahku, menatap seakan-akan sebentar lagi aku akan berusaha menangkapnya dan akan kuikatkan tali di salah satu kakinya, namun sebelum itu terjadi mereka akan segera memperkirakan waktu kedatanganku agar bisa melarikan diri sebelum kujadikan peliharaan. Begitu realistis

Ku teguk lagi segelas air es pagi-pagi, sekali lagi bukannya kopi. Ada apakah denganku, entah bumi yang semakin panas atau aku sudah gila. Bisa seharian mengurung diri di kamar, takut pada keadaan diluar sana, panas matahari begitu menyengat. Aku benci sebab hujan tiba-tiba saja berhenti waktu itu dan tidak pernah datang lagi sampai detik ini. aku tak suka melihat daun-daun kering yang berserakan di halaman rumahku yang membuatku sangat malas menyapunya. Tak suka tiap keluar rumah bajuku bisa setengah basah dan ketika pulang ke rumah badanku seperti terasa dilengketi oleh gura-gura karet, sana sini lengket. Belum lagi galonku lebih cepat habis dari biasanya mengakibatkanku lebih sering berjumpa dengan si tukang galon yang kurus jangkung yang hobby pake baju kaos polos dengan rambut yang belah tengah kayak ariel peterpan (dulu). Benar-benar, aku tak suka musim panas, aku benar-benar merasa buntu. Tak jarang muka ku jadi merah kayak kepiting rebus. Begitu malangnya yang sedang kehausan hujan. Kayak mermaid yang rindu pulang, ke laut. Ketemu neptunus, dan teman-teman kepitingnya.

Sampai kuputuskan pulang kampong, kuharap menemukan hujan disana, kali saja inspirasi ku dapat, kembali pada kamar yang selalu membawakan aura-aura cengeng. Namun yang kutemukan hanyalah tempat tidur kecil yang bertingkat yang setengah menghalangi pintu untuk dibuka. Ku dapati adik perempuanku yang baru puber itu menekuk badannya dipojok kamar sambil mendengarkan musik lewat headset, tidak sadar akan kedatanganku. Kurasa memang kamar ini ditakdirkan memiliki aura yang menggalaukan. Kubuka pintu lebih lebar dengan sekuat tenaga sampai tempat tidurnya perlahan-lahan mulai terdorong, lalu dia berteriak kayak orang gila. Kata ibu dia memang lagi gila. Gila apa? Gila cinta? Rambutnya terurai kusut menutupi setengah wajahnya, tadi dia hampir saja kejepit, sampai kesal melihatku. Ditambah lagi aku tidak membawakannya novel bad romance yang dia pesan, hampir seharian aku tidak diajaknya bicara. Kurasa bukan saat yang tepat untuk aku pulang, ada gadis SMP yang sedang puber menguasi kamarku menjadikannya ajang kegalauan dengan beberapa benda-benda yang gak penting berhamburan sana sini, kotak sepatu, pita-pita, kertas kado, beberapa botol bedak, sebotol shampo, novel-novel romance, kaos kaki, cas laptop, kabel-kabelan, kantong-kantong plastic. Diatas tempat tidur ada seragam sekolah, cas hp, tas, buku-buku bahkan bingkai fotokupun miring. Didindingnya terdapat satu pak kertas memo yang ditempel-tempelin tanpa tulisan. Apa siih. Malamnya aku tidak bisa tidur karena cahaya dari layar hp nya tertangkap oleh mataku. Saat kulihat dia sedang membaca novel romance di wattpad. Dia jadi lebih pendiam dan lebih betah di kamar. Tiap disuruh hanya diam membuat ibu kadang stress sampai akhirnya tidak peduli lagi. besoknya aku memutuskan kembali, ternyata hujan tak kutemukan juga disana.

Aku dibangunkan oleh sinar matahari yang mampu menembus jendela kamarku, ah aku kesal. Udara masih panas meskipun AC ku masih on. Hari ini aku ke kampus, dengan langkah berat dan kepala yang masih mumet, seharian dikampus di hadapkan oleh kuliah yang membosankan dan MID. Tidak sadar hari sudah menjelang sore, tiba-tiba saja gelap, ku lirik jam di HP masih menunjukkan pukul 16.00, angin mulai menembus kain bajuku, angin yang kurindukan, lembaran-lembaran potokopi buku yang ku letakkan disampingku mulai terbuka lembar demi lembar seperti magic. Angin kencang. Tak butuh lama, moodku berubah drastis, suara gemuruh dari atas berlomba-lomba bermunculan, cahaya-cahaya kecil di langit mulai menampakkan dirinya. Sebentar lagiiii.

Aku terjebak di fakultas lain, dibonceng oleh salah seorang teman berambut gondrong yang keras sekeras sapu ijuk. Kami menunggu temannya ada sesuatu yang ingin diberikan temannya. Saat sudah ingin pulang tiba-tiba saja suara tik-tik terdengar dari kaca helm ku. Aku langsung menoleh ke atas dan tidak akan minggir bila tidak ditegur. Kami berteduh ditempat parkiran, dari situ kami bisa menyaksikan langsung kegiatan yang ada di lapangan besar kampus. tampak jauh disana sudah berwarna keabu-abuan dan kabur, air jatuh makin deras hingga orang-orang yang masih tengah asik bermalin bola dan latihan lari jadi tampak samar-samar. Dua pohon besar yang tadinya tampak jelas kulihat diujung sana hampir tidak terlihat lagi, aku tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata, yang ku tau, khayalanku kembali. Aku hanya berdiam diri sambil duduk diatas motor orang, melihat kea rah lapangan, membayangkan aku berada ditengah-tengah sana bermain bola dan menggiringnya ke gawang dan gooool., atau aku yang jadi atlet lari yang sedang latihan itu ditertawai oleh orang-orang dari sini karena gaya jalan cepatnya begitu lucu. Atau aku sedang berada diatas pohon itu sambil makan popcorn yang asin karena terkena air hujan, sambil menyoraki orang yang bermain bola atau yang sedang latihan lari. Dimana saja, asal terkena hujan.

”Aduh lapar, enaknya makan yang panas-panas kalau hujan begini” seseorang bunyi disampingku.  Ah dasar.

Setelah hujan agak redah, kita melanjutkan perjalanan pulang, tapi singgah dulu di warung bakso, sebelum aku dipulangkan dan sebelum ia ke rumah kekasihnya. Akupun ingat harus mengabari yang berada berkilo-kilo meter dariku, yang harus melewati jembatan rusak dulu atau melewati rakit dulu kalau mau bertemu dia.
“Im home. Beib”

Kuputuskan buat kopi malam ini, berkali-kali kuteguk sambil memikirkan kata apa yang pantas untuk kutulis lagi. Setelah sekian lamanya. Jari-jariku kembali terbiasa diatas keyboard. Ditemani udara dingin dan suara hujan diluar sana. rupanya hujan datang lebih cepat dari ekspektasiku, ku kira itu Desember. Mungkin dia tau kalau ada yang sangat merindukannya sampai hampir menjauhi dirinya sendiri. karenanya, aku kembali, bersama satu teguk kopi lagi sampai tersisa ampasnya bersamaan berakhirnya huruf di kalimat ini






Buona Sera
ciao 


Minggu, 15 Oktober 2017

Ge (miles)

Ge, diluar hujan kau masih asyik dengan duniamu, dunia kerja yang membuat beberapa orang tidak berhenti menelponmu, bagaimana jika kita menikah nanti? Aku ingin jadi wanita karir Ge, bisa kubayangkan akan selalu ada meja dan kursi yang menjadi saksi bisu diantara kita, antara duniaku dan duniamu. Hujanpun ikut bisu, tidak terasa mulai redah, kau baru mengajakku bermain game di ponselmu selagi akupun tengah asik memainkan game di ponselku. Aku mencoba game yang baru kau download itu dan beberapa saat kemudian seseorang menelpon, setelah itu kulanjutkan lagi dan seseorang menelponmu lagi. Kau sibuk Ge, tapi aku yakin itu untuk aku. Sebentar lagi kita akan sibuk masing-masing rupanya jadi dewasa memang tidak enak. Kesibukan memisahkan keduanya, dan kedewasaan harus menerimanya. Aku yang sudah sangat tergantung akan kehadiranmu rupanya diam-diam menyimpan rasa resah. Tiba-tiba aku takut dengan yang namanya jarak. Sedangkan pekerjaanmu menuntutmu begitu.

hh..Ge, andai aku bisa ikut kemanapun jarak membawamu pergi. Disimpan dikantong bajumu pun aku mau jika itu bisa. Kemudian kita menembus gerimis saat lampu-lampu kota mulai menerangi tepian-tepian jalan yang kita lewati dengan motor legendarismu .  Ah, aku akan merindukan baumu yang maskulin itu yang diterpa angin dan lewat sepenuhnya didepan hidungku.

Kita pulang. Larut dengan kesibukan masing-masing. Lagi. Menunggu klakson pagi depan rumah yang membuatku berlari terburu-buru. Itu kamu Ge, untuk beberapa hari ke depan sebelum beberapa mil bahkan beberapa Km menjadi ‘antara’ diantara kita. 

Senin, 01 Mei 2017

Musiman yang Panjang

Aku larut pagi ini, seperti garam yang melebur dalam air, mengikuti air, seperti gula dalam air teh panas, melebur, mengikuti air tehnya. Akupun bertanya-tanya jika aku larut dan melebur,  karena apa dan dalam apakah aku? Mungkin kau bisanya menyebutnya musiman yang panjang, larut dalam musiman yang panjang, musiman luka yang panjang. Bersama nyata maupun mimpi, musim yang sama berdatangan begitu saja tanpa aba-aba, tak memberi celah untuk bersiap diri hingga tenggelamlah, suatu waktu dapat naik ke permukaan lalu ditelan lagi, tenggelam lagi.


Terkait mimpi semalam, rasanya diriku menguap, naik ke atmosfir, menjadi awan mendung dan menurunkan air sepuasnya. Air deras yang menghantam bumi tak kira-kira, jatuh, pecah, bak angkara yang paling besar. Kau bahkan datang dengan bungkusan kata-kata yang seakan-akan mengukutukku menjadi batu untuk selama-lamanya.  Aku merasa hilang, entah dimana itu. Serasa tak bisa menumbuhkan jiwa itu lagi.  Aku terus dihantuinya, yang sejuta kalipun aku jelaskan tak bisa kau cerna, entah sampai kapan itu, entah sampai kapan aku merasakan musiman yang panjang ini, aku haus, aku kering berhari-hari dan kadang diterpa hujan berhari-hari pula, aku dingin, dan kau tak bergeming. Bisakah kau tak menyentuh semestaku lagi ? aku bahkan tak tau menghadapi diriku sendiri bagaimana. Aku tak tau harus mulai darimana untuk membentuk diriku lagi yang telah benar-benar larut dalam derasnya hujan dimusiman panjangku, yang kau ciptakan tak kira-kira. 

Minggu, 30 April 2017

Alkisah Sabtu- Dini Hari Minggu Ini

Pagiku bersahabat kali ini, sholat subuh adalah penantianku setelah beberapa hari akibat kesiangan terus menerus, meskipun alarm sudah teriak-teriak dan bisa saja meledakkan HPku, namun rupanya bisikan syetan terlalu indah ditelingaku. Bukan..bukan bisikan, mereka menutup lubang telingaku atau tidak memfungsikan gendang telingaku saat aku tertidur. Dasar Syetan, terkutuklah kau. Namun subuh ini terasa syahdu, dan sangat semangatnya aku mengambil wudhu itu, Ya Allah….terimakasih sudah menjauhkan Syetan itu dariku. Setelah itu aku berhasil tak tidur lagi namun tak bertahan 30 menit, entah kemana menit-menit selanjutnya tiba-tiba saja aku terbangun, dan waktu sudah menunjukkan pukul 08.11. hari ini aku ada kuliah jam 09.00 dan perjalanan dari rumah ke kampus kalau naik angkot bisa memakan waktu 40 menit (paling lama) kalau naik motor sekitar 17 menit atau 20 menit dan belum terhitung urusan perempuan . sial, syetan terkutuk itu kembali menutup gendang telingaku sampai tak mendngar alarm yang kupasang habis-habisan (lagi) dari jam 6 sampai jam setengah 8 . apakah aku terlambat? Tidak…si pemilik transformers yang berganti vixion sementara rupanya bisa diandalkan saat-saat genting begitu, kami sampai di kampus hampir jam 9 atau lewat sedikit sepertinya dan hoki, kampus sunyi, dosennya belum datang, dan ruangan Sipil semuanya terkunci dan jurusan terkunci. Dari ujung koridor kedatanganku, aku sudah mendapat omelan sekitar 15 feet dari tempatku berpijak

 “kau,kenapa tidak datang kemarin? Kita perlu dokumentasiiiiii, semua potonya bluurrr…blurrrrr, tidak ada yang beres haaa menjengkelkan sekali, saya stress saya stress liat hasilnya, tidak ada yang tidak blur” si Wulan dengan jilbab warna birunya terus mengomel tidak ada habis-habisnya meskipun aku sudah duduk disampingnya lebih dari lima menit, sepertinya sepuluh menit, dua puluh menit dan atau sepertinya sampai dosennya datang -_- dan aku baru sadar dia memakai jilbab warna biru, pemandangan yang tak biasa, biru langit cerah secerah omelannya pagi ini yang tak menerima alasan apapun dariku. Akupun sudah bertanya kapan aku jadi bagian dokumentasi ? -_- dan dia terus mengomel, aku jadi termenung, bukan merasa bersalah pada acara kemarin melainkan pada isi bbmnya Praj semalam dia bilang ”Ais, kamu sudah jual kamera kah? Kamu malasmi kasi kembali”  hehehe -_- rasa-rasanya sekarang aku jadi buronan akibat kamera yang sudah dari beberapa minggu yang lalu kupinjam lewat mami, karena jika lewat aku sendiri dia akan minta uang sewa, kumanfaatkan mami supaya saat beliau yang pinjam Praj tak bisa berkata apa-apa selain memberikannya untukku, terimakasih banyak sepupuh. Sepertinya mesti mami juga yang mengembalikan kamera itu biar aku tak ditagi uang sewa. Bersabarlah boy.

Satu kabar yang indah dari hari ini, minggu depan mid mata kuliah yang kami kuliahkan hari ini, senangnya bukan karena midnya tapi harinya diganti dari rabu jadi jumat, tapi….tidak ada bedanya juga sih, midnya hari rabu atau jumat pasti belajarnya tetap sehari sebelum mid.yahhh itupun kalau mood belajar, kalau tidak? grup line yang akan menjawab hohoho.

Lalu aku pulang, dijemput sama si motor vixion, hari ini aku lupa tanya dikemanakan transformernya itu. DT 4042, DT pertama yang kuingat karena angkanya (40) stambukku dan (42) stambuknya si iting ketua tingkatku yang rambutnya selalu kumainkan karena tak satupun kelurusan kutemukan disana, sangat keriting dan panjangnya sampai dibawah tengkuk lehernya. Kau tau macaroni yang bentuknya kriting-kriting itu kan? Bayangkan saja dalam jumlah banyak maka jadillah rambutnya, tidak ada bedanya. Kembali pada si motor vixion pembalap nomor tiga setelah eki (si Gondrong dari Goa tanpa nama yang menjadi teman pertama laki-lakiku di teknik, sekaligus orang  yang paling dekat, dan sangat berjasa karena mempertemukanku pada si pemilik transformer. Eki kalau bawa motor meskipun tidak terburu-buru dia akan terus menggas dengan kecepatan tinggi sampai kau melihat kendaran dan pemandangan disekitarmu bak cahaya tipis-tipis yang meleset begitu cepat, subhanallah sekali) dan akmal (si lelaki pemalu yang selalu berkeringat tapi baiknya luar biasa dan kurang ajarnya luar biasa padaku. Mulai dekat saat sekelompok disemester 2 itupun sama eki juga, pernah bersekongkol sama eki dan anggota kelompokku yang lain saat kerja kelompoknya di rumahku- tapi kerja kelmpoknya memang di rumahku terus- dalam misi menyembunyikan kasus kursi meja hias yang dipatahkan oleh salah satu darimereka dan diam-diam membuangnya di rumah kosong yang ada dibelakang rumah saat aku sudah tertidur lelap kejadian itu terjadi di semester dua dan mereka baru mengakuinya disemester 6 ckckc warbiasah .ah yah kembali ke si akmal, dulu sama saya pendiam,pemalu, tunduk terus kalau bicara, sekarang kalau dia jengkel suka panggil saya kucing, eh kurangajar, namun cewek-cewek lain di kelas masih suka sungkan padanya, mereka masih diperlakukan akmal seperti aku mengenalnya pertama kali, kenapa dia peringkat kedua dari segi pembalap? Kalau dibonceng sama dia , dia masih terus menggas motornya sampai jarak satu jari kelingking dari mobil didepan kami ) dan kenapa si pemilik transformer ini yang ketiga ? karena masih bisa kukendalikan dan akan kupukul dari belakang jika dia balap dengan membabi buta, lambung sana sini dengan gaya zigzag-zigzag dan dia akan menurut, beda sama si dua orang sebelumnya, meskipun ku pukul kepalanya, mereka tidak akan mengindahkan teriakanku.

Kami tidak langsung pulang, kami singgah isi perut, padahal kalau diingat-ingat aku sedang amandel sampai sempat demam beberapa hari dan tadi siang kudapati diriku sendiri sudah bisa memakan nasi dan ayam serta minum minuman dingin yang ada es krimnya. Aku lupa rasa sakit yang membuatku tak bisa menelan. Tapi kenapa tadi jadi bisa? Kuhabiskan pula. Sepertinya ini fenomena langka yang terjadi akibat rasa lapar yang sudah diluar kendali, dan tidak pernah makan enak lagi selama beberapa hari. Yah yah bisa saja begitu, kan? Lalu kami pulang, ke rumahku, si pemilik transformer singgah sebentar menenangkan diri akibat masalah krisis moneternya, sambil internetan sampai tanteku datang membawa makan lalu mereka menggosip, bercerita tentang perjalanan panjangnya tanteku dari malili sampai di kendari lewat jalan –jalan dan daerah-daerah yang cuman mereka berdua yang tau, membicarakan pabrik ini itu, jalan rusak yang disana dan disitu sampai ke pembahasan rumah kost sampai sit ante tidak sadar sudah lama sekali mereka membicarakan ini itu hingga akhirnya anaknya menjemputnya, mungkin takut mamanya kenapa-kenapa di jalan yang harusnya sudah sampai rumah karena rumahnya cuman berjarak sekitar 3 rumah dibelakang rumahku. Barulah mereka berhenti bercakap. Setelah itu si pemilik transformerpun ikut pamit mau pergi mencari uang untuk menafkahiku kelak *eh. (kenyataannya buat biaya penilitian) -_-

Malamnya aku diajak temani ia kerja laporan, setelah cari kafe yang tepat sana sini di malam minggu yang sangat ramai, akhirnya kami terjebak di depan rawa-rawa. jangan salahpaham, disitu ada ruko, lebih tepatnya café kecil, pintunya dibelakang bangunan, berhadapan sama rawa-rawa kami naik di lantai dua. Banyak bapak-bapak yang ketawanya menggelegar, kami duduk saja, dia bilang panggil Wandhy karena kebetulan dia ada di kendari,biar ada temanku bicara selagi dia sibuk kerja, waktu saya hubungi wandhy, tak lama kemudian wandhy dan Rama datang, ini pertama kalinya si pemilik transformer dan dua orang itu bertemu. Dan yang tadinya siapa yang menyuruh siapa buat panggil teman supaya ada teman ngobrol kini berbelok arah, aku yang diam dan mereka yang jadi ngobrol terus sampai si mas-mas cafenya datang kedua kali di tempat kami duduk, yang pertama bersihkan meja bekas si bapak2 yang ketawanya menggelegar seisi ruangan yang sudah pulang dari berjam-jam yang lalu, yang kedua si mas datang lagi membawa kain pel, duh masnya sungkan begitu langsung bilang saja kalau sudah mau tutup dari tadi juga sudah kudengar suara cucui piring dari bawah dan aku sudah kode pada mereka yang masih asik cerita namun aku terabaikan. Saat itu barulah para pria itu peka lalu bertanya “sudah mau tutup mas?” si mas dengan senyum manisnya mengangguk. Barulah kami beranjak turun dan pintu kafenya memang sudah tutup hahah, si mbak-mbak kasirnya pun sudah terlihat lelah menunggu penghuni terakhir ini.


Kami pulang berlainan arah, dan tadinya si pemboncengku itu bilang kalau terlalu dini buat kita untuk pulang, namun ketemunya kami dengan ajudan kakaknya yang mengharuskan kami untuk singgah sampai dia langsung lompat dari motornya karena kesenangan melihat si pria itu yang sedang memesan martabak, dan aku langsung ditinggalnya diatas motor sampai hampir jatuh, mereka seperti tak bertemu belasan tahun lamanya padahal satu rumah -_- dan alangkah bahagianya ia saat pria itu mengajaknya main PES. Oh meen. Dia langsung menghampiriku dan mengguncang-guncangkan bahuku sambil bilang “main pes nah main pes nah?” dasar laki-laki. Belum aku iyakan dia sudah membawaku pulang. Sepanjang jalan aku dipuji-puji karena aku tidak melarangnya kali ini , yang langsung kubalas ku larang atau tidak pun dia akan tetap pergi. Kannn? Sampai sekarangpun dia belum ada kabar lagi, mungkin kepalanya sudah masuk ke dalam layar TV . hei, kemana yah orang yang tadi, yang bilang terlalu dini buat kita untuk pulang ?. aku dipulangkan -_- dbiarkan dengan tulisan-tulisan ini yang mendingin karena waktu, sampai angka 01 dan angka 17 diantarakan oleh sebuah titik menemaniku dipergantian hari ini, yah, aku pulang, dengan membuka pembungkus dua obat penghilang rasa sakit yang harus kutelan pahit-pahit. Sepahit ditinggalkan karena PES dibumbui dengan 'masih' tidak adanya kabar, apakah sekarang dia sudah ditelan TV hidup-hidup ? -,- 

Senin, 24 April 2017

Tuan Andrea

Kau tau hari ini Tuan Andrea ? buku Anda membawaku kepada Anda (lagi) di rak bagian sudut. Padahal sudah berapa kali aku pulang balik disekitar situ namun nanti untuk yang kesekian kalinya aku lewat baru mataku tak sengaja membaca nama Anda dibagian atas dari sampul novel itu. Betapa aku penasaran, rasanya sudah lama sekali kita tidak berjumpa dalam dunia fiksi lebih tepatnya kau yang menulisnya dan aku penikmatnya, walau sampai hari inipun keinginanku masih sama seperti dulu, ingin bertemu dengan Anda, meski entah apa yang aku mau selanjutnya setelah bertemu dengan Anda, mungkinkah aku langsung minta foto, atau tanda tangan dinovel Anda atau bisa saja aku lupa membawa novel Anda karena kita tak sengaja bertemu jadi kira-kira aku akan mempersilahkan Anda tanda tangan di lengan bajuku, mudah-mudahan Anda selalu membawa spidol permanent. Atau mungkin saja aku akan meminta Anda untuk kuliah beberapa jam untukku, untuk diajari bagaimana bisa seorang Andrea merubah mindset orang banyak lewat novelnya. Oh ayolah aku benar-benar ingin bertemu dengan Anda. Jadi kapan bisanya? -_- ah yah novel Anda  yang kubelli hari ini, diawal cerita sudah bisa buatku tertawa lalu ingin menangis. Baru dua bab kubaca sudah membuatku bisa ceritakan banyak pada kekasihku yang bila kujeda sedikit dia akan cepat-cepat bilang dengan rasa penasarannya ‘terus? Teruss?’ padahal sudah kubilang baru sampai disitu aku membacanya tapi dia tetap bilang ‘teruss.teruss?’ antara mau jadi tukang parkir atau memang ingin mendengarkan lebih banyak -_-

Dan sepertinya yang menjadi pusat perhatian Anda masih sama, sampai halaman ketiga ada nama yang membuatku mengerutkan dahi ‘Untuk A ling’ apakah jika kita bertemu kau bisa menceritakan A Ling ? dimana dia sekarang? Sampai membuat Anda masih konsisten padanya. Ada banyak tanda tanya Tuan Andrea, aku sulit tidur malam ini, karena penasaran, sama seperti Enong yang hilir mudik di beranda rumahnya menunggu Zamzani, ayahnya, Kembali dari Tanjong Pandan, karena pikirannya tak dapat lepas dari kamus Bahasa Inggris satu miliar kata. Dan seperti Enong yang matanya merah paginya karena tidak bisa tidur disebabkan oleh terus menerus membayangkan kamus itu.
Aku memikirkan, kapan kita bertemu?  

Tak lupa yang membuatku lebih yakin memilih buku Anda selain karena Anda penulisnya adalah karena beberapa deretan kata di sinopsisnya yang beberapa kata terakhir harus kupecahkan sendiri karena terhalang oleh stiker harga sampai membuatku meneliti seluruh novel yang sama dirak itu untuk menemukan kata-kata selanjutnya kali saja ada yang tidak tertutup stiker harga, namun semuanya tertutup pada kata-kata yang sama sampai akhirnya karena gemes dan kesal, aku mendorong-dorong plastik bukunya ke bawa karena tidak mungkin untuk mencabut stiker harganya dan dengan susah payah mengintip dibalik plastik, sesekali aku menyenternya dengan senter HP kali saja stiker harganya tembus pandang tapi tidak -_- dan akhirnya dengan mantap aku membelinya.


Jadi dalam synopsis itu, kata-kata yang membuatku sampai hampir ingin merobek plastik novel Anda adalah “Cemburu adalah perahu Nabi Nuh yang tergenang di dalam hati yang karam. Lalu, naiklah ke geladak perahu itu, binatang yang berpasang-pasangan perasaan tak berdaya ingin mengalahkan, rencana jahat-penyesalan, kesedihan-gengsi….” Kata lelaki itu. 

Jumat, 21 April 2017

Satu Untuk Semua, Semua Untuk Satu - 014

Pernahkah kau merasa hampir gak makan nasi seharian? Sampai lupa rasanya lapar yang berujung pada sakit lambung tengah malam begini, dikerumuni lembaran kertas yang banyak cakaran-cakaran pulpen dosen serta pikiran yang melayang-layang pada tugas buat besok yang belum ada tanda-tanda buat dinyontekin. Beneran gak ada yang mau kerja? Mudah-mudahan benar gak ada, berhubung kertas yang mau dipake buat tulis tugas juga sudah habis jadi semoga empat puluhan orang ini benar-benar gak ada yang niat kerja :p tidur aja tidur….

Hhh….jadi mahasiswa emang gak enak kalau salah jurusan, yang gak salah jurusanpun masih sering merasa gak enak apalagi yang salahnya sudah fatal. Seperti manusia yang satu ini bukannya niat kerja tugas malah putar arah buat ngisi blog. Because it’s fun. Really. I have to visit my world sometimes.

Jadi anak teknik gag enak (kuliahnya). Kompaknya OK, senioritasnya OK, ruangan berAC nya OK, lagu kebangsaannya OK, gedungnya..lumayan OK (meski pertama kali liat gedungnya sempat nanya ‘ini gereja?’ soalnya atapnya runcing-runcing) -_- namun semua perubahan drastis dari diriku bermula dari tempat ini.

“eh de, besok-besok kalau datang pakaiannya hitam-hitam. Baju ganti warna hitam,celana juga hitam, sepatu juga” ih ampun ini senior menjengkelkan (umpatku dalam hati kala itu) pertama kali masuk mengurus ke fakultas. Dan teguran-teguran selanjutnya mulai berdatangan ‘eh de, bajumu kesempitan, ganti besok, eh rambutmu pirang? Berani-beraninya pirang di kampus’ apa sih padahal rambutku juga sudah pirang dari kecil. Benar-benar batin tersiksa sekali waktu itu, kayak orang yang hak bicaranya diambil. Buat bergerak pun terasa terbatas, buat jalan di area kampuspun mesti punya mental kuat, kalau bukan ditegur pasti diteriaki. Kalau cowok-cowoknya bakalan diteriaki ‘woi botak botaak’ karena semua kepala maba yang cowo harus gundul pacul cul. Malu, takut, jengkel, penat, tiap hari cuman kepikiran Ya Allah kapan pulangnya? Padahal baru juga sampai kampus -_- dan sebagai cewek pasti merasa sangat mencolok tak lain karena jumlahnya sedikit, cuman 10 orang dari 40an laki-laki kala itu. Sekarang sudah banyak yang minggat karena sadar bukan jurusan yang benar-benar jiwa mereka , lah saya? Mencoba bertahan untuk beberapa kali sampai akhirnya betah dengan rasa penyesalan sedikit (dulu banyak) .

Aku adalah alumni SMANSA di Kolaka, kota kecil dibagian Sulawesi Tenggara. Yang dari kecil bercita-cita jadi dokter (sepertinya anak-anak pada umumnya memiliki cita-cita yang sama denganku) beranjak beranjak beranjak kemudian mau jadi penulis karena terinspirasi dari novelnya laskar pelangi, tapi sebelum itu memang sering menulis dan buat puisi, lalu kuputuskan kalau masuk kuliah aku akan ambil jurusan sastra, beranjak lagi, karena aku sangat menyukai bahasa Ingris cita-citaku adalah masuk HI di UGM. Kampus yang saya idam-idamkan dari kecil. Beranjak lagi sempat ingin jadi penyiar berita atau wartawan karena dulu sempat menduduki jabatan sebagai ketua ekskul journalist (hahah bangga ._.) namun disamping itu aku gemar mempelajari ilmu psikolog gara-gara papi sering membelikan buku tentang filsafat dan semacamnya nah dari situ lagi cita-citaku berubah menjadi psikolog sampai niat sekali mau ditempatkan di rumah sakit jiwa -_- dan berubah lagi menjadi photographer sampai ngotot dibelikan kamera, Alhamdulillah dapat dan tiap sore kerjaku cuman hunting terus sampai kuliah kameraku sempat hilang, waktu itu kasusnya sempat heboh yang tak bisa kuceritakan. Pokoknya rasanya seperti separuh jiwaku tenggelam dan akhirnya dekat-dekat mau kuliah setelah berunding dengan papi fiks lah aku memilih arsitek, kenapa? Aku suka menggambar, tapi sayangnya gak suka menggambar pake mistar, aku suka sesuatu yang bebas gak pake dibatas-batasi sama mistar. Selain arsitek aku tetap pilih HI dan psikolog semuanya di UGM, hebat bukan? Itu lewat jalur SNMPTN tapi sayang tidak lulus. Kata mami sih terlalu sok mau ambil yang jauh-jauh, dan kayaknya doa dari dia karena tidak mau jauh-jauh dariku. Akhirnya saran beliau adalah pilih kampus local saja, minimal di Kendari lah -_- waktu itu sempat nangis karena tidak lulus, biasalah anak SMA yang jiwanya masih rapuh dan karena jiwaku masih lemah lembut pendiam pemalu tertutup dan manja, akhirnya semuanya terasa dramatis. Masuklah aku di JILC buat bimbel buat tes SBMPTN selama dua bulan dan sempat kost selama itu bersama tiga orang teman yang satu SMA dan Alhamdulillah lewat tes itu akhrnya lulus. Dii….? TEKNIK SIPIL. Padahal waktu itu sama sekali gak tau kondisinya teknik itu bagaimana terlebih lagi di teknik sipil. Yang aku tau saat itu bahwa di teknik : KULIAHNYA SANTAI, DOSENNYA JARANG MASUK, BANYAK LIBURNYA, JARANG TUGASNYA. Dan semua itu adalah perkataan sepupuhku yang kuliah di ekonomi, bulan ini mau wisuda, doakan. Amin. Meskipun perkataannya tidak akan pernah aku lupakan, benar-benar brengsek. Betapa aku kegiarangan dengar penjelasannya kala itu, sebagaimana yang aku inginkan adalah jurusan yang santai meskipun aku tidak yakin juga ada yang bisa sangat santai seperti kuliah terasa bermain karena aku bisa berbagi dengan hobbyku tapi paling tidak lebih sedikit santailah. Dan setelah dia bilang teknik seperti itu, akupun langsung tembak teknik sipil, pilihan kedua lupa, yang pasti ketiga adalah kehutanan -_- sebenarnya waktu itu mau ambil pertanian biar sama dengan orangtua tapi kenapa langsung kehutanan yah? -_-

Anndd..BINGO. semester pertama sudah dihadapkan sama praktikum dan laporan yang subhanallah tebalnya menyaingi buku-bukunya anak kedok yang tebalnya bisa sampai satu jengkal. Dosennya tdak pernah tidak masuk, meskipun tidak sempat hadir pasti ada dosen pengganti, liburnya cuman beberapa hari menjelang lebaran atau libur semester. Itupun masuknya terbilang cepat dibanding fakultas-fakultas lain, dan akan dibumbui dengan tugas-tugas kecil dari tiap mata kuliah, belum tekanan dari laporan, tugas, dosen killer, senior-senior dan sama teman-teman kelompok yang semuanya selalu cowok kecuali aku -_- .sampai beberapa kali tumbang dan tadinya badan sempat berisi akhirnya turun drastis. Baik kaan sepupuhku yang menipuku ini? :’) dan hal seperti it uterus kulewati tiap semester sampai sekarang :’) namun dilain sisi, hikmahnya adalah, aku bisa lebih terbuka, bisa sedikit gila, mau berkumpul, lebih tau kebersamaan di dalam teknik itu benar-benar terasa. kata ‘satu untuk semua semua untuk satu’ benar-benar tertanam baik-baik dalam diri kami. Aku belum mendapatkan keegoisan dari siapapun di dalamnya, baik dalam masalah apapun, termasuk saat kuliah atau midnya atau finalnya. Satu untuk semua semua untuk satu terus berlaku, sampai satu piring berbanyak, satu gelas berbanyak, makan sering diatas daun pisang dan duduk bersila dilantai bersama-sama, rasa kekeluargaanpun kian terasa nikmatnya. Paling tidak karena jauh dari keluarga kami bisa saling memiliki satu sama lain disini. And finally..aku bukanlah sosok yang manja lagi,  terlalu banyak pelajaran yang kudapat bersama mereka, terlebih lagi dari tidak ada perbedaan antara kami, kalau dulu aku akan gengsi keluar rumah kalau tidak pakaian bagus-bagus sekarang dengan baju kaos hitam dan celana jeans sama sepatu kets pun sudah benar-benar nyaman kugunakan. Tak ada perbedaan sama sekali benar-benar tidak ada, semuanya terlihat sama, pakaian tak mesti waw, bergaulnya pun sama siapapun tak peduli dengan status, golongan, suku, agama, aku baru benar-benar merasakan punya keluarga yang sangat dekat dalam jumlah banyak, sekitar empat puluh orang yang di dalamnya kebanyakan orang gila. Kita adalah sampul yang diikat mati. Yang sarapan dengan kengkreng, makan siang dengan materi, makan malam dengan laporan.  Terimakasih angkatan 014. Nice to meet you. Tidak sabar mau dipisahkan sama toga :* especially kepada sepuluh, panggilan buat kami para cewek yang jumlahnya cuman sepuluh, yang sering dijadikan ketua kelompok yang selalu berubah galak drastis menghadapi cowok-cowok yang membandel tiap kerja dan asistensi laporan, sangaat berterimakasih, karena hingga sekarang tidak ada yang keluar, masih ingat ada yang bilang waktu LDK kalau kita adalah angkatan yang cewenya masih utuh dari semester pertama dan lengkap datang waktu LDK. Im proud of you gaes, terimakasih sudah banyak sama-sama membimbing, dan secara tidak langsung jadi bagian dari perubahan si gadis lemah lembut ini menjadi lebih bisa galak dan kadang jadi ikutan gila.sampai jumpa dengan kebaya dan gelar ST nya J


Dan terimakasih kepada yang masih mempertahankan gondrongnya. plis, sering-sering nyampo dan pake sisir :D

Selasa, 04 April 2017

Jika Kau Datang

Jika saja waktu itu kau datang
Mungkin aku takkan beku
Kunikmati gigil yang kau rangkaikan dengan derasnya hujan malam itu
Mungkin senja usai bertanya
Kemana kau?
Lalu kau memanggil arah yang salah
Kau disini, bukan disana
Jadi janganlah beranjak sampai aku tersadar
Bahwa kau bukanlah imaji yang kupegang selama ini
 Tapi harapan yang usai kegapai
Kenayataan yang takkan menepi lagi
Seluas ruang yang kau buka untuk pertama kali
Bersama langit-langit rumah yang kini kau impikan untuk nanti


-Andhy Ilga Nur Aisyah-


Maka Tinggalkan Jejakmu

Dan ada kalanya kau harus mengikuti jejak yang kau temukan meski membawa tanda tanya besar, karena kau tak akan berhenti jika mau menemukan jawaban yang masih tinggal diujung sana. Menunggumu meski jauh.

Pernah sekali-kali kau menghilang akibat ulahku, karena kutepikan, pernah juga kau tak kulihat karena kuhindari, pernah kau bungkam karena kuteriak, menegaskan sesuatu yang selalu kuat kau pertahankan yang tidak pernah masuk akal untukku. Dan kau tidak diam, bergerak sesuka hatimu, mengejar sekuatmu, mencari semaumu, sampai kau genggam kembali, sampai kau tarik kembali dan kau ikat lagi. Aku bahkan bertanya-tanya manusia macam apa yang dimunculkan Tuhan dihidupku kali ini, manusia dengan segala argumentasi yang salah bagiku, yah, bersamamu salah waktu itu,kau menyelamatkanku saat aku ingin tenggelam, kau membuatku berdiri saat aku ingin jatuh, kau meyakiniku saat aku tak ingin yakin. Membawaku melewat jalan duri-duri yang sesekali merobek bagian dari diriku saat aku ingin melewati setapak yang aman, membuatku harus menunggu dibalik dinding tebal saat aku ingin pergi , memaksaku untuk tetap tinggal dengan segala tanda Tanya saat aku ingin bebas mengarungi dunia denganmu. Dan aku kalah. jadi terus tinggalkan jejak karena aku harus tetap mengikutimu, dan tidak mau berhenti sampai kau membayar hal gila yang kualami akibatmu dengan membawaku kepada kejutan diujung sana.


 karena dengan tetap mengikutimu aku akan selalu merasa kau ada, aku tidak akan lari ke belakang atau melangkah lebih depan darimu , langkahku tetap sama sampai kau berhenti karena telah sampai membawaku pada ujung itu lalu jejakku akan tertinggal bersama jejakmu saat kedua kaki kita telah sejajar  menghadap harapan yang telah kau jawab sepenuhnya. 

Selasa, 21 Maret 2017

Candu..

Aku menemukan tulisan-tulisanku  yang telah usang, dimakan waktu. Aku lelah mengabaikan tapi tak ada jalan untuk melanjutkan.  Entah takut tak sama atau sudah kehabisan kata-kata. Aku mulai ditarik oleh yang namanya realistis,hampir penuh. Kalau aku bisa melihat diriku sendiri melayang mungkin memang itu aku, tanpa arah tak menyentuh apa-apa, tak bersandar, seperti gas, kemana-mana, ke kanan, kiri, atas, bawah, depan, belakang,  sampai habis ditelan waktu.

Sepertinya jalan setapakku penuh tanah dan bebatuan, mereka sengaja menutupi agar aku tidak bisa lewat, mereka marah kah karena tak pernah lagi kudaratkan kakiku pada dingin-panas jalannya ? bunga-bunganya layu meski itu hujan, daun-daunnya kering tak bosan jatuh.

Aku ingin terus berkhayal dengan pikiran kosong ini. karena candu dibuatnya. 

08 Agustus 2016 : Tuan yang di Miangas


Pulau yang jauh, sangat jauh kau bilang itu pulau terluar dari Indonesia. Apa yang kau pikirkan sampai begitu senang saat memutuskan untuk ditempatkan disana? Tidak ada jaringan lalu bagaimana dengan adat istiadat disana? Makanan? Ah tentu saja kau menyukai semua itu, kau yang memang selalu butuh yang namanya pengalaman, pengalaman selalu nomor satu di prinsipmu. Atau apakah begitu caramu melupakanku selama ini? Tuan aku akan mengatakan sedikit kalimat yang tak bisa kukatakan padamu. Kali ini benar-benar tidak bisa. Kau memblock semua sosmed dan nomorku kau benar-benar jahat. Aku bahkan tidak tau kapan kita bisa bertemu lagi mungkin dua tahun atau tiga tahun lagi ataukah tidak selamanya. Setelah hari pertemuan kita yang terakhir waktu itu aku belum sempat mengucapkan terimakasih dan maaf. Terimakasih karena kau sudah mau bela-bela datang ke daerah rantauanku, meski itu hanya sehari dan bahkan kita bertemupun hanya 2 jam saja kau bela-bela mencari rumahku saat hujan-hujan, kau bela-bela memolorkan waktu pergimu untuk lebih lama mengobrol denganku. Kalau perasaanku masih sama aku pasti akan sangat senang kau melakukan itu.kau benar-benar melakukan apa yang seharusnya kau lakukan dulu saat kita masih sama-sama. Kini aku percaya kamu sudah berubah. Kau bahkan lebih terbuka padaku kau lebih bawel dan masih tetap terlalu jujur. Mungkin kalau perasaanku masih sama saat kau jujur tentang banyaknya junior2 yang mengejarmu aku pasti akan sangat marah atau mungkin bisa sangat senang saat kau katakana kau tidak akan membalas pesan-pesan mereka lagi dan kau akan cuek ke mereka asal aku tetap bersamamu. Aku sangat berterimakasih kau mau berubah setidaknya inginku terkabulkan meskipun itu sudah sangat terlambat. Dan maaf karena menolakmu lagi, aku sangat minta maaf apabila kau pikir aku tidak menghargai perjuanganmu. Bukan. Aku sangat menghargai aku bahkan tidak bisa mengungkapkan apa-apa lagi saat kau lakukan semua demi bertemu denganku hanya untuk pamit ke Miangas, kau memperingatiku tidak ada jaringan disana supaya aku bisa memaklumi dan tidak khawatir saat kau tidak mengabariku, meskipun aku tidak minta itu tapi kau sangat percaya diri dan sangat yakin kalau perasaanku masih sama. Kau bahkan sempat meminta kejelasanku yang tidak kujawab saat itu karena kau tau? Betapa aku sangat bingung harus katakana apa padamu,aku tidak mungkin menyakitimu saat itu juga saat kau sudah berjuang sejauh itu. Maafkan aku, Tuan. Aku bahkan merasa salah tapi jelas-jelas kedatanganmu yang salah, sudah kubilang aku yang akan datang menghampirimu agar aku tidak perlu merasa bersalah kenapa harus kau yang menghampiriku? Kau sakit bukan? Kau pasti mengatakanku terlalu jahat, kau pikir aku tidak merasa kalau diriku jahat? Tapi aku tidak punya pilihan lain selain mengatakan yang sebenarnya padamu. Aku tidak pernah mau kau terluka oleh kebohonganku. Kau pantas bahagia hanya bukan denganku, setidaknya kau sudah berubah. Maaf karena sering memaksamu untuk mencari yang lebih dariku yang selalu kau tolak mentah-mentah dan memarahiku jika aku memintamu seperti itu lagi, sudah kukatakan aku tidak pantas bagimu aku mungkin hanya datang dihidupmu sebagai pembelajaran saja kaupun begitu. Hh…kau tau yang membuatku kuat selama ini? ikhlas. Kau juga harus ikhlas tidak semuanya hal yang kita inginkan bisa kita miliki selamanya. Setiap orang bahkan setiap hal yang diciptakan akan punya masanya sendiri. tapi kau harus tau, aku terus menyelipkan namamu dalam doaku, kau jangan lupa ibadah, kau tak perlu harus terlalu sibuk lagi bukan? Kau harus benar-benar serius kali ini menjalani hidupmu, jangan pikirkan aku lagi. Kau tak perlu repot-repot lagi. Sudah dari awal aku yang bertugas tau tentangmu, biarkan aku yang melakukannya, kau masih akan kupantau sampai kau benar-benar bisa mendapatkan penggantiku.
Selamat malam, Tuan yang di Miangas.

05 Jan 2016 : di desember

Sudah terlalu malam rasanya untukku tetap terjaga dengan hamburan tisu di kamarku, sudah terlalu malam untukku yang terserang flu karena musim pancaroba di awal bulan Desember ini. Aku sedikit kecewa kenapa musim hujan terlambat datang, aku menunggunya di setiap hari pada bulan November tapi langit menundanya. Saat aku ingin menikmati rintik-rintik itu aku malah terkapar disini, bersama pengap dan penat. Ah sambil mendengarkan akustiknya Adera melewatkanmu, tidak ada hal lain yang mampu mengingatkanku sekuat ini padamu kecuali mendengarkan lagu ini, mas, kau ingat ?ini sudah tahun kedua kita tidak bersama dan aku masih tidak mengerti kenapa kau masih muncul menghantuiku, sisa-sisa kenangan itu masih ada, dan aku belum mampu menghilangkan seluruhnya, andai kau ta.  aku sudah kesekian kalinya mencoba hubungan baru bersama beberapa orang disini, padahal aku jelas ingat dulu akulah yang sangat bertekad untuk tidak mendekati siapa-siapa setelah hubungan kita berakhir, akulah yang paling keras kepala untuk tetap mau menunggumu, kalau ini masih berlanjut aku mungkin semakin yakin padamu, dan ini sudah tahun kelima hubungan kita. Aku pasti akan tidak sabaran memberikanmu kado apa atau perayaan apa yang harus kita lakukan saat anniversary kita? Ah kenapa aku masih mengingatmu, kenapa dadaku masih sesak, kenapa aku masih suka membaca pesan singkatmu yang dulu-dulu ? padahal jelas-jelas jalan kita sudah beda aku juga tidak ingin jatuh ke dalam lubang yang sama lagi, aku tidak ingin menengok ke belakang lagi. Tapi kenapa ? tiap membaca tulisanku tentangmu aku selalu terbawa perasaan, kamu taulah gadis yang pernah jadi milikmu ini memang tukang baper, saat menulis inipun mataku mulai berkaca-kaca, aku tidak mengerti emosi macam apa ini. aku merasa oksigen di ruangan ini makin berkurang tiap detik. 
Ada sesuatu juga yang meluap-luap dikepalaku, inginku bilang tapi tidak mampu, meski itu dengan tulisan sekalipun, karena kau tau aku bukanlah orang yang pandai mengungkapkan sesuatu itu secara terang-terangan, tapi aku masih tidak mampu. Lalu kenapa kenangan denganmu tidak bisa kumatikan saja? Kenapa juga kau harus memutuskan untuk tidak memilih yang lain saja lalu kau hempaskan aku lagi biar aku yakin kau tidak lagi membutuhkanku biar aku bisa pergi tanpa kekhawatiranku tanpa serangan baper lagi . kenapa juga kau haruskan serahkan hidupmu pada kesibukan yang tidak kumengerti yang memakan habis waktumu bahkan mungkin perasaanmu. Dengan begini kau seakan-akan menempatkanku ditengah-tengah jembatan bingung mau ke ujung yang mana. Kau bisa jadi bahagiaku namun bisa jadi bahayaku.
Dan seandainya waktu itu kembali, aku mungkin bisa jadi terlalu bodoh untuk tetap menunggumu saja walau tau langkahmu sudah jauh dan dengan ketidaktahuanku itu . aku bisa saja jadi seperti membunuh diriku sendiri berharap pada sesuatu yang tidak akan lagi bisa ku gapai. Tapi rupanya aku terlalu lelah dan kau terlalu semangat berlari, saat aku berhenti kau datang kembali. Aku takut mengejar lagi, takut kau berlari makin jauh lagi dan walaupun dulu kita jalan beriringin,  kita tetap tak akan menyatu.


Haruskah Kita Menyalahkan Jarak ?

Selamat malam Tuan yang akhir-akhir ini hilang dari hari-hariku walau aku tau kamu pasti sibuk urus kegiatan kampusmu, aku tidak tau persis sesibuk apa kamu sekarang tapi aku rasa kamu sudah kelewatan sibuk, entah itu memang sebuah tuntutan atau kamu yang sengaja mencari kesibukan itu. Hh ..kira-kira sudah berapa lama kita tidak bertemu? Aku bahkan sudah lupa kapan terakhir kali kita bertemu ,mungkin itu sekitar dua tahun yang lalu , bahkan sekarang aku mulai lupa bagaimana wajahmu, kau pasti makin kurus sekarang dibuat kesibukanmu, pernah sekali aku mendengarmu sedang sakit, kau tau? Aku benar-benar tidak tenang bahkan sempat menangis tengah malam, untuk menghubungimu pun aku gengsi dan aku benar-benar bingung saat itu, tiba-tiba aku ingin selalu ada untukmu, tiba-tiba aku ingin terbang kesana lalu menyiapkanmu sarapan, makan siang, makan malam dan obat-obatan untuk kamu santap, tiba-tiba aku ingin menemanimu sampai kau sembuh , ada disampingmu kapanpun kamu butuh diambilkan sesuatu , ingin menyelimuti saat kau tidur, ingin menggenggam tanganmu biar kamu kuat, sungguh aku yang jauh ini hanya bisa apa selain mendoakanmu?
Apakah kita memang butuh jeda panjang? Aku menulis ini saat rindu ku singgah mungkin hanya sebentar tapi aku tidak ingin melewatkannya walau hanya sedetikpun itu. Aku tidak peduli rinduku salah atau tidak. Aku hanya sekedar ingin mengetahui kabarmu, kekhawatiranku masih utuh, belum berkurang, jadi, bolehkah aku mendapat sedikit perhatianmu?  aku sedang ingin bercakap-cakap denganmu ditengah-tengah kesibukan duniamu disela-sela waktu singkatmu, akan kujadikan itu sesuatu yang berharga tanpa kau harus taupun. Masih bolehkah aku mengingatkanmu beberapa hal yang berkaitan dengan kesehatanmu misalnya, agar kekhawatiranku tidak parah. Atau bolehkah aku hanya sekedar berbasa-basi dengan menanyakan kepulanganmu yang tidak pernah pasti itu? Atau bolehkah aku berharap kalau kita bisa bertemu lagi? .
Hh…aku tidak mengerti jalan apa yang kita ambil, apakah memang sudah tepat? Aku yakin dan percaya kau masih ingin kembali, tapi sesuatu diotakku menolakmu, namun hatiku tak bisa berhenti bicara jika akupun masih menginginkanmu.  Haruskah kita salahkan keadaan yang ada? Atau yang pernah ada? Tapi rasanya sudah malas sekali menyalahkan apapun, toh merekapun ikut bisu . atau…haruskah aku marah saja pada jarak? Kenapa dia selalu jadi menyakitkan sekarang? Apakah kau bisa jawab tanyaku? Ataukah kesibukanmu sudah menarikmu jauh-jauh dari tulisanku?
Andai kau tau, menunggumu tak pernah mudah, mematikan rasa inipun tak pernah mudah, kau perlahan-lahan menjauh lalu pergi hingga tak dapat kugapai, kau kembali membawa waktu yang tidak tepat hingga kau hilang lagi dibalik jarak itu, yang masih jadi penjahat diantara kita.

25 Feb 2015 : a Little Boy

Tadi pagi bangun jam 7 habis itu tidur lagi terus bangun lagi pas jam setengah 8. seperti biasanya Prilly masih molor -_- terus seperti biasanya lagi saya mandi diluan dan prilly masih tidur, selesai mandipun dia masih tidur -_- pas saya mau pakaian dia juga masih tidur. saya paksa bangun baru bangun itupun masih ogah-ogahan, kan...dia rese kalau lagi ngantuk. waktu Prilly mandi saya masuk dapur bingung mau bikin sarapan apa -_- gas habis, yaudah saya langsung ambil mie kaldu terus rebus pagi ini kita jadi anak kost yang sedang dilanda kemiskinan kronis dulu. habis sarapan alakadarnya kita lanjut siap-siap terus go to kampusssssss. seperti biasanya lagi kita nunggu angkot lumayan lama. di daerah rumahku memang angkotanya sangaaaat minim. terus angkot berhenti di kota, nanti naik angkot menuju kampus lagi. lumayan paling cepat setengah jam udah sampai, kalau gag beruntung yah bisa satu jam di perjalanan -_- sampai di kampuspun ternyata kita berdua jadi penghuni pertama :') gag terlalu lama menunggu anak-anak yang lain mulai berdatangan, ini hari kan kelas genap dan ganjil pisah, berhubug saya anak genap jadi kelas hari ini ada di lantai dua. anak genap yang lain juga mulai jalan ke lantai dua, sampai di kelas kita bikin apa coba? nonton stand by me - nya doraemon, tadinya saya ikut nonton tapi sudah bosan akhirnya kembali ke tempat duduk. waktu itu saya, jalem, onang, Prilly dan Sibi ngumpul sambil cerita-cerita, biasalah kalau cewek berkumpul sudah kodratnya untuk ngoceh sana-sini. waktu itu Sibi nyuruh saya hubungin nomornya, yaudah saya lakuin tau-taunya dia mau pamer NSP nya yang lagunya Rasa ini indah - utopia, saya memang suka banget sama lagu itu, maklum soundtrack film kesukaanku sama Papi hahaha. habis itu saya berjanji akan sering-sering miscall Sibi :D terus..terus.. waktu itu Sibi keluar kelas prilly dan Onang juga ikut-ikutan, tinggal aku dan Jalem yang duduk-duduk kayak orang bego, karena Jalem mungkin udah gag tahan dengan suasana yang membosankan dia pun keluar, saya juga sebenarnya bosan tapi lebih malas untuk beranjak. yaudah saya mainin HP sampai bosan tidak lama kemudian Prilly mask sama Jalem, Jalem langsung tarik tangan saya disuruh keluar, duh, sampai diluar juga ada apa coba? saya cuman liat sekumpulan senior yang lagi duduk-duduk di depan pintu sama beberapa kumpulan orang berhitam putih duduk di koridor eh mereka teman-teman kelas saya, mungkin sedang bicarain futsal lagi. terus saya tana Jalem 'ada apa? kenapa? kenapa dipanggil kesini?" dan Jalempun menjawab "tidak, cuman suruh keluar saja daripada di dalam sumpek" ampun deh saya langsung balik lagi ke kelas habis itu ambil tas, saya mau pulang, dosen yang ditunggu-tunggu gag datang. waktu itupun Jurasicpark datang dan nyuruh tulis absen saja. setelah tulis absen dia malah hadang saya di depan pintu minta uang pulsa . okee ketingku sudah brutal sekarang, pokoknya gag boleh ada yang keluar sebelum dikasi uang pulsa katanya, jadi kita harus kumpul uang untuk beliin dia pulsa supaya bisa kasi info. sepertinya dia mulai mengancam. saya kasi uang dua ribu berdua sama Sibi, barulah bisa dibiarkan keluar. tadipun, masih jam 11, kalau diingat-ingat gas di rumah sudah habis, jadilah saya dan Prilly singgah belli prasmanan dlu, terus naik angkot ke kota lagi, pas naik angkot itu saya langsung cubit tangan Prilly soalnya yang duduk di depan saya ada anak kecil imuttttttt bangeeeetttt :( tanganku sudah gatal ingin mencubit, kalau angkotnya berhenti anak itu akan ngoceh bilang "mami mami kenapa ini?" maminya bilang "ada penumpang jadi berhenti dulu mobilnya" aaaa pokoknya imut banget , tangannya juga gag mau lepas dari pegangan ibunya, anak itu juga sampai ngantuk matanya perlahan-lahan mulai sayup, pokoknya lucu, jadi ingat Agil waktu masih sekecil itu masih imut-imut dan masih sangat tenang, sekarang nakalnya sudah tidak bisa ditolerir . Terus Prilly bisik-bisik "liat Helmnya, ada tulisan tekniknya" iyah, helm yang dibawa ibu anak itu ada stiker tekniknya. begini yah, tiap kita jalan sampai naik angkot sekalipun pasti kita selalu menemukan hal-hal yang berbau teknik. -_- kembali ke pembahasan utama, pokoknya  rasanya tidak ingin turun :( pas turun dari angkotpun ingin banget cubit anak itu sampe merah sampai dia nangis sekalipun yang penting rasa gemes ku terbayar dengan puas :( goodbye, a little boy :')

13 July 2015 : I Remember What I Cn't Tell You

Hai....sudah hampir setahun atau mungkin lebih dari setahun kita tidak bertemu? Sepertinya kau belum tersingkirkan dari peringkat pertama orang yang terlalu banyak memberiku pelajaran. Sebenarnya aku tidak ingin menyinggung ini lagi, tapi izinkan aku untuk terakhir kalinya disini, sebenarnya aku juga benci membuatmu merasa bersalah karena aku yakin kau sudah menyesali ini sejak lama tapi aku janji ini akan segera berakhir tanpa ada singgungan tentang ini lagi, aku hanya ingin mengingat yang mungkin untuk terakhir kalinya dan ada hal yang masih banyak harus kau ketahui yang seharusnya kau baca di diaryku tapi rasanya kita tidak punya kesempatan untuk bertemu lalu memberikanmu,sebelum terlalu lama makanya aku ingin mengungkapkan ini sekarang.
4 Tahun yang lalu...
Kita hanya bertemu lewat media sosial, waktu itu habis MOS. Aku malah banyak akrab dengan senior-senior dan tanpa sengaja denganmu juga saat itu. Kita sempat chat-chat-an masalah IDM kau memberiku solusi ini itu tapi sayang saat itu kau ingin off sampai akhirnya aku minta nomormu karena masih banyak hal yang ingin kutanyakan, percayalah saat itu aku hanya sekedar ingin tahu tentang masalah IDM. Semuanya berlanjut di SMS kau membalas dengan cepat dan terus begitu hingga berjam-jam tanpa maksud apapun kita malah jadi keterusan sampai berhari-hari dan malah sampai membahas yang lain, aku ingat aku tidak pernah lepas dari HP ku selama 3 hari belakangan waktu itu, bahkan kita sempat ganggu-gangguan di Facebook (saat masih jamannya) hah... rasanya lucu kalau diingat kembali, ah yah waktu itu kebetulan bulan puasa jadi kita libur lalu aku pun jarang tidur dan bertahan sampai sahur hanya karena terus ngobrol denganmu, aku baru sadar ternyata kau yang mengajarkanku begadang sampai saat inipun itu sudah menjadi kebiasaanku. Kau ingat obrolan kita yang seru saat ada kapal tenggelam? Disitu ka beritahu kalau mamamu kebetulan kerja di wilayah pelabuhan makanya kau tau diluan padahal waktu itu aku kira kau belum tau apa-apa dan bermaksud ingin memberitahumu. Kita bahkan tidak tidur sampai pagi saat itu, aku ingat saat itu sedang bermalam di rumahnya nenekku dan aku masih duduk sendiri di ruang tengah, nenekku sampai menegurku dan memarahiku karena belum tidur, dan meskipun aku sudah masuk kamar aku masih diam-diam membalas pesanmu pokoknya sampai pagi. Hahaha benar kata orang saat-saat pedekate adalah saat-saat yang paling menyenangkan saat-saat dimana kau merasa semua hal jadi indah dan manis, saat-saat kau yang biasa jadi tidak biasa, saat-saat dimana kau bahkan tidak peduli apapun selain mengobrol dengannya. Hari terakhir masa-masa pendekatan kita selama 3 hari itu, sorenya kau menyatakan perasaanmu, ah tidak...kau bahkan langsung menyatakan cinta hahaha, waktu kau tak tahu betapa terguncang duniaku saking bahagianya, semenjak chat0chat bahkan mengobrol denganmu aku bahkan sudah merasa sangat nyaman dan tertarik padamu meskipun kita belum bertemu sama sekali, yah...waktu MOS kau tidak tampak bagiku aku bahkan baru sadar bahwa kau adalah seniorku setelah selesai MOS. Aku tidak berpikir bahwa ini terlalu cepat aku tidak sempat lagi mempertimbangkan kalau kau serius atau hanya bercanda dan aku hanya bisa menerimamu yang penting hatiku senang itu bahkan sudah membuatku jadi sangat yakin. Dan setelah aku terima kau langsung menelponku dan kita menelpon sampai tiba waktunya buka. Waktu itu kau sedang berada diluar kota liburan, apakah kita memang ditakdirkan untuk selalu berjarak jauh? Sampai sekarangpun seperti itu, kau masih tetap jauh. 
Ini saat pertama kalinya aku pacaran serius, sungguh aku sangat serius padamu, kau percaya bukan aku bahkan bertahan dan berjuang sejauh apa. Sebulan hubungan kita aku masih merasa semuanya baik-baik saja, saat masuk sekolah kita mulai bertemu walau hanya lewat tatapan dan senyum saja karena kau melarangku untuk memberitahu siapapun tentang hubungan ini tapi sayangnya sahabat-sahabatku pun sudah mengetahui, aku nyaman dengan keadaan seperti itu meski kau tak pernah menghampiriku atau ngobrol langsung denganku di sekolah. kita baru membicarakan banyak hal saat sampai di rumah, kau sms ataupun menelponku, kita akan menghabiskan malam dengan cerita banyak tentang pribadimu atau tentang pribadiku, wajarlah untuk pasangan baru yang baru ingin saling mengenal satu sama lain karena waktu pendekatan kita pun sangat singkat belum sempat kita saling tahu banyak  hal dan itu berlanjut sampai bulan-bulan selanjutnya, sampai tiba suatu waktu aku mengikuti LKS, aku terobsesi masuk OSIS setelah lulus dari SMP. Aku ingat sekali sore itu aku dan dua orang sahabatku terlambat dan aku lupa membawa segala perlengkepanku, untung saat itu dua sahabatku ikut menyembunyikan perlengkapannya agar bisa sama-sama dihukum denganku. Saat itu hujan deras dan banyak senior yang menghampiri kami, setelah dicaci maki ada beberapa senior yang terus melihat-lihatku seakan-akan tidak suka, saat kami disuruh jalan ada seorang senior yang meneriakiku dia bilang kalau aku adalah pacarmu, saat itu teman-temannya mendengar dan langsung meneriakiku, kau tau aku takut sekali, aku pernah dengar rumor jika kau pacaran sama senior maka teman-temanya akan mengganggumu. Aku khawatir, katamu hubungan kita tidak boleh ada yang tau tapi aku tidak yakin kalau sahabatku yang menyebarkan tentang hubungan kita lagipula itu sudah lumayan lama, mungkinkah kau yang memberitahu sendiri? Sampai sekarangpun hal itu masih menjadi pertanyaanku. Dan yang betul saja teman-temanmu sudah banyak yang tau aku malu sekali bahkan takut sekali . aku ingat malam sebelumnya kau bilang mau coklat aku bahkan bela-bela membelikanmu coklat dan sialnya besoknya malah senior lain yang dapat coklat itu di tasku dan mereka membagi-baginya, dan untungnya tidak ada senior yang macam-macam denganku entah itu karena kau yang peringati mereka atau mereka memang yang bermasa bodoh. Aku ingat hari terakhir saat itu saat menjelajah melwati sawah dan bendungan, saat itu kelompokku diberi jalan lain dan terpisah dari kelompok lain, bisa kulihat kau berjalan di depanku sama beberapa senior yang kutahu itu sahabat dekatmu dan saat ada penanjakan kau bahkan membantuku untuk naik, saat itu aku degdegan karena pertama kalinya kau mengenggam tanganku tapi seperti biasanya kita bisu tiap bertemu hanya senyum yang ada saat itu. Setelah hari itu aku tau kau ternyata sengaja menyuruh kelompokku untuk jalan ke jalur lain entah maksudnya apa aku masih belum mengerti tapi aku begitu senang. 
Dan hari-hari selanjutnya sambil menunggu tes akhir masuk OSIS aku dan dua orang sahabatku lebih sering ngumpul dan membicarakan senior-senior yang mereka suka. Dan tiba-tiba saja seseorang yang aku lupa itu lewat via sosmed atau via sms yang penting dia sempat bahas kalau aku pacaran denganmu hanya karena untuk bisa masuk OSIS, dia berpikir aku memanfaatmu sebagai jalan agar bisa masuk OSIS karena kau merupakan salah satu pengurus OSIS. Saat itu aku geram dan langsung memutuskan untuk tidak menunggu tes-tes atau apapun lagi yang berhubungan tentang OSIS, saat tes itu tibapun aku dan kedua sahabatku tidak hadir . keesokan harinya sahabatmu mendatangi kelasku dia bahkan memaksaku untuk tetap masuk OSIS, entah bagaimana caranya dengan tidak ikut tes aku bisa langsung masuk begitu saja? Yang ada aku makin dibully. Aku tetap pada pendirianku aku bahkan jadi membencimu. Akhirnya impianku hancur . kebencianku bukan hanya sampai saat itu, seseorang memberitahuku kalau ternyata selama ini kau sudah dekat dengan salah satu teman kelasmu, ini bahkan jadi pukulan bertubi-tubi untukku. Setelah mempertanyakan tentang hal ini kau langsung menelpon dan jadi marah, aku tidak menegrti kenapa jadi harus kau yang marah ? iya saat itu kita marahan berhari-hari tidak ada komunikasi sedikitpun aku juga mulai terlihat murung terus menerus begitu kata teman-temanku, sampai pada suatu senin saat selesai upacara dan mau mengeluarkan bukuku dari tas aku dikejutkan oleh sebungkus coklat lalu ada smsmu yang masuk, kau minta maaf. Kau berhasil membuatku semangat kembali setelah pulang sekolah kau menjelaskan semuanya dan meyakinkanku bahwa itu tidak betul. Kau tau saat itu aku makin menyayangimu dan mempercayaimu. 
Setelah ini mungkin kisahnya tidak berurut, aku lupa waktunya tapi kejadian-kejadian secara detailnya masih aku ingat jelas.
Kau ingat pertama kalinya aku datang ke rumahmu? Waktu itu pulang sekolah, kau sudah kelas tiga jadi jarang masuk sekolah, waktu itu aku sedang makan bakso dengan sahabtku dan yah seperti biasa kita tidak pernah lepas dari yang namanya smsan waktu aku bilang sedang di rumah makan kau juga mau kubelikan kebetulan rumah makan yang kudatangi tidak jauh dari rumahmu. Kok disini aku merasa aku yang jadi cowok yah? Itu kali pertama kau tunjukan jalan ke rumahmu untung gampang ketemu, kaupun keluar kalau tidak salah kau mengenakan baju coklat saat itu, lagi-lagi aku deg-degan entah kenapa tiap ketemu kamu aku selalu begitu. Dan yah kau hanya mengucapkan terimakasih lalu segera masuk ke dalam rumah. Tapi saat itu aku tidak sedih baru sekarang aku merasa ironis sekali sikapmu yang dulu, waktu itu sahabatku pun sempat mengoceh dia bilang kenapa perempuan yang harus membawakan laki-laki makanan, dunia sudah terbalik, katanya. Aku bahkan tidak tau harus berkata apa lagi, am I wrong? Saat itu aku tidak keberatan sama sekali kok.
Dan yah.....hubungan kita makin bertahan lama dan aku mulai sadar perlahan-lahan kau berubah, kau mulai cuek, sms pun hanya pagi dan malam, itupun hanya memberiku ucapan selamat pagi dan selamat tidur saat aku balas kaupun tidak membalasnya lagi. Aku bingung bagaimana mau membicarakan hal ini padamu kalau smsku saja tidak pernah kau balas. Dan pada suatu malam aku ingat aku sedang bimbang ingin menghubungimu karena aku juga takut mengganggumu soalnya sebentar lagi kamu mau ujian, tapi beruntungnya smsmu masuk membuatku senang bukan main, yah kau bertanya ‘besok mau dijemput?’ aku bahkan nyaris teriak aku ingat sekali rasanya waktu itu kayak mau melayang soalnya ini pertama kalinya kau bertanya seperti ini, tentu saja aku langsung bilang mau, walaupun baru sekrang aku sadar aku ingin itu bukanlah pertanyaan tapi jadi ajakan..seandainya, tapi yah apalah dayaku dulu yang terlanjur mencinta hal jelekpun aku baguskan. Aku bahkan dengan semangatnya tidur cepat agar bisa bangun pagi-pagi besok. Layaknya orang yang mau ketemu pacarnya aku bahkan berpenampilan semaksimal mungkin aku ingin terlihat lebih cantik dimatamu pagi itu. Aku menyuruhmu menungguku di depan lorong karena kalau sampai kau menjemputku di depan rumah, mami akan curiga , dia masih melarangku untuk pacaran. Sampai di depan lorong aku melihatmu diseberang jalan padahal sudah kubilang aku takutmenyebrang dan menyuruhmu menyebrang tapi tak kau lakukan kau tetap diseberang jalan sana dan aku berusaha menahan takutku untuk bisa menyebrang, setelah naik ke job motormu kau hanya bilang “sudah?” dan aku hanya mengangguk. Sepanjang jalan aku terus menghela nafas saking deg-degannya bahkan tidak ada yang berbibacara diantara kita, sampai di sekolahpun kau menurunkan tepat di depan pos penjaga sekolah yah memang sih karena dekat juga dengan kelasku. Aku hanya bilang “terimakasih” dan tanpa respon apapun kau langsung lanjut nyertir sampai ke tempat parkir. Kau tau? Hanya dengan perlakuanmu yang sangat sediki seperti itu mampu membuatku hampir pingsan karena deg-degan terus.
Kau ingat juga saat ujianmu tiba? Kau sms aku pagi-pagi, aku bahkan belum terlalu sadar dari tidurku kau minta bantuan untuk dicarian jawaban, aku bahkan langsung on internet dan mencari jawaban dari soal ujian yang kau kirim, aku terus membantumu sampai berhari-hari. Karena saking takutnya nanti tidak mendengar dering telponku tiap malam aku selalu tidur cepat dan memasang alarm subuh-subuh agar habis sholat subuh aku tidak tidur lagi dan hanya menunggu smsmu masuk. Aku benar-benar niat membantumu pernah ada beberapa soal yang setengah mati kucari jawabannya dan saat ku temukan kau bahkan baru bilang sudah selesai. Rasanya mengecewakan sekarang, tapi dulu tidak, dulu aku bersyukur sekali tiap apa yang kau lakukan bisa berhasil. Asal kau tau saja saat kau ujian praktek dilapangan, aku selalu melihatmu dari jendela kelas aku bahkan rela-rela tidak pernah keluar kelas hanya untuk bisa melihatmu dan tiap istirahat aku bahkan selalu sengaja pergi ke kelas temanku yang dekat dengan kelasmu agar bisa melihatmu dari dalam kelasnya aku suka memerhatikanmu diam-diam. Entah kenapa yg penting aku merasa nyaman saat melakukannya.
Kau tau kan sahabat laki-lakiku yang berinisial D, aku sangat dekat dengannya aku tau kau tau itu. Hari-hari berikutnya dialah yang sering mengantar jemputku tiap ke sekolah selagi kau mulai jarang masuk sekolah aku selalu curhat padanya tentangmu dari perubahanmu yang jadi sangat cuek dia bahkan menjadi penenangku saat aku mulai merasakan kecuekanmu semakin menjadi-jadi. Kapanpun aku butuhkan dia selalu ada sampai waktu jadwal membersihkan satu sekolahan waktu itu aku sempat mendiamimu karena sikapmu yang semakin tidak peduli , aku jadi ikutan tidak peduli tapi sorenya waktu itu kau menawarkan untuk mengantarku pulang aku tidak bisa bohong kalau aku senang sekali akhirnya aku iyakan, pas sudah ingin pulang aku mengabarimu lewat sms dan kau hanya bilang ‘tunggu’ bukan masalah tunggunya tapi semua teman-temanku sudah pulang hanya aku sendirian di kelas kau terus bilang tunggu hingga sampai mau maghrib kau belum kasi kabar lagi sampai D melihatku dan langsung mengajakku pulang, aku sudah bilang ingin menunggumu dan akhirnya D menemaniku menunggumu tapi sudah terlalu lama kami menunggu akhirnya aku jenuh dan memutuskan pulang bersamanya, aku segera sms kamu dan memberitahumu aku pulang dengan D dan kau hanya balas ‘ok’ sepanjang jalan D terus menghiburku dia bahkan menyuruhku untuk berfikir positif kalau mungkin kamu sedang sangat sibuk waktu itu. 
Kau ingat saat ulangtahunmu? Aku bahkan sudah menabung dari jauh hari agar bisa memberimu surprised, hari itu aku mengajak sahabatku untuk berjuang denganku mempersiapkan surprised, kami pergi memesan kue malamnya dan keesoka hari untungnya kau ada les sore jadi pas sore aku bela-bela ke skolah, aku menunggumu di suatu kelas dan menyuruhmu untuk datang awalnya aku ingin kau datang sendiri eh tau-taunya kau malah membawa teman-temanmu jujur aku sangat malu, saat kau masuk kelas aku langsung memberimu kue dan teman-temanku langsung menyanyikan lagu selamat ulangtahun pada umumnya :D ah yah aku juga tidak tau sebagian teman-temanku tiba-tiba hadir juga di sekolah waktu itu jadi aku minta bantuan mereka. Kau tersenyum lalu aku suruh make a wish kau melakukanya dengan cepat setelah itu Teman-temanmu langsung heboh lalu mengejarmu sampai mau menyirammu kuenya pun langsung habis seketika setengah dimakan setengahnya lagi dipake main lempar-lemparan paling tidak hal yang aku gelisahkan dari berhari-hari yang lalu sudah membuatku legah hari ini, meskipun sederhana yang penting lancar. Malamnya, aku on facbook aku liat kau mentag ku distatusmu, awalnya aku tersnyum membacanya tapi lama kelamaan membacanya ada kalimat yang langsung membuatku seperti dijatuhkan tiba-tiba setelah habis dibawa terbang jauh kau mengucapkan terimakasih dan disitu kau sebut aku sebagai temanmu padahal hubungan kita sudah tersebar sejak lama, saat itu juga sahabatmu komen kenapa aku harus dibilangi teman? Aku juga bertanya demikian tak kau rasa saja sakitnya waktu itu seperti apa aku bahkan sampai menangis aku tidak mengerti arti hubungan kita selama itu apa. TEMAN J
Dan ketika hari ulangtahunku, beberapa hari sebelumnya kita sempat keluar bareng saat itu aku sudah bilang berharap kau bisa datang dan kau bilang kau tidak bisa alasanmu kau mau keluar kota tadinya aku memaksa agar kau bisa datang tapi kau tetap bilang tidak bisa dan memohon agar aku mengerti. Saat hari H nya aku masih menganggap saat itu kau hanya bercanda pasti ingin memberiku surprised selang beberapa jam acaraku aku bahkan gelisah dan terus keluar memerhatikan tamu-tamu yang datang tapi tak kutemukan kau diantara mereka, sampai salah satu sahabtku yang tau sekali perasaanku saat itu menenangkanku, dan acarapun hampir berakhir, sudah banyak yang pulang dan aku masih menunggumu untuk hadir, kau bahkan tidak sms aku seharian. Dan tiba-tiba saja seorang temanku membisikku kalau diluar ada seseorang yang ingin ketemu denganku, aku langsung deg-degan lagi aku tersenyum senang dan langsung berlari keluar saat sampai depan pagar aku liat dua orang diatas motor yang langsung memadamkan semangatku, bukannya aku tidak mengharapkannya datang tapi yang datang bukan kamu. Itu temanmu dan D mereka berdua memang sudah akrab sejak lama. Temanmu memberikanku sebuah kado dan dia bilang itu darimu yang dititipkan padanya ternyata betul kau pergi, aku terlalu berharap. Akupun menyuruh mereka masuk dan kita mengobrol ini itu aku yakin D tau perasaanku saat itu tidak lama kemudian mereka pulang dan semuanya pulang. Aku mulai membuka kadomu lampu tidur warna biru. aku senang, bahkan sangat senang, aku langsung sms kamu bilang makasih dan bla bla yang aku lupa isinya dan balasan yang datang bukanlah balasan yang kuharapkan kau malah bilang untuk berterimakasih pada teman perempuanmu karena dia yang memilihkan kado itu bukan kamu. Kamu bahkan tidak tau kalau isinya adalah lampu tidur saat itu kau yang hanya tinggal membayarnya, kau tau betapa kecewanya aku? Ini bahkan sama saja bukan kado darimu tapi dari temanmu. Kau berhasil membuatku kecewa dihari ulangtahunku . UNTUK YANG PERTAMA KALINYA. Dan aku hanya bisa memendam itu semua, aku takut kita bertengkar, aku takut kita putus walaupun sebenarnya ternyata aku sudah terlalu banyak berjuang sendirian, hanya saat itu aku belum sadar.
Kau ingat juga saat hari valentine? Kita bahkan sepakat akan tukar kado, bukan mau mempercayainya sih tapi kita bilang untuk have fun saja ya kan? Aku benar-benar bingung mau memberimu apa selain coklat putih, aku ingat kau sangat suka coklat putih tapi aku pikir kalau cuman coklat ini tidak akan seru. Aku pun berpikir untuk membuatkanmu sarung tangan yang ada bordiran namamu dan namaku, saat itu kebetulan aku lagi sakit dan kuminta bantuan sahabatku untuk mencarikan tukang bordir agar bisa membordirkan sapu tangan yang baru kubelli. Merekapun membantuku, esoknya kupaksakan diri untuk ke sekolah agar bisa ketemu denganmu, sapu tangan dengan bordirannya aku masukkan ke dalam kodak kado berwarna hijau berbentuk love. Waktu itu aku ke lab bersama sahabat-sahabatku sekalian aku ingin memberikan guru idolaku sebungkus coklat dan waktu itu kau datang aku langsung memberimu coklat dan kau tampak kecewa mungkin kenapa hanya coklat, sedangkan kau jga begitu hanya memberiku coklat lalu tanpa sepata kata pun kau pergi, untung saat itu temanmu yang kau tinggalkan masih memakai sepatunya dan buru-buru kupanggil, aku memberikannya kotak kado untuk dia berikan padamu. Dan beberapa waktu yang lalu aku tau keberadaan kotak kado dan isinya ada sama teman perempuanmu, tidak pernah kau pegang. Entah apa alasanmu, itu membuatku merasa tidak dihargai, pernah aku sempat memintanya setelah hubungan kta berakhir tapi temanmu bilang sudah kau ambil kembali, aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu. 
Aku ingat waktu itu kita sempat putus tapi lupa karena apa, sehabis itu kita semakin dekat kau mulai berubah sedikit demi sedikit paling tidak mulai sering menghubungiku, waktu itu kau lagi di kota yang tidak usah kusebutkan nama kotanya, kau akan melanjutkan kuliahmu disana , saat itu kau sedang mengikuti bimbel. Kau menelponku siang-siang kita bercerita banyak ketawakan ini itu kau bahkan tidak cuek lagi, yah...sebenarnya kau bawel juga. Hampir berjam-jam terlewati sampai akhirnya kita saling diam saking tidak tau mau bicara apalagi, aku juga sudah lelah ketawa lalu tiba-tiba kau mulai ngomong lagi tapi apa yang kau bicarakan saat itu membuatku kembali merasa jatuh, mungkin saking kau menganggap aku sudah tidak marah lagi dan sudah kebal atas kesalahan-kesalahan yang kau perbuat akhirnya dengan gampangnya kau bilang kalau ternyata dulu kau bisa menembakku karena hanya sekedar menjalankan tantangan dari temanmu kalau kau harus dapatkan aku setelah itu aku mendengarmu ketawa diseberang sana tanpa peduli dengan perasaanku aku bahkan lebih baik tidak pernah tau hal ini aku bingung kenapa kau selalu saja menghempaskan tiba-tba begini setelah kau ajak terbang tinggi. Namun kau sempat bilang kalau saat ini kau juga mulai serius. Tanganku gemetaran saat itu saking ingin marahnya tapi tidak bisa, sampai akhirnya aku beralasan agar bisa mengakhiri telponan itu. Tanpa rasa bersalahpun kau menyetujuinya. Aku akan selalu ingat selain cuek kau adalah orang yang tidak peka yang pernah ku kenal. Aku hanya berusaha menahan sakitnya untuk beberapa waktu dengan tidak terlalu menggubrismu aku butuh waktu untuk yang satu ini. Kau bahkan tidak pernah peka dengan sikapku dan kau malah ikut cuek lagi. Hah.
Ah saat hari pelulusan, iyah hari pelulusanmu, kau perlu tau aku sangat trauma dengan momen ini, aku benci momen saat pelulusan, ini mengingatkanku pada masa SMP dulu yang tidak usah kubahas yang penting aku trauma. Beberapa hari sebelumnya saja aku sudah gelisah sampai tidak bisa tidur aku takut. Kau pasti sudah tau juga beberapa bulan belakangan aku dekat sama saudara kembar temanmu yang berinisial A. aku memanggilnya kak juga, tiba hari pelulusan dia menjemputku selain D dia juga menjadi tempat curhatku sesungguhnya aku butuh orang yang lebih dewasa untukbisa menasehatiku. Aku lupa kita kenalan lewat mana tapi rasanya lewat twitter ah entahlah yang pasti aku sudah menganggapnya sebagai kakakku sendiri dia pun memperlakukanku seperti adiknya. Pagi itu aku tidak semangat ke sekolah beberapa malam sebelumna aku sempat sms kamu kalau aku mau mencoret-coret bajumu dibalik kerah bajumu tempat yang tersembunyi, alasanku agar tidak ada coretan satupun yang dekat dengan coretanku, aku sudah lakukan hal yang sama saat SMP dan kuharap kejadian pahitnya tidak terulang dihari ini. Tapi tiba-tiba saja semalam kau bilang tempat itu sudah dicoreti diluan oleh teman osismu, kakak kelasku juga dia baru kelas dua , yang suka kau panggil adikmu. Kau telah membuatku kecewa kembali padahal aku dluan yang sudah pesan tempat itu sejak lama. Aku merasa jadi tidak penting lagi. Setelah aku sms kak A untuk menyebrang awalnya aku tidak yakin tapi saat sampai didepan lorong disudah menyebrang, tidak sama denganmu dia lebih perhatian, bukannya ingin membanding-bandingkan tapi lihatlah yang bukan pacarku malah bersikap kayak pacar begini. Ngomong-ngomong saat itu aku sangat berharap kalau kau yang menjemputku. Dan kau tau sebelum aku naik ke boncengan dia sempat memberiku dua batang coklat dan sekantong kecil kerang-kerang laut, dia bilang itu untuk penghiburku hari ini karena dia pun sudah tau ketakutanku hari ini. Andai bukan karenamu aku akan ogah-ogahan ke sekolah hari ini. Sampai di sekolah kak A bilang akan datang di sekolah kita, yah kita beda sekolah dengannya. Aku lumayan senang dibuatnya. Sampai di kelas aku hanya duduk manis sambil memakan coklat yang dikasi kak A. sambil menunggu pengumumanmu, aku bisa dengar keramaian di lapangan tapi aku ogahan ingin keluar. Beberapa jam menunggu teman-temanku juga mulai berdatangan dan mereka memaksaku untuk keluar kelas aku sudah mendapati semprotan warna warni sana-sini dan beberapa orang senior menghampiriku dan minta tanda tangan. Aku belum melihat sosokmu bahkan diantara mereka ada yang minta foto dan aku hanya mencari sosokmu, yah kutemukan kau diantara mereka kau bahkan tidak menghampiriku malah teman-temanmu yang menghampiriku,aku sudah mulai lelah dan memutuskan untuk kembali saja ke kelas . aku ditemani dua orang teman kelasku mereka asik curhat-curhat dan aku dari tadi cuman diam terus sambil ngeliat ke jendela kayaknya dulu galau banget -_- dan tidak lama kemudian salah satu temanku histeris sambil menghampiriku dia melihatmu datang dan mau ke kelas , nah kan saat itu seperti biasanya aku kembali deg-degan yang betul saja kau masuk ke kelasku baju seragammu sudah kau lepas dan memberikannya padaku, kau tau aku sudah siapkan spidol warna ungu warna kesukaanku dulu, kau bahkan menyuruhku cepat-cepat katamu habis ini kau  mau bakar seragammu, kupikir itu lelucon tapi disisi lain aku juga berfikir kau tidak suka atau kau tidak menghargaiku lagi, tanpa sekatah apapun lagi seperti biasanya kau langsung pergi. Bisa kulihat kedua temanku melongo untuk beberapa saat lalu salah satunya sempat bilang “apa tadi ? cuman begitu?” aku hanya bisa tersenyum lalu memutuskan untuk pulang.saat keluar kelas tiba-tiba aku melihat sosok kak A yang baru datang aku langsung senyum dan menghampirinya setelah mencoret-coret bajunya kita sempat ngobrol sebentar lalu mengajakku untuk berfoto berdua, saat itu akupun tidak peduli kalau kau maupun teman-temanmu melihatku atau mereka sudah menjudge yang tidak-tidak aku benar-benar tidak peduli, aku kembali kecewa saat itu bahkan saat ditawari pulang bareng kak A aku iyakan kau mungkin bahkan sempat melihatku dibonceng dia tapi aku benar-benar tidak peduli tapi sungguh ini menyakitkan, dan bisa kudengar saat itu kak A bilang kalau pasti kamu jadi cemburu sepertinya dia sudah merencanakan ini lalu dia tertawa tapi aku rasa tidak yakin, kau juga pasti  tidak peduli kau tidak peduli,. Iya kau tidak peduli. Dan sayangnya setelah hari pelulusan itu kak A juga melanjutkan kuliahnya di kota yang sama denganmu kita masih sempat berkomunikasi sampai beberapa tahun dia juga sempat mengirimiku sebuah novel dan dia sudah mendapatkan kekasih disana padahal dulu dia suka curhat denganku tentang kegalauannya yang belum mendapatkan pacar juga. Dan selang waktu semakin berlalu kak A hilang, ia bahkan tidak pernah menghubungiku lagi, dia menghilang. Aku kehilangan sosok seorang kakak laki-laki yang selama ini kuidam-idamkan. Kurasa kau juga harus berterimakasih padanya karena diapun selalu membuatku berpikir positif tentangmu.

21 Feb 2015 : I came, Because I've Promised

Ini janji dari -sekitar- setahun yang lalu, jadi saya punya janji sama seseorang yang saya panggil Oppa, saya bingung mau memanggil dia apa soalnya dia dua tahun lebih tua dari saya tapi tidak ingin dipanggil kakak -_- mungkin dengan memanggil dia Oppa adalah jalan yang terbaik. nah dia ini adalah anak stand up comedy di belakang nama aslinya ditambahkan kata botack padahal dia gondrong. dia juga salah satu penggemar rahasia saya yang ketahuan, pemirsah, dia hobby minta diceritakan tentang Agil, adik saya, katanya Agil lucu, Agil menyenangkan, Agil bla bla bla padahal kenyataan tak seindah itu. nah dulu waktu saya masih SMA di Kolaka saya sering berkomunikasi dengan beliau terus disuruh nonton acara stand up nya, nah saya pernah janji bakalan nonton tidak tau kapan tapi pasti..iya pasti,pertama kali diundang saya tidak datang, kedua kalinya juga tidak datang dan sudah beberapa ratus malam dia tampil di kolaka saya tidak pernah datang, begitupun saat kita kuliah di Kendari dia tampil sana sini saya pun tidak pernah hadir, disuruh beli tiket shownya saya selalu beralasan untuk menolak O:) dan akhirnya malam ini saya diberi kesempatan untuk hadir tanpa banyak alasan lagi. sebenarnya ada alasan.. ada, tapi karena kali ini dipaksa sama konco-konconya dan langsung dijemput akhirnya mau tidak mau yah pergi :D

          jadi tadi itu acara bazarnya anak IT. kebetulan Oppa di undang standup disitu pas saya datang sama-sama Asad eh oppa lagi duduk2 di atas motornya orang dengan sikap ala-ala kepedisan. nah pas saya buka helm saya liat wajahnya yang mencurigakan.
"pedis deh, ambilkan dulu minum di dalam, Sad" kata Oppa
"he? habis apa?ah gugup toh?"
"bisanya saya mau gugup. cepat asad, minum dulu habis makan bakso tadi disitu"
tapi sayang, Asad tidak mau mengambilkan air untuknya. lama kelamaan mungkin pedisnya sudah hilang dia pun mulai bicara
"eh, liat itu orang di depan yang lagi duduk di atas motor"
"kenapa?"
"lagi patah hati itu, lagi bbman sama odo-odonya" 
"tau darimana?"
"kan tadi saya lagi makan bakso terus saya duduk disampingnya, saya makan sambil intip isi bbmannya. sedih sekali.ckckck"
jangan pernah percaya dengan ceritanya -_-
"makan bakso dimana? dimana penjual bakso?" kaliini saya meneliti lirik kanan kiri depan belakang atas bawah dan penjual bakso tidak ada.
"anu tadi bakso gerobak lewat"
dia juga salah satu pembuat alasan yang unggul

waktu itu juga salah satu senior IT yang saya lupa jabatan dan namanya datang menghampiri kami, dia kenal sama oppa lalu mereka berdua cerita-cerita entah ada apa gerangan nama saya disebut sama senior itu kalau tidak salah dia bilang begini
"ada itu cewek namanya aisyah"
"eh ini dia aisyah, calon masa depanku" ini oppa yang bilang, langsung tinjuanku melayang ke kakinya yang saat itu dinaikkan ke atas motor
"tidak tidak, dia sudah punya pacar, namanya fachri " lanjut oppa
"ha? fachri sapa?"
"fachri yang diayat-ayat cinta"
peringatan, kalau bicara sama oppa tidak pernah ada serius-seriusnya. 
"oh kamu namanya aisyah?"tanya senior itu
"iya kak"
"oh, cuman mau tau saja soalnya Adriyan juga suka cerita tentang temannya katanya namanya Aisyah anak sipil"
well, sepertinya saya harus minta penjelasan Adriyan tentang yang satu ini. 

and then, Prilly datang bersama Adriyan, dulu mereka pernah dekat tapi itu dulu sekarang yah gitu deh. terus waktu itu Uyun yang katanya lagi dekat sama Adriyan si keting IT langsung menarik tangan saya untuk masuk. yaudah kita jalan masuk dan tiba-tiba Prilly bisik-bisik
"eh kak,Ben di belakang"
saya menoleh ke belakang dan benar kak Ben datang 
saya cepat-cepat masuk tapi sampai depan pintu cafe saya ketemu lagi sama kakak I -_- tapi dia cuman tanya 'teman-temanmu yang lain kemana?' habis saya jawab saya langsung buru-buru masuk, nah tempat duduk yang saya pilih dan prilly ternyata berhadapan sama si tuan Crabs yang saat itu memandangku dengan sinis, saya tidak mengerti masalah apa yang pernah saya buat sama manusia yang satu ini, tiap melihat saya dia pasti seakan-akan ingin memakan saya. benar-benar suasana yang mencekik untuk yang kesekian kalinya. 

singkat cerita tiba waktunya oppa tampil, tidak salah dia terkenal karena comedynya. smua orang waktu itu ketawa, termasuk saya. apalagi prilly yang sangat ngakak disampingku. rasanya ingin lama-lama nonton dia, pokokna seru, lucu, bangga. kalau tau begini kenapa tidak dari dulu saya nonton kalau dia stand up comedy, hahaha maaf saya menyesal.terus saat selesai saya pindah duduk ke sampingnya, begitupun Prilly kita cerita-cerita tapi tidak ada yang serius. terus dia ambil bungkus rokoknya orang sepertinya, terus saya bilang
"stoop, jangan merokok disampingku"
"yee, siapa juga yang mau merokok"

saya tidak hiraukan dia lagi dan melihat kak Ben sedang tampil, dia menyanyikan beberapa lagu sebelum oppa memanggilku dan memberiku sesuatu. mau tau apa? nanti scroll down aja. waktu itu anak-anak IT lain yang cowoknya yang liat kami langsung bercie-cie ria. oppa yang satu ini memang si pengcomedy yang mencoba romantis dalam kelucuannya. setelah itu dia bergombal ria,kemudian main sulap, dia menunjukkan beberapa sulapnya padaku sampai-sampai Adriyan juga ikut-ikutan tunjukkan kemampuan sulapnya, mereka benar-benar keterlaluan sampai membuatku ingin menangis karena penasaran :'( terus kita foto-foto katanya oppa "foto pertama berdua sama ais" hahahah
singkat cerita lagi, karena saya sudah lelah akhirnya saya minta pulangm, saat itu asad yang tadi menjemputku tidak bisa mengantar saya pulang karena katanya pinggangnya lagi sakit habis main futsal akhirnya oppa lah yang mengantar saya, waktu di parkiran tiba-tiba dia hilang disaat-saat dia hilang kak Ben datang lalu kita cerita-cerita lumayan lama. terus Oppa muncul lagi dengan helm terbalik di kepalanya sumpah ini orang keterlaluan pedenya, kemudian dia lewati saya dan berhenti di depan baliho besar dengan seriusnya ia menatap tulisan-tulisan disana ckckck -_- dan untuk kesekian kalinya saya minta diantar pulang sekarang juga, kali ini dia ready lalu saya pamit sama kak Ben.selama di perjalanan kami bicara ini itu dengan suara keras bahkan sampai berteriak karena helm yang kugunakan menjepit telingaku jadi pendengaran kurang jelas, oppa pun selalu berteriak kalau merespon ucapanku hahaha, lalu kita berhenti di penjual gorengan, belikan mami gorengan. terus lanjut lagi, dan kita memasuki kawasan angker, kawasan rumahku yang terkenal dengan cerita tikam menikamnya menjelang tengah malam, untung tadi baru setengah sepuluh, saat sampai di gerbang daerah rumah saya pun tepuk tangan sepanjang jalan dan oppa berteriak "selamat datang di kawasan angker" nah saat mau lewati lorong pertama oppa hampir belok kesitu
"eh, belum, bukan lorongku yang ini"
"oh bukan"
saya tau dia lagi berpura-pura dan perjalananpun dilanjutkan, sampailah di lorong kedua.
"ciee yang lupa rumahnya dimana" katanya padahal dia yang lupa rumahku dimana -_-
"ciee saya lupa cieee"
"yang ini toh rumahnya?" terus dia tunjuk rumahku
"bukan..bukan.."
"ah, serius ini saya tidak tau nah"
"iya yang itu ih"
"masa?"
"iya"
"bodo"
"ih..."

dan remm...ciiittt... motorpun berhenti, saya turun, tidak lupa kuucapkan terimakasih. terus buka pagar terus masuk terus buka lagi terus liat dia pergi sambil ketawa-ketawa tadi dia bilang sesuatu panjang kalimatnya tapi saya tidak dengar hahahaha. pokoknya terimakasih Oppa sudah buat ketawa malam ini :') janjiku sudah ku tepati.





                                               Ini sesi fotonya yang pertama kali sama oppa hahah





                ini yang dia kasi ke saya dari plastik-plastik yang ada di dalam bungkusan rokok. ckck

                                                                  waktu oppa tampil