Hai....sudah hampir setahun atau mungkin lebih dari setahun kita tidak bertemu? Sepertinya kau belum tersingkirkan dari peringkat pertama orang yang terlalu banyak memberiku pelajaran. Sebenarnya aku tidak ingin menyinggung ini lagi, tapi izinkan aku untuk terakhir kalinya disini, sebenarnya aku juga benci membuatmu merasa bersalah karena aku yakin kau sudah menyesali ini sejak lama tapi aku janji ini akan segera berakhir tanpa ada singgungan tentang ini lagi, aku hanya ingin mengingat yang mungkin untuk terakhir kalinya dan ada hal yang masih banyak harus kau ketahui yang seharusnya kau baca di diaryku tapi rasanya kita tidak punya kesempatan untuk bertemu lalu memberikanmu,sebelum terlalu lama makanya aku ingin mengungkapkan ini sekarang.
4 Tahun yang lalu...
Kita hanya bertemu lewat media sosial, waktu itu habis MOS. Aku malah banyak akrab dengan senior-senior dan tanpa sengaja denganmu juga saat itu. Kita sempat chat-chat-an masalah IDM kau memberiku solusi ini itu tapi sayang saat itu kau ingin off sampai akhirnya aku minta nomormu karena masih banyak hal yang ingin kutanyakan, percayalah saat itu aku hanya sekedar ingin tahu tentang masalah IDM. Semuanya berlanjut di SMS kau membalas dengan cepat dan terus begitu hingga berjam-jam tanpa maksud apapun kita malah jadi keterusan sampai berhari-hari dan malah sampai membahas yang lain, aku ingat aku tidak pernah lepas dari HP ku selama 3 hari belakangan waktu itu, bahkan kita sempat ganggu-gangguan di Facebook (saat masih jamannya) hah... rasanya lucu kalau diingat kembali, ah yah waktu itu kebetulan bulan puasa jadi kita libur lalu aku pun jarang tidur dan bertahan sampai sahur hanya karena terus ngobrol denganmu, aku baru sadar ternyata kau yang mengajarkanku begadang sampai saat inipun itu sudah menjadi kebiasaanku. Kau ingat obrolan kita yang seru saat ada kapal tenggelam? Disitu ka beritahu kalau mamamu kebetulan kerja di wilayah pelabuhan makanya kau tau diluan padahal waktu itu aku kira kau belum tau apa-apa dan bermaksud ingin memberitahumu. Kita bahkan tidak tidur sampai pagi saat itu, aku ingat saat itu sedang bermalam di rumahnya nenekku dan aku masih duduk sendiri di ruang tengah, nenekku sampai menegurku dan memarahiku karena belum tidur, dan meskipun aku sudah masuk kamar aku masih diam-diam membalas pesanmu pokoknya sampai pagi. Hahaha benar kata orang saat-saat pedekate adalah saat-saat yang paling menyenangkan saat-saat dimana kau merasa semua hal jadi indah dan manis, saat-saat kau yang biasa jadi tidak biasa, saat-saat dimana kau bahkan tidak peduli apapun selain mengobrol dengannya. Hari terakhir masa-masa pendekatan kita selama 3 hari itu, sorenya kau menyatakan perasaanmu, ah tidak...kau bahkan langsung menyatakan cinta hahaha, waktu kau tak tahu betapa terguncang duniaku saking bahagianya, semenjak chat0chat bahkan mengobrol denganmu aku bahkan sudah merasa sangat nyaman dan tertarik padamu meskipun kita belum bertemu sama sekali, yah...waktu MOS kau tidak tampak bagiku aku bahkan baru sadar bahwa kau adalah seniorku setelah selesai MOS. Aku tidak berpikir bahwa ini terlalu cepat aku tidak sempat lagi mempertimbangkan kalau kau serius atau hanya bercanda dan aku hanya bisa menerimamu yang penting hatiku senang itu bahkan sudah membuatku jadi sangat yakin. Dan setelah aku terima kau langsung menelponku dan kita menelpon sampai tiba waktunya buka. Waktu itu kau sedang berada diluar kota liburan, apakah kita memang ditakdirkan untuk selalu berjarak jauh? Sampai sekarangpun seperti itu, kau masih tetap jauh.
Ini saat pertama kalinya aku pacaran serius, sungguh aku sangat serius padamu, kau percaya bukan aku bahkan bertahan dan berjuang sejauh apa. Sebulan hubungan kita aku masih merasa semuanya baik-baik saja, saat masuk sekolah kita mulai bertemu walau hanya lewat tatapan dan senyum saja karena kau melarangku untuk memberitahu siapapun tentang hubungan ini tapi sayangnya sahabat-sahabatku pun sudah mengetahui, aku nyaman dengan keadaan seperti itu meski kau tak pernah menghampiriku atau ngobrol langsung denganku di sekolah. kita baru membicarakan banyak hal saat sampai di rumah, kau sms ataupun menelponku, kita akan menghabiskan malam dengan cerita banyak tentang pribadimu atau tentang pribadiku, wajarlah untuk pasangan baru yang baru ingin saling mengenal satu sama lain karena waktu pendekatan kita pun sangat singkat belum sempat kita saling tahu banyak hal dan itu berlanjut sampai bulan-bulan selanjutnya, sampai tiba suatu waktu aku mengikuti LKS, aku terobsesi masuk OSIS setelah lulus dari SMP. Aku ingat sekali sore itu aku dan dua orang sahabatku terlambat dan aku lupa membawa segala perlengkepanku, untung saat itu dua sahabatku ikut menyembunyikan perlengkapannya agar bisa sama-sama dihukum denganku. Saat itu hujan deras dan banyak senior yang menghampiri kami, setelah dicaci maki ada beberapa senior yang terus melihat-lihatku seakan-akan tidak suka, saat kami disuruh jalan ada seorang senior yang meneriakiku dia bilang kalau aku adalah pacarmu, saat itu teman-temannya mendengar dan langsung meneriakiku, kau tau aku takut sekali, aku pernah dengar rumor jika kau pacaran sama senior maka teman-temanya akan mengganggumu. Aku khawatir, katamu hubungan kita tidak boleh ada yang tau tapi aku tidak yakin kalau sahabatku yang menyebarkan tentang hubungan kita lagipula itu sudah lumayan lama, mungkinkah kau yang memberitahu sendiri? Sampai sekarangpun hal itu masih menjadi pertanyaanku. Dan yang betul saja teman-temanmu sudah banyak yang tau aku malu sekali bahkan takut sekali . aku ingat malam sebelumnya kau bilang mau coklat aku bahkan bela-bela membelikanmu coklat dan sialnya besoknya malah senior lain yang dapat coklat itu di tasku dan mereka membagi-baginya, dan untungnya tidak ada senior yang macam-macam denganku entah itu karena kau yang peringati mereka atau mereka memang yang bermasa bodoh. Aku ingat hari terakhir saat itu saat menjelajah melwati sawah dan bendungan, saat itu kelompokku diberi jalan lain dan terpisah dari kelompok lain, bisa kulihat kau berjalan di depanku sama beberapa senior yang kutahu itu sahabat dekatmu dan saat ada penanjakan kau bahkan membantuku untuk naik, saat itu aku degdegan karena pertama kalinya kau mengenggam tanganku tapi seperti biasanya kita bisu tiap bertemu hanya senyum yang ada saat itu. Setelah hari itu aku tau kau ternyata sengaja menyuruh kelompokku untuk jalan ke jalur lain entah maksudnya apa aku masih belum mengerti tapi aku begitu senang.
Dan hari-hari selanjutnya sambil menunggu tes akhir masuk OSIS aku dan dua orang sahabatku lebih sering ngumpul dan membicarakan senior-senior yang mereka suka. Dan tiba-tiba saja seseorang yang aku lupa itu lewat via sosmed atau via sms yang penting dia sempat bahas kalau aku pacaran denganmu hanya karena untuk bisa masuk OSIS, dia berpikir aku memanfaatmu sebagai jalan agar bisa masuk OSIS karena kau merupakan salah satu pengurus OSIS. Saat itu aku geram dan langsung memutuskan untuk tidak menunggu tes-tes atau apapun lagi yang berhubungan tentang OSIS, saat tes itu tibapun aku dan kedua sahabatku tidak hadir . keesokan harinya sahabatmu mendatangi kelasku dia bahkan memaksaku untuk tetap masuk OSIS, entah bagaimana caranya dengan tidak ikut tes aku bisa langsung masuk begitu saja? Yang ada aku makin dibully. Aku tetap pada pendirianku aku bahkan jadi membencimu. Akhirnya impianku hancur . kebencianku bukan hanya sampai saat itu, seseorang memberitahuku kalau ternyata selama ini kau sudah dekat dengan salah satu teman kelasmu, ini bahkan jadi pukulan bertubi-tubi untukku. Setelah mempertanyakan tentang hal ini kau langsung menelpon dan jadi marah, aku tidak menegrti kenapa jadi harus kau yang marah ? iya saat itu kita marahan berhari-hari tidak ada komunikasi sedikitpun aku juga mulai terlihat murung terus menerus begitu kata teman-temanku, sampai pada suatu senin saat selesai upacara dan mau mengeluarkan bukuku dari tas aku dikejutkan oleh sebungkus coklat lalu ada smsmu yang masuk, kau minta maaf. Kau berhasil membuatku semangat kembali setelah pulang sekolah kau menjelaskan semuanya dan meyakinkanku bahwa itu tidak betul. Kau tau saat itu aku makin menyayangimu dan mempercayaimu.
Setelah ini mungkin kisahnya tidak berurut, aku lupa waktunya tapi kejadian-kejadian secara detailnya masih aku ingat jelas.
Kau ingat pertama kalinya aku datang ke rumahmu? Waktu itu pulang sekolah, kau sudah kelas tiga jadi jarang masuk sekolah, waktu itu aku sedang makan bakso dengan sahabtku dan yah seperti biasa kita tidak pernah lepas dari yang namanya smsan waktu aku bilang sedang di rumah makan kau juga mau kubelikan kebetulan rumah makan yang kudatangi tidak jauh dari rumahmu. Kok disini aku merasa aku yang jadi cowok yah? Itu kali pertama kau tunjukan jalan ke rumahmu untung gampang ketemu, kaupun keluar kalau tidak salah kau mengenakan baju coklat saat itu, lagi-lagi aku deg-degan entah kenapa tiap ketemu kamu aku selalu begitu. Dan yah kau hanya mengucapkan terimakasih lalu segera masuk ke dalam rumah. Tapi saat itu aku tidak sedih baru sekarang aku merasa ironis sekali sikapmu yang dulu, waktu itu sahabatku pun sempat mengoceh dia bilang kenapa perempuan yang harus membawakan laki-laki makanan, dunia sudah terbalik, katanya. Aku bahkan tidak tau harus berkata apa lagi, am I wrong? Saat itu aku tidak keberatan sama sekali kok.
Dan yah.....hubungan kita makin bertahan lama dan aku mulai sadar perlahan-lahan kau berubah, kau mulai cuek, sms pun hanya pagi dan malam, itupun hanya memberiku ucapan selamat pagi dan selamat tidur saat aku balas kaupun tidak membalasnya lagi. Aku bingung bagaimana mau membicarakan hal ini padamu kalau smsku saja tidak pernah kau balas. Dan pada suatu malam aku ingat aku sedang bimbang ingin menghubungimu karena aku juga takut mengganggumu soalnya sebentar lagi kamu mau ujian, tapi beruntungnya smsmu masuk membuatku senang bukan main, yah kau bertanya ‘besok mau dijemput?’ aku bahkan nyaris teriak aku ingat sekali rasanya waktu itu kayak mau melayang soalnya ini pertama kalinya kau bertanya seperti ini, tentu saja aku langsung bilang mau, walaupun baru sekrang aku sadar aku ingin itu bukanlah pertanyaan tapi jadi ajakan..seandainya, tapi yah apalah dayaku dulu yang terlanjur mencinta hal jelekpun aku baguskan. Aku bahkan dengan semangatnya tidur cepat agar bisa bangun pagi-pagi besok. Layaknya orang yang mau ketemu pacarnya aku bahkan berpenampilan semaksimal mungkin aku ingin terlihat lebih cantik dimatamu pagi itu. Aku menyuruhmu menungguku di depan lorong karena kalau sampai kau menjemputku di depan rumah, mami akan curiga , dia masih melarangku untuk pacaran. Sampai di depan lorong aku melihatmu diseberang jalan padahal sudah kubilang aku takutmenyebrang dan menyuruhmu menyebrang tapi tak kau lakukan kau tetap diseberang jalan sana dan aku berusaha menahan takutku untuk bisa menyebrang, setelah naik ke job motormu kau hanya bilang “sudah?” dan aku hanya mengangguk. Sepanjang jalan aku terus menghela nafas saking deg-degannya bahkan tidak ada yang berbibacara diantara kita, sampai di sekolahpun kau menurunkan tepat di depan pos penjaga sekolah yah memang sih karena dekat juga dengan kelasku. Aku hanya bilang “terimakasih” dan tanpa respon apapun kau langsung lanjut nyertir sampai ke tempat parkir. Kau tau? Hanya dengan perlakuanmu yang sangat sediki seperti itu mampu membuatku hampir pingsan karena deg-degan terus.
Kau ingat juga saat ujianmu tiba? Kau sms aku pagi-pagi, aku bahkan belum terlalu sadar dari tidurku kau minta bantuan untuk dicarian jawaban, aku bahkan langsung on internet dan mencari jawaban dari soal ujian yang kau kirim, aku terus membantumu sampai berhari-hari. Karena saking takutnya nanti tidak mendengar dering telponku tiap malam aku selalu tidur cepat dan memasang alarm subuh-subuh agar habis sholat subuh aku tidak tidur lagi dan hanya menunggu smsmu masuk. Aku benar-benar niat membantumu pernah ada beberapa soal yang setengah mati kucari jawabannya dan saat ku temukan kau bahkan baru bilang sudah selesai. Rasanya mengecewakan sekarang, tapi dulu tidak, dulu aku bersyukur sekali tiap apa yang kau lakukan bisa berhasil. Asal kau tau saja saat kau ujian praktek dilapangan, aku selalu melihatmu dari jendela kelas aku bahkan rela-rela tidak pernah keluar kelas hanya untuk bisa melihatmu dan tiap istirahat aku bahkan selalu sengaja pergi ke kelas temanku yang dekat dengan kelasmu agar bisa melihatmu dari dalam kelasnya aku suka memerhatikanmu diam-diam. Entah kenapa yg penting aku merasa nyaman saat melakukannya.
Kau tau kan sahabat laki-lakiku yang berinisial D, aku sangat dekat dengannya aku tau kau tau itu. Hari-hari berikutnya dialah yang sering mengantar jemputku tiap ke sekolah selagi kau mulai jarang masuk sekolah aku selalu curhat padanya tentangmu dari perubahanmu yang jadi sangat cuek dia bahkan menjadi penenangku saat aku mulai merasakan kecuekanmu semakin menjadi-jadi. Kapanpun aku butuhkan dia selalu ada sampai waktu jadwal membersihkan satu sekolahan waktu itu aku sempat mendiamimu karena sikapmu yang semakin tidak peduli , aku jadi ikutan tidak peduli tapi sorenya waktu itu kau menawarkan untuk mengantarku pulang aku tidak bisa bohong kalau aku senang sekali akhirnya aku iyakan, pas sudah ingin pulang aku mengabarimu lewat sms dan kau hanya bilang ‘tunggu’ bukan masalah tunggunya tapi semua teman-temanku sudah pulang hanya aku sendirian di kelas kau terus bilang tunggu hingga sampai mau maghrib kau belum kasi kabar lagi sampai D melihatku dan langsung mengajakku pulang, aku sudah bilang ingin menunggumu dan akhirnya D menemaniku menunggumu tapi sudah terlalu lama kami menunggu akhirnya aku jenuh dan memutuskan pulang bersamanya, aku segera sms kamu dan memberitahumu aku pulang dengan D dan kau hanya balas ‘ok’ sepanjang jalan D terus menghiburku dia bahkan menyuruhku untuk berfikir positif kalau mungkin kamu sedang sangat sibuk waktu itu.
Kau ingat saat ulangtahunmu? Aku bahkan sudah menabung dari jauh hari agar bisa memberimu surprised, hari itu aku mengajak sahabatku untuk berjuang denganku mempersiapkan surprised, kami pergi memesan kue malamnya dan keesoka hari untungnya kau ada les sore jadi pas sore aku bela-bela ke skolah, aku menunggumu di suatu kelas dan menyuruhmu untuk datang awalnya aku ingin kau datang sendiri eh tau-taunya kau malah membawa teman-temanmu jujur aku sangat malu, saat kau masuk kelas aku langsung memberimu kue dan teman-temanku langsung menyanyikan lagu selamat ulangtahun pada umumnya :D ah yah aku juga tidak tau sebagian teman-temanku tiba-tiba hadir juga di sekolah waktu itu jadi aku minta bantuan mereka. Kau tersenyum lalu aku suruh make a wish kau melakukanya dengan cepat setelah itu Teman-temanmu langsung heboh lalu mengejarmu sampai mau menyirammu kuenya pun langsung habis seketika setengah dimakan setengahnya lagi dipake main lempar-lemparan paling tidak hal yang aku gelisahkan dari berhari-hari yang lalu sudah membuatku legah hari ini, meskipun sederhana yang penting lancar. Malamnya, aku on facbook aku liat kau mentag ku distatusmu, awalnya aku tersnyum membacanya tapi lama kelamaan membacanya ada kalimat yang langsung membuatku seperti dijatuhkan tiba-tiba setelah habis dibawa terbang jauh kau mengucapkan terimakasih dan disitu kau sebut aku sebagai temanmu padahal hubungan kita sudah tersebar sejak lama, saat itu juga sahabatmu komen kenapa aku harus dibilangi teman? Aku juga bertanya demikian tak kau rasa saja sakitnya waktu itu seperti apa aku bahkan sampai menangis aku tidak mengerti arti hubungan kita selama itu apa. TEMAN J
Dan ketika hari ulangtahunku, beberapa hari sebelumnya kita sempat keluar bareng saat itu aku sudah bilang berharap kau bisa datang dan kau bilang kau tidak bisa alasanmu kau mau keluar kota tadinya aku memaksa agar kau bisa datang tapi kau tetap bilang tidak bisa dan memohon agar aku mengerti. Saat hari H nya aku masih menganggap saat itu kau hanya bercanda pasti ingin memberiku surprised selang beberapa jam acaraku aku bahkan gelisah dan terus keluar memerhatikan tamu-tamu yang datang tapi tak kutemukan kau diantara mereka, sampai salah satu sahabtku yang tau sekali perasaanku saat itu menenangkanku, dan acarapun hampir berakhir, sudah banyak yang pulang dan aku masih menunggumu untuk hadir, kau bahkan tidak sms aku seharian. Dan tiba-tiba saja seorang temanku membisikku kalau diluar ada seseorang yang ingin ketemu denganku, aku langsung deg-degan lagi aku tersenyum senang dan langsung berlari keluar saat sampai depan pagar aku liat dua orang diatas motor yang langsung memadamkan semangatku, bukannya aku tidak mengharapkannya datang tapi yang datang bukan kamu. Itu temanmu dan D mereka berdua memang sudah akrab sejak lama. Temanmu memberikanku sebuah kado dan dia bilang itu darimu yang dititipkan padanya ternyata betul kau pergi, aku terlalu berharap. Akupun menyuruh mereka masuk dan kita mengobrol ini itu aku yakin D tau perasaanku saat itu tidak lama kemudian mereka pulang dan semuanya pulang. Aku mulai membuka kadomu lampu tidur warna biru. aku senang, bahkan sangat senang, aku langsung sms kamu bilang makasih dan bla bla yang aku lupa isinya dan balasan yang datang bukanlah balasan yang kuharapkan kau malah bilang untuk berterimakasih pada teman perempuanmu karena dia yang memilihkan kado itu bukan kamu. Kamu bahkan tidak tau kalau isinya adalah lampu tidur saat itu kau yang hanya tinggal membayarnya, kau tau betapa kecewanya aku? Ini bahkan sama saja bukan kado darimu tapi dari temanmu. Kau berhasil membuatku kecewa dihari ulangtahunku . UNTUK YANG PERTAMA KALINYA. Dan aku hanya bisa memendam itu semua, aku takut kita bertengkar, aku takut kita putus walaupun sebenarnya ternyata aku sudah terlalu banyak berjuang sendirian, hanya saat itu aku belum sadar.
Kau ingat juga saat hari valentine? Kita bahkan sepakat akan tukar kado, bukan mau mempercayainya sih tapi kita bilang untuk have fun saja ya kan? Aku benar-benar bingung mau memberimu apa selain coklat putih, aku ingat kau sangat suka coklat putih tapi aku pikir kalau cuman coklat ini tidak akan seru. Aku pun berpikir untuk membuatkanmu sarung tangan yang ada bordiran namamu dan namaku, saat itu kebetulan aku lagi sakit dan kuminta bantuan sahabatku untuk mencarikan tukang bordir agar bisa membordirkan sapu tangan yang baru kubelli. Merekapun membantuku, esoknya kupaksakan diri untuk ke sekolah agar bisa ketemu denganmu, sapu tangan dengan bordirannya aku masukkan ke dalam kodak kado berwarna hijau berbentuk love. Waktu itu aku ke lab bersama sahabat-sahabatku sekalian aku ingin memberikan guru idolaku sebungkus coklat dan waktu itu kau datang aku langsung memberimu coklat dan kau tampak kecewa mungkin kenapa hanya coklat, sedangkan kau jga begitu hanya memberiku coklat lalu tanpa sepata kata pun kau pergi, untung saat itu temanmu yang kau tinggalkan masih memakai sepatunya dan buru-buru kupanggil, aku memberikannya kotak kado untuk dia berikan padamu. Dan beberapa waktu yang lalu aku tau keberadaan kotak kado dan isinya ada sama teman perempuanmu, tidak pernah kau pegang. Entah apa alasanmu, itu membuatku merasa tidak dihargai, pernah aku sempat memintanya setelah hubungan kta berakhir tapi temanmu bilang sudah kau ambil kembali, aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu.
Aku ingat waktu itu kita sempat putus tapi lupa karena apa, sehabis itu kita semakin dekat kau mulai berubah sedikit demi sedikit paling tidak mulai sering menghubungiku, waktu itu kau lagi di kota yang tidak usah kusebutkan nama kotanya, kau akan melanjutkan kuliahmu disana , saat itu kau sedang mengikuti bimbel. Kau menelponku siang-siang kita bercerita banyak ketawakan ini itu kau bahkan tidak cuek lagi, yah...sebenarnya kau bawel juga. Hampir berjam-jam terlewati sampai akhirnya kita saling diam saking tidak tau mau bicara apalagi, aku juga sudah lelah ketawa lalu tiba-tiba kau mulai ngomong lagi tapi apa yang kau bicarakan saat itu membuatku kembali merasa jatuh, mungkin saking kau menganggap aku sudah tidak marah lagi dan sudah kebal atas kesalahan-kesalahan yang kau perbuat akhirnya dengan gampangnya kau bilang kalau ternyata dulu kau bisa menembakku karena hanya sekedar menjalankan tantangan dari temanmu kalau kau harus dapatkan aku setelah itu aku mendengarmu ketawa diseberang sana tanpa peduli dengan perasaanku aku bahkan lebih baik tidak pernah tau hal ini aku bingung kenapa kau selalu saja menghempaskan tiba-tba begini setelah kau ajak terbang tinggi. Namun kau sempat bilang kalau saat ini kau juga mulai serius. Tanganku gemetaran saat itu saking ingin marahnya tapi tidak bisa, sampai akhirnya aku beralasan agar bisa mengakhiri telponan itu. Tanpa rasa bersalahpun kau menyetujuinya. Aku akan selalu ingat selain cuek kau adalah orang yang tidak peka yang pernah ku kenal. Aku hanya berusaha menahan sakitnya untuk beberapa waktu dengan tidak terlalu menggubrismu aku butuh waktu untuk yang satu ini. Kau bahkan tidak pernah peka dengan sikapku dan kau malah ikut cuek lagi. Hah.
Ah saat hari pelulusan, iyah hari pelulusanmu, kau perlu tau aku sangat trauma dengan momen ini, aku benci momen saat pelulusan, ini mengingatkanku pada masa SMP dulu yang tidak usah kubahas yang penting aku trauma. Beberapa hari sebelumnya saja aku sudah gelisah sampai tidak bisa tidur aku takut. Kau pasti sudah tau juga beberapa bulan belakangan aku dekat sama saudara kembar temanmu yang berinisial A. aku memanggilnya kak juga, tiba hari pelulusan dia menjemputku selain D dia juga menjadi tempat curhatku sesungguhnya aku butuh orang yang lebih dewasa untukbisa menasehatiku. Aku lupa kita kenalan lewat mana tapi rasanya lewat twitter ah entahlah yang pasti aku sudah menganggapnya sebagai kakakku sendiri dia pun memperlakukanku seperti adiknya. Pagi itu aku tidak semangat ke sekolah beberapa malam sebelumna aku sempat sms kamu kalau aku mau mencoret-coret bajumu dibalik kerah bajumu tempat yang tersembunyi, alasanku agar tidak ada coretan satupun yang dekat dengan coretanku, aku sudah lakukan hal yang sama saat SMP dan kuharap kejadian pahitnya tidak terulang dihari ini. Tapi tiba-tiba saja semalam kau bilang tempat itu sudah dicoreti diluan oleh teman osismu, kakak kelasku juga dia baru kelas dua , yang suka kau panggil adikmu. Kau telah membuatku kecewa kembali padahal aku dluan yang sudah pesan tempat itu sejak lama. Aku merasa jadi tidak penting lagi. Setelah aku sms kak A untuk menyebrang awalnya aku tidak yakin tapi saat sampai didepan lorong disudah menyebrang, tidak sama denganmu dia lebih perhatian, bukannya ingin membanding-bandingkan tapi lihatlah yang bukan pacarku malah bersikap kayak pacar begini. Ngomong-ngomong saat itu aku sangat berharap kalau kau yang menjemputku. Dan kau tau sebelum aku naik ke boncengan dia sempat memberiku dua batang coklat dan sekantong kecil kerang-kerang laut, dia bilang itu untuk penghiburku hari ini karena dia pun sudah tau ketakutanku hari ini. Andai bukan karenamu aku akan ogah-ogahan ke sekolah hari ini. Sampai di sekolah kak A bilang akan datang di sekolah kita, yah kita beda sekolah dengannya. Aku lumayan senang dibuatnya. Sampai di kelas aku hanya duduk manis sambil memakan coklat yang dikasi kak A. sambil menunggu pengumumanmu, aku bisa dengar keramaian di lapangan tapi aku ogahan ingin keluar. Beberapa jam menunggu teman-temanku juga mulai berdatangan dan mereka memaksaku untuk keluar kelas aku sudah mendapati semprotan warna warni sana-sini dan beberapa orang senior menghampiriku dan minta tanda tangan. Aku belum melihat sosokmu bahkan diantara mereka ada yang minta foto dan aku hanya mencari sosokmu, yah kutemukan kau diantara mereka kau bahkan tidak menghampiriku malah teman-temanmu yang menghampiriku,aku sudah mulai lelah dan memutuskan untuk kembali saja ke kelas . aku ditemani dua orang teman kelasku mereka asik curhat-curhat dan aku dari tadi cuman diam terus sambil ngeliat ke jendela kayaknya dulu galau banget -_- dan tidak lama kemudian salah satu temanku histeris sambil menghampiriku dia melihatmu datang dan mau ke kelas , nah kan saat itu seperti biasanya aku kembali deg-degan yang betul saja kau masuk ke kelasku baju seragammu sudah kau lepas dan memberikannya padaku, kau tau aku sudah siapkan spidol warna ungu warna kesukaanku dulu, kau bahkan menyuruhku cepat-cepat katamu habis ini kau mau bakar seragammu, kupikir itu lelucon tapi disisi lain aku juga berfikir kau tidak suka atau kau tidak menghargaiku lagi, tanpa sekatah apapun lagi seperti biasanya kau langsung pergi. Bisa kulihat kedua temanku melongo untuk beberapa saat lalu salah satunya sempat bilang “apa tadi ? cuman begitu?” aku hanya bisa tersenyum lalu memutuskan untuk pulang.saat keluar kelas tiba-tiba aku melihat sosok kak A yang baru datang aku langsung senyum dan menghampirinya setelah mencoret-coret bajunya kita sempat ngobrol sebentar lalu mengajakku untuk berfoto berdua, saat itu akupun tidak peduli kalau kau maupun teman-temanmu melihatku atau mereka sudah menjudge yang tidak-tidak aku benar-benar tidak peduli, aku kembali kecewa saat itu bahkan saat ditawari pulang bareng kak A aku iyakan kau mungkin bahkan sempat melihatku dibonceng dia tapi aku benar-benar tidak peduli tapi sungguh ini menyakitkan, dan bisa kudengar saat itu kak A bilang kalau pasti kamu jadi cemburu sepertinya dia sudah merencanakan ini lalu dia tertawa tapi aku rasa tidak yakin, kau juga pasti tidak peduli kau tidak peduli,. Iya kau tidak peduli. Dan sayangnya setelah hari pelulusan itu kak A juga melanjutkan kuliahnya di kota yang sama denganmu kita masih sempat berkomunikasi sampai beberapa tahun dia juga sempat mengirimiku sebuah novel dan dia sudah mendapatkan kekasih disana padahal dulu dia suka curhat denganku tentang kegalauannya yang belum mendapatkan pacar juga. Dan selang waktu semakin berlalu kak A hilang, ia bahkan tidak pernah menghubungiku lagi, dia menghilang. Aku kehilangan sosok seorang kakak laki-laki yang selama ini kuidam-idamkan. Kurasa kau juga harus berterimakasih padanya karena diapun selalu membuatku berpikir positif tentangmu.