Total Tayangan Halaman

2,615

Selasa, 21 Maret 2017

20 Feb 2015 Terimakasi Untuk Jendral Venus

Halo pahlawan di atas awan, kau ingat dongeng yang kubuat? Dan ilustrasi konyol yang ku ciptakan di salah satu lembaran di diaryku? Lalu ku perbanyak dan ku tempel diatas meja kelas? Kau ingat kau bertanya itu siapa? Kau suka berpura-pura bodoh di depanku. Selalu memintaku menjelaskan ulang ini itu, meskipun aku tau itu, tapi tetap aku lakukan. Sang jendral yang bernama Venus, petualangan kita belum selesai kau ingat? Aku tidak bisa berjalan sendiri tanpa kaki tanganku dan kau tau kaki tangan itu adalah kau, kau tuan yang disana yang sedang berlindung di bawah atap rumah jauh berpuluhan kilometer bahkan ratusan kilometer dari tempatku berpijak. Aku mati tanpa kau sadari, ceritaku tidak bisa hidup lagi. Kenapa kita tidak lanjutkan saja? Apa kau takut dengan pemeran lain yang  tiba-tiba datang dengan maksud ingin turut meramaikan? Atau sekarang kau sedang berada di cerita lain yang ingin kau tuntaskan kisahnya sendiri ?. aku ingin tau rasanya memutuskan pilihan itu seperti apa, meski kau memilih keputusan yang salah sekalipun. 
          hh....ngomong-ngomong aku berterimakasih karena kau memutuskan untuk meninggalkan cerita yang belum sempat kau tuntaskan, kau sepertinya ingin melihatku berjuang sendirian, atau kau ingin mengujiku apakah aku bisa atau tidak? Yang pasti aku tidak ingin berpikir bahwa kau merasa bosan telah menghidupkan cerita ini bersamaku. Kau tau? Kita partner kerja yang unggul, aku juga heran kenapa hanya denganmu aku merasa imajinasiku benar-benar hidup.  Terimakasih telah membuatku menyukai hujan 6 tahun yang lalu, bukan waktu yang singkat bukan untuk perkenalan kita tanpa penyatuan sama sekali, aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa menahan perasaanku lumayan lama dan aku juga tidak mengerti kenapa kau bisa bertahan dibalik orang-orang yang akhirnya berhasil memiliki hatiku, cukup lama atau bahkan sangat lama. Tanpa kusadari kau sudah tenggelam disana, rasa 6 tahun yang lalu tidak lagi sama dengan yang sekarang. terimakasih sudah menjadi tempatku membuang segala keluh kesahku, terimakasih sudah membuat senyumku itu ada, aku bersyukur dipertemukan dengan orang seaneh dirimu. Terimakasih atas penambahan imajinasi yang selalu kau berikan saat aku mulai terjatuh dan ingin menyerah lagi, aku sadar kau adalah inspirasiku. 
        Terimakasih sudah membuatku percaya bahwa orang sebaik kamu ternyata masih nyata, bukan hanya sekedar ada dalam khayalanku. Kau sadar seperti apa akhirnya penantian kita selama 3 tahun silam? Butuh proses panjang hingga pernah jatuh berkali-kali, mengorbankan orang lain, persahabatan, pengkhianatan, dalam bisu, hanya untuk sekedar mengatakan ‘maaf’ . kita menunggu 3 tahun untuk bisa berbicara secara langsung dan saat kesempatan itu ada malah kata maaf yang keluar, hahaha konyol, kau ingat pertama kali tangan kita bersentuhan pagi itu di depan kelas dan aku benar-benar menahan nafasku untuk bilang maaf berhubung saat itu masih suasana lebaran. Kau juga bilang begitu bukan? Kita benar-benar terlalu polos saat itu. Dan....terimakasih setelah itu, dari tahun ke tahun kau selalu disisiku, dimanapun itu dan kapanpun aku butuh kau selalu siap, aku suka dimarahi olehmu, aku suka diejek sepuas hatimu, aku suka saat kau memukul jidadku, aku suka saat kau menggodaku disaat sedang serius, aku suka saat kau pura2 mengerti saat aku menjelaskan, aku suka kau tiba-tiba duduk disampingku di bangku peby lalu saat ada guru kau tidak mau pindah dan kita malah jadi duduk bertiga, aku suka saat kau datang selalu disaat-saat yang tepat, aku suka caramu berkata tegas dan lantang padaku hanya karena care padaku meskipun aku akan menangis setelah itu, aku suka saat kau rela-rela direpotkan olehku dan kau akan sangat pasrah, aku suka caramu mengembalikan semangatku, mengembalikan tawaku, aku suka saat kau ikut membangkitkan imajinasi dengan selembar kertas dan sebuah pulpen, aku suka saat kau ingin tanganmu dicoret-coret olehku, aku suka kau akan tiba-tiba ada di depan rumahku meskipun bukan kamu yang aku suruh jemput, aku suka karena setelah kau langgar janji 4 tahun yang lalu , janji2 selanjutnya selalu dapat kau tepati. Aku suka saat kau mau menemaniku makan bakso saat kantin sudah sepi karena kau selalu tau tentangku kau tau aku tidak suka ramai kau tau segala hal tentangku, semuanya, tanpa aku beritahu sekalipun. Kau memang pantas jadi detektif. Aku suka saat kita rebutan gorengan di kantin, aku suka saat kau menyingkirkan apapun itu yang bisa kupakai bercermin, kau bahkan pernah mengambil pelembab bibirku, aku suka kau datang dibangkuku lalu memberitahuku kalau diluar hujan, aku suka saat kita duduk dibawah langit siang lalu mengeluh kalau cuaca hari itu menjengkelkan karena meskipun kau suka aku akan memaksamu untuk tidak menyukainya dan kau mengikutiku. Aku suka saat kau memakai sepatu pink mu itu, aku suka saat kau datang membawakanku es krim, aku suka saat dimanapun itu, seperti apapun jarak kita kau tetap memberikanku semangat dan kau akan tetap tau aku punya masalah atau tidak. Rupanya instingmu selalu lebih kuat dibanding aku. Aku suka saat kau selalu memanggilku dengan panggilan yang berbeda, dan aku suka sama dirimu yang dulu. Sekarang kau hilang meskipun kau ada. Aku tau perlahan-lahan perasaan ini bukan lagi perasaan ingin memiliki seperti 6 tahun yang lalu tapi lebih kepada kehilangan sahabat atau bahkan saudara yang selama ini menghabiskan waktunya bersamaku. Kau mengakhiri semua ini hanya karena kau ingin membahagiakan orang lain dan kau masih sempat memperingatiku bahwa aku juga punya tugas untuk membahagiakan serta dibahagiakan orang lain, jalan kita sudah beda, alur cerita kita sudah berbelok arah.  Kau memang pria baik yang bertanggung jawab, yang setia, aku tidak lagi menyesal karena tidak sempat memiliki, aku harap kaupun begitu, aku bangga padamu, jendral venus. Teruslah seperti itu, teruslah menjauh sampai rasa kecewaku hilang, hingga nanti saat kau tepat di hadapanku kau akan menjadi sesuatu yang baru buatku. Karena aku ingin bisa sendiri, bisa mandiri tanpamu. Terimakasih Jendral Venus, pahlawanku, tempat curhat kedua yang paling nyaman di dunia ini. Terimakasih atas perjalanan yang sangat menyenangkan 6 tahun belakangan ini. Kau berhasil membuat seorang gadis yang biasa-biasa saja bahkan yang selalu takut dalam segala hal menjadi seorang gadis dewasa yang sudah berani mengambil keputusan dan berani menanggung resikonya. Selamat tinggal Jendral Venus ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar