Total Tayangan Halaman

2,614

Selasa, 21 Maret 2017

Candu..

Aku menemukan tulisan-tulisanku  yang telah usang, dimakan waktu. Aku lelah mengabaikan tapi tak ada jalan untuk melanjutkan.  Entah takut tak sama atau sudah kehabisan kata-kata. Aku mulai ditarik oleh yang namanya realistis,hampir penuh. Kalau aku bisa melihat diriku sendiri melayang mungkin memang itu aku, tanpa arah tak menyentuh apa-apa, tak bersandar, seperti gas, kemana-mana, ke kanan, kiri, atas, bawah, depan, belakang,  sampai habis ditelan waktu.

Sepertinya jalan setapakku penuh tanah dan bebatuan, mereka sengaja menutupi agar aku tidak bisa lewat, mereka marah kah karena tak pernah lagi kudaratkan kakiku pada dingin-panas jalannya ? bunga-bunganya layu meski itu hujan, daun-daunnya kering tak bosan jatuh.

Aku ingin terus berkhayal dengan pikiran kosong ini. karena candu dibuatnya. 

08 Agustus 2016 : Tuan yang di Miangas


Pulau yang jauh, sangat jauh kau bilang itu pulau terluar dari Indonesia. Apa yang kau pikirkan sampai begitu senang saat memutuskan untuk ditempatkan disana? Tidak ada jaringan lalu bagaimana dengan adat istiadat disana? Makanan? Ah tentu saja kau menyukai semua itu, kau yang memang selalu butuh yang namanya pengalaman, pengalaman selalu nomor satu di prinsipmu. Atau apakah begitu caramu melupakanku selama ini? Tuan aku akan mengatakan sedikit kalimat yang tak bisa kukatakan padamu. Kali ini benar-benar tidak bisa. Kau memblock semua sosmed dan nomorku kau benar-benar jahat. Aku bahkan tidak tau kapan kita bisa bertemu lagi mungkin dua tahun atau tiga tahun lagi ataukah tidak selamanya. Setelah hari pertemuan kita yang terakhir waktu itu aku belum sempat mengucapkan terimakasih dan maaf. Terimakasih karena kau sudah mau bela-bela datang ke daerah rantauanku, meski itu hanya sehari dan bahkan kita bertemupun hanya 2 jam saja kau bela-bela mencari rumahku saat hujan-hujan, kau bela-bela memolorkan waktu pergimu untuk lebih lama mengobrol denganku. Kalau perasaanku masih sama aku pasti akan sangat senang kau melakukan itu.kau benar-benar melakukan apa yang seharusnya kau lakukan dulu saat kita masih sama-sama. Kini aku percaya kamu sudah berubah. Kau bahkan lebih terbuka padaku kau lebih bawel dan masih tetap terlalu jujur. Mungkin kalau perasaanku masih sama saat kau jujur tentang banyaknya junior2 yang mengejarmu aku pasti akan sangat marah atau mungkin bisa sangat senang saat kau katakana kau tidak akan membalas pesan-pesan mereka lagi dan kau akan cuek ke mereka asal aku tetap bersamamu. Aku sangat berterimakasih kau mau berubah setidaknya inginku terkabulkan meskipun itu sudah sangat terlambat. Dan maaf karena menolakmu lagi, aku sangat minta maaf apabila kau pikir aku tidak menghargai perjuanganmu. Bukan. Aku sangat menghargai aku bahkan tidak bisa mengungkapkan apa-apa lagi saat kau lakukan semua demi bertemu denganku hanya untuk pamit ke Miangas, kau memperingatiku tidak ada jaringan disana supaya aku bisa memaklumi dan tidak khawatir saat kau tidak mengabariku, meskipun aku tidak minta itu tapi kau sangat percaya diri dan sangat yakin kalau perasaanku masih sama. Kau bahkan sempat meminta kejelasanku yang tidak kujawab saat itu karena kau tau? Betapa aku sangat bingung harus katakana apa padamu,aku tidak mungkin menyakitimu saat itu juga saat kau sudah berjuang sejauh itu. Maafkan aku, Tuan. Aku bahkan merasa salah tapi jelas-jelas kedatanganmu yang salah, sudah kubilang aku yang akan datang menghampirimu agar aku tidak perlu merasa bersalah kenapa harus kau yang menghampiriku? Kau sakit bukan? Kau pasti mengatakanku terlalu jahat, kau pikir aku tidak merasa kalau diriku jahat? Tapi aku tidak punya pilihan lain selain mengatakan yang sebenarnya padamu. Aku tidak pernah mau kau terluka oleh kebohonganku. Kau pantas bahagia hanya bukan denganku, setidaknya kau sudah berubah. Maaf karena sering memaksamu untuk mencari yang lebih dariku yang selalu kau tolak mentah-mentah dan memarahiku jika aku memintamu seperti itu lagi, sudah kukatakan aku tidak pantas bagimu aku mungkin hanya datang dihidupmu sebagai pembelajaran saja kaupun begitu. Hh…kau tau yang membuatku kuat selama ini? ikhlas. Kau juga harus ikhlas tidak semuanya hal yang kita inginkan bisa kita miliki selamanya. Setiap orang bahkan setiap hal yang diciptakan akan punya masanya sendiri. tapi kau harus tau, aku terus menyelipkan namamu dalam doaku, kau jangan lupa ibadah, kau tak perlu harus terlalu sibuk lagi bukan? Kau harus benar-benar serius kali ini menjalani hidupmu, jangan pikirkan aku lagi. Kau tak perlu repot-repot lagi. Sudah dari awal aku yang bertugas tau tentangmu, biarkan aku yang melakukannya, kau masih akan kupantau sampai kau benar-benar bisa mendapatkan penggantiku.
Selamat malam, Tuan yang di Miangas.

05 Jan 2016 : di desember

Sudah terlalu malam rasanya untukku tetap terjaga dengan hamburan tisu di kamarku, sudah terlalu malam untukku yang terserang flu karena musim pancaroba di awal bulan Desember ini. Aku sedikit kecewa kenapa musim hujan terlambat datang, aku menunggunya di setiap hari pada bulan November tapi langit menundanya. Saat aku ingin menikmati rintik-rintik itu aku malah terkapar disini, bersama pengap dan penat. Ah sambil mendengarkan akustiknya Adera melewatkanmu, tidak ada hal lain yang mampu mengingatkanku sekuat ini padamu kecuali mendengarkan lagu ini, mas, kau ingat ?ini sudah tahun kedua kita tidak bersama dan aku masih tidak mengerti kenapa kau masih muncul menghantuiku, sisa-sisa kenangan itu masih ada, dan aku belum mampu menghilangkan seluruhnya, andai kau ta.  aku sudah kesekian kalinya mencoba hubungan baru bersama beberapa orang disini, padahal aku jelas ingat dulu akulah yang sangat bertekad untuk tidak mendekati siapa-siapa setelah hubungan kita berakhir, akulah yang paling keras kepala untuk tetap mau menunggumu, kalau ini masih berlanjut aku mungkin semakin yakin padamu, dan ini sudah tahun kelima hubungan kita. Aku pasti akan tidak sabaran memberikanmu kado apa atau perayaan apa yang harus kita lakukan saat anniversary kita? Ah kenapa aku masih mengingatmu, kenapa dadaku masih sesak, kenapa aku masih suka membaca pesan singkatmu yang dulu-dulu ? padahal jelas-jelas jalan kita sudah beda aku juga tidak ingin jatuh ke dalam lubang yang sama lagi, aku tidak ingin menengok ke belakang lagi. Tapi kenapa ? tiap membaca tulisanku tentangmu aku selalu terbawa perasaan, kamu taulah gadis yang pernah jadi milikmu ini memang tukang baper, saat menulis inipun mataku mulai berkaca-kaca, aku tidak mengerti emosi macam apa ini. aku merasa oksigen di ruangan ini makin berkurang tiap detik. 
Ada sesuatu juga yang meluap-luap dikepalaku, inginku bilang tapi tidak mampu, meski itu dengan tulisan sekalipun, karena kau tau aku bukanlah orang yang pandai mengungkapkan sesuatu itu secara terang-terangan, tapi aku masih tidak mampu. Lalu kenapa kenangan denganmu tidak bisa kumatikan saja? Kenapa juga kau harus memutuskan untuk tidak memilih yang lain saja lalu kau hempaskan aku lagi biar aku yakin kau tidak lagi membutuhkanku biar aku bisa pergi tanpa kekhawatiranku tanpa serangan baper lagi . kenapa juga kau haruskan serahkan hidupmu pada kesibukan yang tidak kumengerti yang memakan habis waktumu bahkan mungkin perasaanmu. Dengan begini kau seakan-akan menempatkanku ditengah-tengah jembatan bingung mau ke ujung yang mana. Kau bisa jadi bahagiaku namun bisa jadi bahayaku.
Dan seandainya waktu itu kembali, aku mungkin bisa jadi terlalu bodoh untuk tetap menunggumu saja walau tau langkahmu sudah jauh dan dengan ketidaktahuanku itu . aku bisa saja jadi seperti membunuh diriku sendiri berharap pada sesuatu yang tidak akan lagi bisa ku gapai. Tapi rupanya aku terlalu lelah dan kau terlalu semangat berlari, saat aku berhenti kau datang kembali. Aku takut mengejar lagi, takut kau berlari makin jauh lagi dan walaupun dulu kita jalan beriringin,  kita tetap tak akan menyatu.


Haruskah Kita Menyalahkan Jarak ?

Selamat malam Tuan yang akhir-akhir ini hilang dari hari-hariku walau aku tau kamu pasti sibuk urus kegiatan kampusmu, aku tidak tau persis sesibuk apa kamu sekarang tapi aku rasa kamu sudah kelewatan sibuk, entah itu memang sebuah tuntutan atau kamu yang sengaja mencari kesibukan itu. Hh ..kira-kira sudah berapa lama kita tidak bertemu? Aku bahkan sudah lupa kapan terakhir kali kita bertemu ,mungkin itu sekitar dua tahun yang lalu , bahkan sekarang aku mulai lupa bagaimana wajahmu, kau pasti makin kurus sekarang dibuat kesibukanmu, pernah sekali aku mendengarmu sedang sakit, kau tau? Aku benar-benar tidak tenang bahkan sempat menangis tengah malam, untuk menghubungimu pun aku gengsi dan aku benar-benar bingung saat itu, tiba-tiba aku ingin selalu ada untukmu, tiba-tiba aku ingin terbang kesana lalu menyiapkanmu sarapan, makan siang, makan malam dan obat-obatan untuk kamu santap, tiba-tiba aku ingin menemanimu sampai kau sembuh , ada disampingmu kapanpun kamu butuh diambilkan sesuatu , ingin menyelimuti saat kau tidur, ingin menggenggam tanganmu biar kamu kuat, sungguh aku yang jauh ini hanya bisa apa selain mendoakanmu?
Apakah kita memang butuh jeda panjang? Aku menulis ini saat rindu ku singgah mungkin hanya sebentar tapi aku tidak ingin melewatkannya walau hanya sedetikpun itu. Aku tidak peduli rinduku salah atau tidak. Aku hanya sekedar ingin mengetahui kabarmu, kekhawatiranku masih utuh, belum berkurang, jadi, bolehkah aku mendapat sedikit perhatianmu?  aku sedang ingin bercakap-cakap denganmu ditengah-tengah kesibukan duniamu disela-sela waktu singkatmu, akan kujadikan itu sesuatu yang berharga tanpa kau harus taupun. Masih bolehkah aku mengingatkanmu beberapa hal yang berkaitan dengan kesehatanmu misalnya, agar kekhawatiranku tidak parah. Atau bolehkah aku hanya sekedar berbasa-basi dengan menanyakan kepulanganmu yang tidak pernah pasti itu? Atau bolehkah aku berharap kalau kita bisa bertemu lagi? .
Hh…aku tidak mengerti jalan apa yang kita ambil, apakah memang sudah tepat? Aku yakin dan percaya kau masih ingin kembali, tapi sesuatu diotakku menolakmu, namun hatiku tak bisa berhenti bicara jika akupun masih menginginkanmu.  Haruskah kita salahkan keadaan yang ada? Atau yang pernah ada? Tapi rasanya sudah malas sekali menyalahkan apapun, toh merekapun ikut bisu . atau…haruskah aku marah saja pada jarak? Kenapa dia selalu jadi menyakitkan sekarang? Apakah kau bisa jawab tanyaku? Ataukah kesibukanmu sudah menarikmu jauh-jauh dari tulisanku?
Andai kau tau, menunggumu tak pernah mudah, mematikan rasa inipun tak pernah mudah, kau perlahan-lahan menjauh lalu pergi hingga tak dapat kugapai, kau kembali membawa waktu yang tidak tepat hingga kau hilang lagi dibalik jarak itu, yang masih jadi penjahat diantara kita.

25 Feb 2015 : a Little Boy

Tadi pagi bangun jam 7 habis itu tidur lagi terus bangun lagi pas jam setengah 8. seperti biasanya Prilly masih molor -_- terus seperti biasanya lagi saya mandi diluan dan prilly masih tidur, selesai mandipun dia masih tidur -_- pas saya mau pakaian dia juga masih tidur. saya paksa bangun baru bangun itupun masih ogah-ogahan, kan...dia rese kalau lagi ngantuk. waktu Prilly mandi saya masuk dapur bingung mau bikin sarapan apa -_- gas habis, yaudah saya langsung ambil mie kaldu terus rebus pagi ini kita jadi anak kost yang sedang dilanda kemiskinan kronis dulu. habis sarapan alakadarnya kita lanjut siap-siap terus go to kampusssssss. seperti biasanya lagi kita nunggu angkot lumayan lama. di daerah rumahku memang angkotanya sangaaaat minim. terus angkot berhenti di kota, nanti naik angkot menuju kampus lagi. lumayan paling cepat setengah jam udah sampai, kalau gag beruntung yah bisa satu jam di perjalanan -_- sampai di kampuspun ternyata kita berdua jadi penghuni pertama :') gag terlalu lama menunggu anak-anak yang lain mulai berdatangan, ini hari kan kelas genap dan ganjil pisah, berhubug saya anak genap jadi kelas hari ini ada di lantai dua. anak genap yang lain juga mulai jalan ke lantai dua, sampai di kelas kita bikin apa coba? nonton stand by me - nya doraemon, tadinya saya ikut nonton tapi sudah bosan akhirnya kembali ke tempat duduk. waktu itu saya, jalem, onang, Prilly dan Sibi ngumpul sambil cerita-cerita, biasalah kalau cewek berkumpul sudah kodratnya untuk ngoceh sana-sini. waktu itu Sibi nyuruh saya hubungin nomornya, yaudah saya lakuin tau-taunya dia mau pamer NSP nya yang lagunya Rasa ini indah - utopia, saya memang suka banget sama lagu itu, maklum soundtrack film kesukaanku sama Papi hahaha. habis itu saya berjanji akan sering-sering miscall Sibi :D terus..terus.. waktu itu Sibi keluar kelas prilly dan Onang juga ikut-ikutan, tinggal aku dan Jalem yang duduk-duduk kayak orang bego, karena Jalem mungkin udah gag tahan dengan suasana yang membosankan dia pun keluar, saya juga sebenarnya bosan tapi lebih malas untuk beranjak. yaudah saya mainin HP sampai bosan tidak lama kemudian Prilly mask sama Jalem, Jalem langsung tarik tangan saya disuruh keluar, duh, sampai diluar juga ada apa coba? saya cuman liat sekumpulan senior yang lagi duduk-duduk di depan pintu sama beberapa kumpulan orang berhitam putih duduk di koridor eh mereka teman-teman kelas saya, mungkin sedang bicarain futsal lagi. terus saya tana Jalem 'ada apa? kenapa? kenapa dipanggil kesini?" dan Jalempun menjawab "tidak, cuman suruh keluar saja daripada di dalam sumpek" ampun deh saya langsung balik lagi ke kelas habis itu ambil tas, saya mau pulang, dosen yang ditunggu-tunggu gag datang. waktu itupun Jurasicpark datang dan nyuruh tulis absen saja. setelah tulis absen dia malah hadang saya di depan pintu minta uang pulsa . okee ketingku sudah brutal sekarang, pokoknya gag boleh ada yang keluar sebelum dikasi uang pulsa katanya, jadi kita harus kumpul uang untuk beliin dia pulsa supaya bisa kasi info. sepertinya dia mulai mengancam. saya kasi uang dua ribu berdua sama Sibi, barulah bisa dibiarkan keluar. tadipun, masih jam 11, kalau diingat-ingat gas di rumah sudah habis, jadilah saya dan Prilly singgah belli prasmanan dlu, terus naik angkot ke kota lagi, pas naik angkot itu saya langsung cubit tangan Prilly soalnya yang duduk di depan saya ada anak kecil imuttttttt bangeeeetttt :( tanganku sudah gatal ingin mencubit, kalau angkotnya berhenti anak itu akan ngoceh bilang "mami mami kenapa ini?" maminya bilang "ada penumpang jadi berhenti dulu mobilnya" aaaa pokoknya imut banget , tangannya juga gag mau lepas dari pegangan ibunya, anak itu juga sampai ngantuk matanya perlahan-lahan mulai sayup, pokoknya lucu, jadi ingat Agil waktu masih sekecil itu masih imut-imut dan masih sangat tenang, sekarang nakalnya sudah tidak bisa ditolerir . Terus Prilly bisik-bisik "liat Helmnya, ada tulisan tekniknya" iyah, helm yang dibawa ibu anak itu ada stiker tekniknya. begini yah, tiap kita jalan sampai naik angkot sekalipun pasti kita selalu menemukan hal-hal yang berbau teknik. -_- kembali ke pembahasan utama, pokoknya  rasanya tidak ingin turun :( pas turun dari angkotpun ingin banget cubit anak itu sampe merah sampai dia nangis sekalipun yang penting rasa gemes ku terbayar dengan puas :( goodbye, a little boy :')

13 July 2015 : I Remember What I Cn't Tell You

Hai....sudah hampir setahun atau mungkin lebih dari setahun kita tidak bertemu? Sepertinya kau belum tersingkirkan dari peringkat pertama orang yang terlalu banyak memberiku pelajaran. Sebenarnya aku tidak ingin menyinggung ini lagi, tapi izinkan aku untuk terakhir kalinya disini, sebenarnya aku juga benci membuatmu merasa bersalah karena aku yakin kau sudah menyesali ini sejak lama tapi aku janji ini akan segera berakhir tanpa ada singgungan tentang ini lagi, aku hanya ingin mengingat yang mungkin untuk terakhir kalinya dan ada hal yang masih banyak harus kau ketahui yang seharusnya kau baca di diaryku tapi rasanya kita tidak punya kesempatan untuk bertemu lalu memberikanmu,sebelum terlalu lama makanya aku ingin mengungkapkan ini sekarang.
4 Tahun yang lalu...
Kita hanya bertemu lewat media sosial, waktu itu habis MOS. Aku malah banyak akrab dengan senior-senior dan tanpa sengaja denganmu juga saat itu. Kita sempat chat-chat-an masalah IDM kau memberiku solusi ini itu tapi sayang saat itu kau ingin off sampai akhirnya aku minta nomormu karena masih banyak hal yang ingin kutanyakan, percayalah saat itu aku hanya sekedar ingin tahu tentang masalah IDM. Semuanya berlanjut di SMS kau membalas dengan cepat dan terus begitu hingga berjam-jam tanpa maksud apapun kita malah jadi keterusan sampai berhari-hari dan malah sampai membahas yang lain, aku ingat aku tidak pernah lepas dari HP ku selama 3 hari belakangan waktu itu, bahkan kita sempat ganggu-gangguan di Facebook (saat masih jamannya) hah... rasanya lucu kalau diingat kembali, ah yah waktu itu kebetulan bulan puasa jadi kita libur lalu aku pun jarang tidur dan bertahan sampai sahur hanya karena terus ngobrol denganmu, aku baru sadar ternyata kau yang mengajarkanku begadang sampai saat inipun itu sudah menjadi kebiasaanku. Kau ingat obrolan kita yang seru saat ada kapal tenggelam? Disitu ka beritahu kalau mamamu kebetulan kerja di wilayah pelabuhan makanya kau tau diluan padahal waktu itu aku kira kau belum tau apa-apa dan bermaksud ingin memberitahumu. Kita bahkan tidak tidur sampai pagi saat itu, aku ingat saat itu sedang bermalam di rumahnya nenekku dan aku masih duduk sendiri di ruang tengah, nenekku sampai menegurku dan memarahiku karena belum tidur, dan meskipun aku sudah masuk kamar aku masih diam-diam membalas pesanmu pokoknya sampai pagi. Hahaha benar kata orang saat-saat pedekate adalah saat-saat yang paling menyenangkan saat-saat dimana kau merasa semua hal jadi indah dan manis, saat-saat kau yang biasa jadi tidak biasa, saat-saat dimana kau bahkan tidak peduli apapun selain mengobrol dengannya. Hari terakhir masa-masa pendekatan kita selama 3 hari itu, sorenya kau menyatakan perasaanmu, ah tidak...kau bahkan langsung menyatakan cinta hahaha, waktu kau tak tahu betapa terguncang duniaku saking bahagianya, semenjak chat0chat bahkan mengobrol denganmu aku bahkan sudah merasa sangat nyaman dan tertarik padamu meskipun kita belum bertemu sama sekali, yah...waktu MOS kau tidak tampak bagiku aku bahkan baru sadar bahwa kau adalah seniorku setelah selesai MOS. Aku tidak berpikir bahwa ini terlalu cepat aku tidak sempat lagi mempertimbangkan kalau kau serius atau hanya bercanda dan aku hanya bisa menerimamu yang penting hatiku senang itu bahkan sudah membuatku jadi sangat yakin. Dan setelah aku terima kau langsung menelponku dan kita menelpon sampai tiba waktunya buka. Waktu itu kau sedang berada diluar kota liburan, apakah kita memang ditakdirkan untuk selalu berjarak jauh? Sampai sekarangpun seperti itu, kau masih tetap jauh. 
Ini saat pertama kalinya aku pacaran serius, sungguh aku sangat serius padamu, kau percaya bukan aku bahkan bertahan dan berjuang sejauh apa. Sebulan hubungan kita aku masih merasa semuanya baik-baik saja, saat masuk sekolah kita mulai bertemu walau hanya lewat tatapan dan senyum saja karena kau melarangku untuk memberitahu siapapun tentang hubungan ini tapi sayangnya sahabat-sahabatku pun sudah mengetahui, aku nyaman dengan keadaan seperti itu meski kau tak pernah menghampiriku atau ngobrol langsung denganku di sekolah. kita baru membicarakan banyak hal saat sampai di rumah, kau sms ataupun menelponku, kita akan menghabiskan malam dengan cerita banyak tentang pribadimu atau tentang pribadiku, wajarlah untuk pasangan baru yang baru ingin saling mengenal satu sama lain karena waktu pendekatan kita pun sangat singkat belum sempat kita saling tahu banyak  hal dan itu berlanjut sampai bulan-bulan selanjutnya, sampai tiba suatu waktu aku mengikuti LKS, aku terobsesi masuk OSIS setelah lulus dari SMP. Aku ingat sekali sore itu aku dan dua orang sahabatku terlambat dan aku lupa membawa segala perlengkepanku, untung saat itu dua sahabatku ikut menyembunyikan perlengkapannya agar bisa sama-sama dihukum denganku. Saat itu hujan deras dan banyak senior yang menghampiri kami, setelah dicaci maki ada beberapa senior yang terus melihat-lihatku seakan-akan tidak suka, saat kami disuruh jalan ada seorang senior yang meneriakiku dia bilang kalau aku adalah pacarmu, saat itu teman-temannya mendengar dan langsung meneriakiku, kau tau aku takut sekali, aku pernah dengar rumor jika kau pacaran sama senior maka teman-temanya akan mengganggumu. Aku khawatir, katamu hubungan kita tidak boleh ada yang tau tapi aku tidak yakin kalau sahabatku yang menyebarkan tentang hubungan kita lagipula itu sudah lumayan lama, mungkinkah kau yang memberitahu sendiri? Sampai sekarangpun hal itu masih menjadi pertanyaanku. Dan yang betul saja teman-temanmu sudah banyak yang tau aku malu sekali bahkan takut sekali . aku ingat malam sebelumnya kau bilang mau coklat aku bahkan bela-bela membelikanmu coklat dan sialnya besoknya malah senior lain yang dapat coklat itu di tasku dan mereka membagi-baginya, dan untungnya tidak ada senior yang macam-macam denganku entah itu karena kau yang peringati mereka atau mereka memang yang bermasa bodoh. Aku ingat hari terakhir saat itu saat menjelajah melwati sawah dan bendungan, saat itu kelompokku diberi jalan lain dan terpisah dari kelompok lain, bisa kulihat kau berjalan di depanku sama beberapa senior yang kutahu itu sahabat dekatmu dan saat ada penanjakan kau bahkan membantuku untuk naik, saat itu aku degdegan karena pertama kalinya kau mengenggam tanganku tapi seperti biasanya kita bisu tiap bertemu hanya senyum yang ada saat itu. Setelah hari itu aku tau kau ternyata sengaja menyuruh kelompokku untuk jalan ke jalur lain entah maksudnya apa aku masih belum mengerti tapi aku begitu senang. 
Dan hari-hari selanjutnya sambil menunggu tes akhir masuk OSIS aku dan dua orang sahabatku lebih sering ngumpul dan membicarakan senior-senior yang mereka suka. Dan tiba-tiba saja seseorang yang aku lupa itu lewat via sosmed atau via sms yang penting dia sempat bahas kalau aku pacaran denganmu hanya karena untuk bisa masuk OSIS, dia berpikir aku memanfaatmu sebagai jalan agar bisa masuk OSIS karena kau merupakan salah satu pengurus OSIS. Saat itu aku geram dan langsung memutuskan untuk tidak menunggu tes-tes atau apapun lagi yang berhubungan tentang OSIS, saat tes itu tibapun aku dan kedua sahabatku tidak hadir . keesokan harinya sahabatmu mendatangi kelasku dia bahkan memaksaku untuk tetap masuk OSIS, entah bagaimana caranya dengan tidak ikut tes aku bisa langsung masuk begitu saja? Yang ada aku makin dibully. Aku tetap pada pendirianku aku bahkan jadi membencimu. Akhirnya impianku hancur . kebencianku bukan hanya sampai saat itu, seseorang memberitahuku kalau ternyata selama ini kau sudah dekat dengan salah satu teman kelasmu, ini bahkan jadi pukulan bertubi-tubi untukku. Setelah mempertanyakan tentang hal ini kau langsung menelpon dan jadi marah, aku tidak menegrti kenapa jadi harus kau yang marah ? iya saat itu kita marahan berhari-hari tidak ada komunikasi sedikitpun aku juga mulai terlihat murung terus menerus begitu kata teman-temanku, sampai pada suatu senin saat selesai upacara dan mau mengeluarkan bukuku dari tas aku dikejutkan oleh sebungkus coklat lalu ada smsmu yang masuk, kau minta maaf. Kau berhasil membuatku semangat kembali setelah pulang sekolah kau menjelaskan semuanya dan meyakinkanku bahwa itu tidak betul. Kau tau saat itu aku makin menyayangimu dan mempercayaimu. 
Setelah ini mungkin kisahnya tidak berurut, aku lupa waktunya tapi kejadian-kejadian secara detailnya masih aku ingat jelas.
Kau ingat pertama kalinya aku datang ke rumahmu? Waktu itu pulang sekolah, kau sudah kelas tiga jadi jarang masuk sekolah, waktu itu aku sedang makan bakso dengan sahabtku dan yah seperti biasa kita tidak pernah lepas dari yang namanya smsan waktu aku bilang sedang di rumah makan kau juga mau kubelikan kebetulan rumah makan yang kudatangi tidak jauh dari rumahmu. Kok disini aku merasa aku yang jadi cowok yah? Itu kali pertama kau tunjukan jalan ke rumahmu untung gampang ketemu, kaupun keluar kalau tidak salah kau mengenakan baju coklat saat itu, lagi-lagi aku deg-degan entah kenapa tiap ketemu kamu aku selalu begitu. Dan yah kau hanya mengucapkan terimakasih lalu segera masuk ke dalam rumah. Tapi saat itu aku tidak sedih baru sekarang aku merasa ironis sekali sikapmu yang dulu, waktu itu sahabatku pun sempat mengoceh dia bilang kenapa perempuan yang harus membawakan laki-laki makanan, dunia sudah terbalik, katanya. Aku bahkan tidak tau harus berkata apa lagi, am I wrong? Saat itu aku tidak keberatan sama sekali kok.
Dan yah.....hubungan kita makin bertahan lama dan aku mulai sadar perlahan-lahan kau berubah, kau mulai cuek, sms pun hanya pagi dan malam, itupun hanya memberiku ucapan selamat pagi dan selamat tidur saat aku balas kaupun tidak membalasnya lagi. Aku bingung bagaimana mau membicarakan hal ini padamu kalau smsku saja tidak pernah kau balas. Dan pada suatu malam aku ingat aku sedang bimbang ingin menghubungimu karena aku juga takut mengganggumu soalnya sebentar lagi kamu mau ujian, tapi beruntungnya smsmu masuk membuatku senang bukan main, yah kau bertanya ‘besok mau dijemput?’ aku bahkan nyaris teriak aku ingat sekali rasanya waktu itu kayak mau melayang soalnya ini pertama kalinya kau bertanya seperti ini, tentu saja aku langsung bilang mau, walaupun baru sekrang aku sadar aku ingin itu bukanlah pertanyaan tapi jadi ajakan..seandainya, tapi yah apalah dayaku dulu yang terlanjur mencinta hal jelekpun aku baguskan. Aku bahkan dengan semangatnya tidur cepat agar bisa bangun pagi-pagi besok. Layaknya orang yang mau ketemu pacarnya aku bahkan berpenampilan semaksimal mungkin aku ingin terlihat lebih cantik dimatamu pagi itu. Aku menyuruhmu menungguku di depan lorong karena kalau sampai kau menjemputku di depan rumah, mami akan curiga , dia masih melarangku untuk pacaran. Sampai di depan lorong aku melihatmu diseberang jalan padahal sudah kubilang aku takutmenyebrang dan menyuruhmu menyebrang tapi tak kau lakukan kau tetap diseberang jalan sana dan aku berusaha menahan takutku untuk bisa menyebrang, setelah naik ke job motormu kau hanya bilang “sudah?” dan aku hanya mengangguk. Sepanjang jalan aku terus menghela nafas saking deg-degannya bahkan tidak ada yang berbibacara diantara kita, sampai di sekolahpun kau menurunkan tepat di depan pos penjaga sekolah yah memang sih karena dekat juga dengan kelasku. Aku hanya bilang “terimakasih” dan tanpa respon apapun kau langsung lanjut nyertir sampai ke tempat parkir. Kau tau? Hanya dengan perlakuanmu yang sangat sediki seperti itu mampu membuatku hampir pingsan karena deg-degan terus.
Kau ingat juga saat ujianmu tiba? Kau sms aku pagi-pagi, aku bahkan belum terlalu sadar dari tidurku kau minta bantuan untuk dicarian jawaban, aku bahkan langsung on internet dan mencari jawaban dari soal ujian yang kau kirim, aku terus membantumu sampai berhari-hari. Karena saking takutnya nanti tidak mendengar dering telponku tiap malam aku selalu tidur cepat dan memasang alarm subuh-subuh agar habis sholat subuh aku tidak tidur lagi dan hanya menunggu smsmu masuk. Aku benar-benar niat membantumu pernah ada beberapa soal yang setengah mati kucari jawabannya dan saat ku temukan kau bahkan baru bilang sudah selesai. Rasanya mengecewakan sekarang, tapi dulu tidak, dulu aku bersyukur sekali tiap apa yang kau lakukan bisa berhasil. Asal kau tau saja saat kau ujian praktek dilapangan, aku selalu melihatmu dari jendela kelas aku bahkan rela-rela tidak pernah keluar kelas hanya untuk bisa melihatmu dan tiap istirahat aku bahkan selalu sengaja pergi ke kelas temanku yang dekat dengan kelasmu agar bisa melihatmu dari dalam kelasnya aku suka memerhatikanmu diam-diam. Entah kenapa yg penting aku merasa nyaman saat melakukannya.
Kau tau kan sahabat laki-lakiku yang berinisial D, aku sangat dekat dengannya aku tau kau tau itu. Hari-hari berikutnya dialah yang sering mengantar jemputku tiap ke sekolah selagi kau mulai jarang masuk sekolah aku selalu curhat padanya tentangmu dari perubahanmu yang jadi sangat cuek dia bahkan menjadi penenangku saat aku mulai merasakan kecuekanmu semakin menjadi-jadi. Kapanpun aku butuhkan dia selalu ada sampai waktu jadwal membersihkan satu sekolahan waktu itu aku sempat mendiamimu karena sikapmu yang semakin tidak peduli , aku jadi ikutan tidak peduli tapi sorenya waktu itu kau menawarkan untuk mengantarku pulang aku tidak bisa bohong kalau aku senang sekali akhirnya aku iyakan, pas sudah ingin pulang aku mengabarimu lewat sms dan kau hanya bilang ‘tunggu’ bukan masalah tunggunya tapi semua teman-temanku sudah pulang hanya aku sendirian di kelas kau terus bilang tunggu hingga sampai mau maghrib kau belum kasi kabar lagi sampai D melihatku dan langsung mengajakku pulang, aku sudah bilang ingin menunggumu dan akhirnya D menemaniku menunggumu tapi sudah terlalu lama kami menunggu akhirnya aku jenuh dan memutuskan pulang bersamanya, aku segera sms kamu dan memberitahumu aku pulang dengan D dan kau hanya balas ‘ok’ sepanjang jalan D terus menghiburku dia bahkan menyuruhku untuk berfikir positif kalau mungkin kamu sedang sangat sibuk waktu itu. 
Kau ingat saat ulangtahunmu? Aku bahkan sudah menabung dari jauh hari agar bisa memberimu surprised, hari itu aku mengajak sahabatku untuk berjuang denganku mempersiapkan surprised, kami pergi memesan kue malamnya dan keesoka hari untungnya kau ada les sore jadi pas sore aku bela-bela ke skolah, aku menunggumu di suatu kelas dan menyuruhmu untuk datang awalnya aku ingin kau datang sendiri eh tau-taunya kau malah membawa teman-temanmu jujur aku sangat malu, saat kau masuk kelas aku langsung memberimu kue dan teman-temanku langsung menyanyikan lagu selamat ulangtahun pada umumnya :D ah yah aku juga tidak tau sebagian teman-temanku tiba-tiba hadir juga di sekolah waktu itu jadi aku minta bantuan mereka. Kau tersenyum lalu aku suruh make a wish kau melakukanya dengan cepat setelah itu Teman-temanmu langsung heboh lalu mengejarmu sampai mau menyirammu kuenya pun langsung habis seketika setengah dimakan setengahnya lagi dipake main lempar-lemparan paling tidak hal yang aku gelisahkan dari berhari-hari yang lalu sudah membuatku legah hari ini, meskipun sederhana yang penting lancar. Malamnya, aku on facbook aku liat kau mentag ku distatusmu, awalnya aku tersnyum membacanya tapi lama kelamaan membacanya ada kalimat yang langsung membuatku seperti dijatuhkan tiba-tiba setelah habis dibawa terbang jauh kau mengucapkan terimakasih dan disitu kau sebut aku sebagai temanmu padahal hubungan kita sudah tersebar sejak lama, saat itu juga sahabatmu komen kenapa aku harus dibilangi teman? Aku juga bertanya demikian tak kau rasa saja sakitnya waktu itu seperti apa aku bahkan sampai menangis aku tidak mengerti arti hubungan kita selama itu apa. TEMAN J
Dan ketika hari ulangtahunku, beberapa hari sebelumnya kita sempat keluar bareng saat itu aku sudah bilang berharap kau bisa datang dan kau bilang kau tidak bisa alasanmu kau mau keluar kota tadinya aku memaksa agar kau bisa datang tapi kau tetap bilang tidak bisa dan memohon agar aku mengerti. Saat hari H nya aku masih menganggap saat itu kau hanya bercanda pasti ingin memberiku surprised selang beberapa jam acaraku aku bahkan gelisah dan terus keluar memerhatikan tamu-tamu yang datang tapi tak kutemukan kau diantara mereka, sampai salah satu sahabtku yang tau sekali perasaanku saat itu menenangkanku, dan acarapun hampir berakhir, sudah banyak yang pulang dan aku masih menunggumu untuk hadir, kau bahkan tidak sms aku seharian. Dan tiba-tiba saja seorang temanku membisikku kalau diluar ada seseorang yang ingin ketemu denganku, aku langsung deg-degan lagi aku tersenyum senang dan langsung berlari keluar saat sampai depan pagar aku liat dua orang diatas motor yang langsung memadamkan semangatku, bukannya aku tidak mengharapkannya datang tapi yang datang bukan kamu. Itu temanmu dan D mereka berdua memang sudah akrab sejak lama. Temanmu memberikanku sebuah kado dan dia bilang itu darimu yang dititipkan padanya ternyata betul kau pergi, aku terlalu berharap. Akupun menyuruh mereka masuk dan kita mengobrol ini itu aku yakin D tau perasaanku saat itu tidak lama kemudian mereka pulang dan semuanya pulang. Aku mulai membuka kadomu lampu tidur warna biru. aku senang, bahkan sangat senang, aku langsung sms kamu bilang makasih dan bla bla yang aku lupa isinya dan balasan yang datang bukanlah balasan yang kuharapkan kau malah bilang untuk berterimakasih pada teman perempuanmu karena dia yang memilihkan kado itu bukan kamu. Kamu bahkan tidak tau kalau isinya adalah lampu tidur saat itu kau yang hanya tinggal membayarnya, kau tau betapa kecewanya aku? Ini bahkan sama saja bukan kado darimu tapi dari temanmu. Kau berhasil membuatku kecewa dihari ulangtahunku . UNTUK YANG PERTAMA KALINYA. Dan aku hanya bisa memendam itu semua, aku takut kita bertengkar, aku takut kita putus walaupun sebenarnya ternyata aku sudah terlalu banyak berjuang sendirian, hanya saat itu aku belum sadar.
Kau ingat juga saat hari valentine? Kita bahkan sepakat akan tukar kado, bukan mau mempercayainya sih tapi kita bilang untuk have fun saja ya kan? Aku benar-benar bingung mau memberimu apa selain coklat putih, aku ingat kau sangat suka coklat putih tapi aku pikir kalau cuman coklat ini tidak akan seru. Aku pun berpikir untuk membuatkanmu sarung tangan yang ada bordiran namamu dan namaku, saat itu kebetulan aku lagi sakit dan kuminta bantuan sahabatku untuk mencarikan tukang bordir agar bisa membordirkan sapu tangan yang baru kubelli. Merekapun membantuku, esoknya kupaksakan diri untuk ke sekolah agar bisa ketemu denganmu, sapu tangan dengan bordirannya aku masukkan ke dalam kodak kado berwarna hijau berbentuk love. Waktu itu aku ke lab bersama sahabat-sahabatku sekalian aku ingin memberikan guru idolaku sebungkus coklat dan waktu itu kau datang aku langsung memberimu coklat dan kau tampak kecewa mungkin kenapa hanya coklat, sedangkan kau jga begitu hanya memberiku coklat lalu tanpa sepata kata pun kau pergi, untung saat itu temanmu yang kau tinggalkan masih memakai sepatunya dan buru-buru kupanggil, aku memberikannya kotak kado untuk dia berikan padamu. Dan beberapa waktu yang lalu aku tau keberadaan kotak kado dan isinya ada sama teman perempuanmu, tidak pernah kau pegang. Entah apa alasanmu, itu membuatku merasa tidak dihargai, pernah aku sempat memintanya setelah hubungan kta berakhir tapi temanmu bilang sudah kau ambil kembali, aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu. 
Aku ingat waktu itu kita sempat putus tapi lupa karena apa, sehabis itu kita semakin dekat kau mulai berubah sedikit demi sedikit paling tidak mulai sering menghubungiku, waktu itu kau lagi di kota yang tidak usah kusebutkan nama kotanya, kau akan melanjutkan kuliahmu disana , saat itu kau sedang mengikuti bimbel. Kau menelponku siang-siang kita bercerita banyak ketawakan ini itu kau bahkan tidak cuek lagi, yah...sebenarnya kau bawel juga. Hampir berjam-jam terlewati sampai akhirnya kita saling diam saking tidak tau mau bicara apalagi, aku juga sudah lelah ketawa lalu tiba-tiba kau mulai ngomong lagi tapi apa yang kau bicarakan saat itu membuatku kembali merasa jatuh, mungkin saking kau menganggap aku sudah tidak marah lagi dan sudah kebal atas kesalahan-kesalahan yang kau perbuat akhirnya dengan gampangnya kau bilang kalau ternyata dulu kau bisa menembakku karena hanya sekedar menjalankan tantangan dari temanmu kalau kau harus dapatkan aku setelah itu aku mendengarmu ketawa diseberang sana tanpa peduli dengan perasaanku aku bahkan lebih baik tidak pernah tau hal ini aku bingung kenapa kau selalu saja menghempaskan tiba-tba begini setelah kau ajak terbang tinggi. Namun kau sempat bilang kalau saat ini kau juga mulai serius. Tanganku gemetaran saat itu saking ingin marahnya tapi tidak bisa, sampai akhirnya aku beralasan agar bisa mengakhiri telponan itu. Tanpa rasa bersalahpun kau menyetujuinya. Aku akan selalu ingat selain cuek kau adalah orang yang tidak peka yang pernah ku kenal. Aku hanya berusaha menahan sakitnya untuk beberapa waktu dengan tidak terlalu menggubrismu aku butuh waktu untuk yang satu ini. Kau bahkan tidak pernah peka dengan sikapku dan kau malah ikut cuek lagi. Hah.
Ah saat hari pelulusan, iyah hari pelulusanmu, kau perlu tau aku sangat trauma dengan momen ini, aku benci momen saat pelulusan, ini mengingatkanku pada masa SMP dulu yang tidak usah kubahas yang penting aku trauma. Beberapa hari sebelumnya saja aku sudah gelisah sampai tidak bisa tidur aku takut. Kau pasti sudah tau juga beberapa bulan belakangan aku dekat sama saudara kembar temanmu yang berinisial A. aku memanggilnya kak juga, tiba hari pelulusan dia menjemputku selain D dia juga menjadi tempat curhatku sesungguhnya aku butuh orang yang lebih dewasa untukbisa menasehatiku. Aku lupa kita kenalan lewat mana tapi rasanya lewat twitter ah entahlah yang pasti aku sudah menganggapnya sebagai kakakku sendiri dia pun memperlakukanku seperti adiknya. Pagi itu aku tidak semangat ke sekolah beberapa malam sebelumna aku sempat sms kamu kalau aku mau mencoret-coret bajumu dibalik kerah bajumu tempat yang tersembunyi, alasanku agar tidak ada coretan satupun yang dekat dengan coretanku, aku sudah lakukan hal yang sama saat SMP dan kuharap kejadian pahitnya tidak terulang dihari ini. Tapi tiba-tiba saja semalam kau bilang tempat itu sudah dicoreti diluan oleh teman osismu, kakak kelasku juga dia baru kelas dua , yang suka kau panggil adikmu. Kau telah membuatku kecewa kembali padahal aku dluan yang sudah pesan tempat itu sejak lama. Aku merasa jadi tidak penting lagi. Setelah aku sms kak A untuk menyebrang awalnya aku tidak yakin tapi saat sampai didepan lorong disudah menyebrang, tidak sama denganmu dia lebih perhatian, bukannya ingin membanding-bandingkan tapi lihatlah yang bukan pacarku malah bersikap kayak pacar begini. Ngomong-ngomong saat itu aku sangat berharap kalau kau yang menjemputku. Dan kau tau sebelum aku naik ke boncengan dia sempat memberiku dua batang coklat dan sekantong kecil kerang-kerang laut, dia bilang itu untuk penghiburku hari ini karena dia pun sudah tau ketakutanku hari ini. Andai bukan karenamu aku akan ogah-ogahan ke sekolah hari ini. Sampai di sekolah kak A bilang akan datang di sekolah kita, yah kita beda sekolah dengannya. Aku lumayan senang dibuatnya. Sampai di kelas aku hanya duduk manis sambil memakan coklat yang dikasi kak A. sambil menunggu pengumumanmu, aku bisa dengar keramaian di lapangan tapi aku ogahan ingin keluar. Beberapa jam menunggu teman-temanku juga mulai berdatangan dan mereka memaksaku untuk keluar kelas aku sudah mendapati semprotan warna warni sana-sini dan beberapa orang senior menghampiriku dan minta tanda tangan. Aku belum melihat sosokmu bahkan diantara mereka ada yang minta foto dan aku hanya mencari sosokmu, yah kutemukan kau diantara mereka kau bahkan tidak menghampiriku malah teman-temanmu yang menghampiriku,aku sudah mulai lelah dan memutuskan untuk kembali saja ke kelas . aku ditemani dua orang teman kelasku mereka asik curhat-curhat dan aku dari tadi cuman diam terus sambil ngeliat ke jendela kayaknya dulu galau banget -_- dan tidak lama kemudian salah satu temanku histeris sambil menghampiriku dia melihatmu datang dan mau ke kelas , nah kan saat itu seperti biasanya aku kembali deg-degan yang betul saja kau masuk ke kelasku baju seragammu sudah kau lepas dan memberikannya padaku, kau tau aku sudah siapkan spidol warna ungu warna kesukaanku dulu, kau bahkan menyuruhku cepat-cepat katamu habis ini kau  mau bakar seragammu, kupikir itu lelucon tapi disisi lain aku juga berfikir kau tidak suka atau kau tidak menghargaiku lagi, tanpa sekatah apapun lagi seperti biasanya kau langsung pergi. Bisa kulihat kedua temanku melongo untuk beberapa saat lalu salah satunya sempat bilang “apa tadi ? cuman begitu?” aku hanya bisa tersenyum lalu memutuskan untuk pulang.saat keluar kelas tiba-tiba aku melihat sosok kak A yang baru datang aku langsung senyum dan menghampirinya setelah mencoret-coret bajunya kita sempat ngobrol sebentar lalu mengajakku untuk berfoto berdua, saat itu akupun tidak peduli kalau kau maupun teman-temanmu melihatku atau mereka sudah menjudge yang tidak-tidak aku benar-benar tidak peduli, aku kembali kecewa saat itu bahkan saat ditawari pulang bareng kak A aku iyakan kau mungkin bahkan sempat melihatku dibonceng dia tapi aku benar-benar tidak peduli tapi sungguh ini menyakitkan, dan bisa kudengar saat itu kak A bilang kalau pasti kamu jadi cemburu sepertinya dia sudah merencanakan ini lalu dia tertawa tapi aku rasa tidak yakin, kau juga pasti  tidak peduli kau tidak peduli,. Iya kau tidak peduli. Dan sayangnya setelah hari pelulusan itu kak A juga melanjutkan kuliahnya di kota yang sama denganmu kita masih sempat berkomunikasi sampai beberapa tahun dia juga sempat mengirimiku sebuah novel dan dia sudah mendapatkan kekasih disana padahal dulu dia suka curhat denganku tentang kegalauannya yang belum mendapatkan pacar juga. Dan selang waktu semakin berlalu kak A hilang, ia bahkan tidak pernah menghubungiku lagi, dia menghilang. Aku kehilangan sosok seorang kakak laki-laki yang selama ini kuidam-idamkan. Kurasa kau juga harus berterimakasih padanya karena diapun selalu membuatku berpikir positif tentangmu.

21 Feb 2015 : I came, Because I've Promised

Ini janji dari -sekitar- setahun yang lalu, jadi saya punya janji sama seseorang yang saya panggil Oppa, saya bingung mau memanggil dia apa soalnya dia dua tahun lebih tua dari saya tapi tidak ingin dipanggil kakak -_- mungkin dengan memanggil dia Oppa adalah jalan yang terbaik. nah dia ini adalah anak stand up comedy di belakang nama aslinya ditambahkan kata botack padahal dia gondrong. dia juga salah satu penggemar rahasia saya yang ketahuan, pemirsah, dia hobby minta diceritakan tentang Agil, adik saya, katanya Agil lucu, Agil menyenangkan, Agil bla bla bla padahal kenyataan tak seindah itu. nah dulu waktu saya masih SMA di Kolaka saya sering berkomunikasi dengan beliau terus disuruh nonton acara stand up nya, nah saya pernah janji bakalan nonton tidak tau kapan tapi pasti..iya pasti,pertama kali diundang saya tidak datang, kedua kalinya juga tidak datang dan sudah beberapa ratus malam dia tampil di kolaka saya tidak pernah datang, begitupun saat kita kuliah di Kendari dia tampil sana sini saya pun tidak pernah hadir, disuruh beli tiket shownya saya selalu beralasan untuk menolak O:) dan akhirnya malam ini saya diberi kesempatan untuk hadir tanpa banyak alasan lagi. sebenarnya ada alasan.. ada, tapi karena kali ini dipaksa sama konco-konconya dan langsung dijemput akhirnya mau tidak mau yah pergi :D

          jadi tadi itu acara bazarnya anak IT. kebetulan Oppa di undang standup disitu pas saya datang sama-sama Asad eh oppa lagi duduk2 di atas motornya orang dengan sikap ala-ala kepedisan. nah pas saya buka helm saya liat wajahnya yang mencurigakan.
"pedis deh, ambilkan dulu minum di dalam, Sad" kata Oppa
"he? habis apa?ah gugup toh?"
"bisanya saya mau gugup. cepat asad, minum dulu habis makan bakso tadi disitu"
tapi sayang, Asad tidak mau mengambilkan air untuknya. lama kelamaan mungkin pedisnya sudah hilang dia pun mulai bicara
"eh, liat itu orang di depan yang lagi duduk di atas motor"
"kenapa?"
"lagi patah hati itu, lagi bbman sama odo-odonya" 
"tau darimana?"
"kan tadi saya lagi makan bakso terus saya duduk disampingnya, saya makan sambil intip isi bbmannya. sedih sekali.ckckck"
jangan pernah percaya dengan ceritanya -_-
"makan bakso dimana? dimana penjual bakso?" kaliini saya meneliti lirik kanan kiri depan belakang atas bawah dan penjual bakso tidak ada.
"anu tadi bakso gerobak lewat"
dia juga salah satu pembuat alasan yang unggul

waktu itu juga salah satu senior IT yang saya lupa jabatan dan namanya datang menghampiri kami, dia kenal sama oppa lalu mereka berdua cerita-cerita entah ada apa gerangan nama saya disebut sama senior itu kalau tidak salah dia bilang begini
"ada itu cewek namanya aisyah"
"eh ini dia aisyah, calon masa depanku" ini oppa yang bilang, langsung tinjuanku melayang ke kakinya yang saat itu dinaikkan ke atas motor
"tidak tidak, dia sudah punya pacar, namanya fachri " lanjut oppa
"ha? fachri sapa?"
"fachri yang diayat-ayat cinta"
peringatan, kalau bicara sama oppa tidak pernah ada serius-seriusnya. 
"oh kamu namanya aisyah?"tanya senior itu
"iya kak"
"oh, cuman mau tau saja soalnya Adriyan juga suka cerita tentang temannya katanya namanya Aisyah anak sipil"
well, sepertinya saya harus minta penjelasan Adriyan tentang yang satu ini. 

and then, Prilly datang bersama Adriyan, dulu mereka pernah dekat tapi itu dulu sekarang yah gitu deh. terus waktu itu Uyun yang katanya lagi dekat sama Adriyan si keting IT langsung menarik tangan saya untuk masuk. yaudah kita jalan masuk dan tiba-tiba Prilly bisik-bisik
"eh kak,Ben di belakang"
saya menoleh ke belakang dan benar kak Ben datang 
saya cepat-cepat masuk tapi sampai depan pintu cafe saya ketemu lagi sama kakak I -_- tapi dia cuman tanya 'teman-temanmu yang lain kemana?' habis saya jawab saya langsung buru-buru masuk, nah tempat duduk yang saya pilih dan prilly ternyata berhadapan sama si tuan Crabs yang saat itu memandangku dengan sinis, saya tidak mengerti masalah apa yang pernah saya buat sama manusia yang satu ini, tiap melihat saya dia pasti seakan-akan ingin memakan saya. benar-benar suasana yang mencekik untuk yang kesekian kalinya. 

singkat cerita tiba waktunya oppa tampil, tidak salah dia terkenal karena comedynya. smua orang waktu itu ketawa, termasuk saya. apalagi prilly yang sangat ngakak disampingku. rasanya ingin lama-lama nonton dia, pokokna seru, lucu, bangga. kalau tau begini kenapa tidak dari dulu saya nonton kalau dia stand up comedy, hahaha maaf saya menyesal.terus saat selesai saya pindah duduk ke sampingnya, begitupun Prilly kita cerita-cerita tapi tidak ada yang serius. terus dia ambil bungkus rokoknya orang sepertinya, terus saya bilang
"stoop, jangan merokok disampingku"
"yee, siapa juga yang mau merokok"

saya tidak hiraukan dia lagi dan melihat kak Ben sedang tampil, dia menyanyikan beberapa lagu sebelum oppa memanggilku dan memberiku sesuatu. mau tau apa? nanti scroll down aja. waktu itu anak-anak IT lain yang cowoknya yang liat kami langsung bercie-cie ria. oppa yang satu ini memang si pengcomedy yang mencoba romantis dalam kelucuannya. setelah itu dia bergombal ria,kemudian main sulap, dia menunjukkan beberapa sulapnya padaku sampai-sampai Adriyan juga ikut-ikutan tunjukkan kemampuan sulapnya, mereka benar-benar keterlaluan sampai membuatku ingin menangis karena penasaran :'( terus kita foto-foto katanya oppa "foto pertama berdua sama ais" hahahah
singkat cerita lagi, karena saya sudah lelah akhirnya saya minta pulangm, saat itu asad yang tadi menjemputku tidak bisa mengantar saya pulang karena katanya pinggangnya lagi sakit habis main futsal akhirnya oppa lah yang mengantar saya, waktu di parkiran tiba-tiba dia hilang disaat-saat dia hilang kak Ben datang lalu kita cerita-cerita lumayan lama. terus Oppa muncul lagi dengan helm terbalik di kepalanya sumpah ini orang keterlaluan pedenya, kemudian dia lewati saya dan berhenti di depan baliho besar dengan seriusnya ia menatap tulisan-tulisan disana ckckck -_- dan untuk kesekian kalinya saya minta diantar pulang sekarang juga, kali ini dia ready lalu saya pamit sama kak Ben.selama di perjalanan kami bicara ini itu dengan suara keras bahkan sampai berteriak karena helm yang kugunakan menjepit telingaku jadi pendengaran kurang jelas, oppa pun selalu berteriak kalau merespon ucapanku hahaha, lalu kita berhenti di penjual gorengan, belikan mami gorengan. terus lanjut lagi, dan kita memasuki kawasan angker, kawasan rumahku yang terkenal dengan cerita tikam menikamnya menjelang tengah malam, untung tadi baru setengah sepuluh, saat sampai di gerbang daerah rumah saya pun tepuk tangan sepanjang jalan dan oppa berteriak "selamat datang di kawasan angker" nah saat mau lewati lorong pertama oppa hampir belok kesitu
"eh, belum, bukan lorongku yang ini"
"oh bukan"
saya tau dia lagi berpura-pura dan perjalananpun dilanjutkan, sampailah di lorong kedua.
"ciee yang lupa rumahnya dimana" katanya padahal dia yang lupa rumahku dimana -_-
"ciee saya lupa cieee"
"yang ini toh rumahnya?" terus dia tunjuk rumahku
"bukan..bukan.."
"ah, serius ini saya tidak tau nah"
"iya yang itu ih"
"masa?"
"iya"
"bodo"
"ih..."

dan remm...ciiittt... motorpun berhenti, saya turun, tidak lupa kuucapkan terimakasih. terus buka pagar terus masuk terus buka lagi terus liat dia pergi sambil ketawa-ketawa tadi dia bilang sesuatu panjang kalimatnya tapi saya tidak dengar hahahaha. pokoknya terimakasih Oppa sudah buat ketawa malam ini :') janjiku sudah ku tepati.





                                               Ini sesi fotonya yang pertama kali sama oppa hahah





                ini yang dia kasi ke saya dari plastik-plastik yang ada di dalam bungkusan rokok. ckck

                                                                  waktu oppa tampil

20 Feb 2015 Terimakasi Untuk Jendral Venus

Halo pahlawan di atas awan, kau ingat dongeng yang kubuat? Dan ilustrasi konyol yang ku ciptakan di salah satu lembaran di diaryku? Lalu ku perbanyak dan ku tempel diatas meja kelas? Kau ingat kau bertanya itu siapa? Kau suka berpura-pura bodoh di depanku. Selalu memintaku menjelaskan ulang ini itu, meskipun aku tau itu, tapi tetap aku lakukan. Sang jendral yang bernama Venus, petualangan kita belum selesai kau ingat? Aku tidak bisa berjalan sendiri tanpa kaki tanganku dan kau tau kaki tangan itu adalah kau, kau tuan yang disana yang sedang berlindung di bawah atap rumah jauh berpuluhan kilometer bahkan ratusan kilometer dari tempatku berpijak. Aku mati tanpa kau sadari, ceritaku tidak bisa hidup lagi. Kenapa kita tidak lanjutkan saja? Apa kau takut dengan pemeran lain yang  tiba-tiba datang dengan maksud ingin turut meramaikan? Atau sekarang kau sedang berada di cerita lain yang ingin kau tuntaskan kisahnya sendiri ?. aku ingin tau rasanya memutuskan pilihan itu seperti apa, meski kau memilih keputusan yang salah sekalipun. 
          hh....ngomong-ngomong aku berterimakasih karena kau memutuskan untuk meninggalkan cerita yang belum sempat kau tuntaskan, kau sepertinya ingin melihatku berjuang sendirian, atau kau ingin mengujiku apakah aku bisa atau tidak? Yang pasti aku tidak ingin berpikir bahwa kau merasa bosan telah menghidupkan cerita ini bersamaku. Kau tau? Kita partner kerja yang unggul, aku juga heran kenapa hanya denganmu aku merasa imajinasiku benar-benar hidup.  Terimakasih telah membuatku menyukai hujan 6 tahun yang lalu, bukan waktu yang singkat bukan untuk perkenalan kita tanpa penyatuan sama sekali, aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa menahan perasaanku lumayan lama dan aku juga tidak mengerti kenapa kau bisa bertahan dibalik orang-orang yang akhirnya berhasil memiliki hatiku, cukup lama atau bahkan sangat lama. Tanpa kusadari kau sudah tenggelam disana, rasa 6 tahun yang lalu tidak lagi sama dengan yang sekarang. terimakasih sudah menjadi tempatku membuang segala keluh kesahku, terimakasih sudah membuat senyumku itu ada, aku bersyukur dipertemukan dengan orang seaneh dirimu. Terimakasih atas penambahan imajinasi yang selalu kau berikan saat aku mulai terjatuh dan ingin menyerah lagi, aku sadar kau adalah inspirasiku. 
        Terimakasih sudah membuatku percaya bahwa orang sebaik kamu ternyata masih nyata, bukan hanya sekedar ada dalam khayalanku. Kau sadar seperti apa akhirnya penantian kita selama 3 tahun silam? Butuh proses panjang hingga pernah jatuh berkali-kali, mengorbankan orang lain, persahabatan, pengkhianatan, dalam bisu, hanya untuk sekedar mengatakan ‘maaf’ . kita menunggu 3 tahun untuk bisa berbicara secara langsung dan saat kesempatan itu ada malah kata maaf yang keluar, hahaha konyol, kau ingat pertama kali tangan kita bersentuhan pagi itu di depan kelas dan aku benar-benar menahan nafasku untuk bilang maaf berhubung saat itu masih suasana lebaran. Kau juga bilang begitu bukan? Kita benar-benar terlalu polos saat itu. Dan....terimakasih setelah itu, dari tahun ke tahun kau selalu disisiku, dimanapun itu dan kapanpun aku butuh kau selalu siap, aku suka dimarahi olehmu, aku suka diejek sepuas hatimu, aku suka saat kau memukul jidadku, aku suka saat kau menggodaku disaat sedang serius, aku suka saat kau pura2 mengerti saat aku menjelaskan, aku suka kau tiba-tiba duduk disampingku di bangku peby lalu saat ada guru kau tidak mau pindah dan kita malah jadi duduk bertiga, aku suka saat kau datang selalu disaat-saat yang tepat, aku suka caramu berkata tegas dan lantang padaku hanya karena care padaku meskipun aku akan menangis setelah itu, aku suka saat kau rela-rela direpotkan olehku dan kau akan sangat pasrah, aku suka caramu mengembalikan semangatku, mengembalikan tawaku, aku suka saat kau ikut membangkitkan imajinasi dengan selembar kertas dan sebuah pulpen, aku suka saat kau ingin tanganmu dicoret-coret olehku, aku suka kau akan tiba-tiba ada di depan rumahku meskipun bukan kamu yang aku suruh jemput, aku suka karena setelah kau langgar janji 4 tahun yang lalu , janji2 selanjutnya selalu dapat kau tepati. Aku suka saat kau mau menemaniku makan bakso saat kantin sudah sepi karena kau selalu tau tentangku kau tau aku tidak suka ramai kau tau segala hal tentangku, semuanya, tanpa aku beritahu sekalipun. Kau memang pantas jadi detektif. Aku suka saat kita rebutan gorengan di kantin, aku suka saat kau menyingkirkan apapun itu yang bisa kupakai bercermin, kau bahkan pernah mengambil pelembab bibirku, aku suka kau datang dibangkuku lalu memberitahuku kalau diluar hujan, aku suka saat kita duduk dibawah langit siang lalu mengeluh kalau cuaca hari itu menjengkelkan karena meskipun kau suka aku akan memaksamu untuk tidak menyukainya dan kau mengikutiku. Aku suka saat kau memakai sepatu pink mu itu, aku suka saat kau datang membawakanku es krim, aku suka saat dimanapun itu, seperti apapun jarak kita kau tetap memberikanku semangat dan kau akan tetap tau aku punya masalah atau tidak. Rupanya instingmu selalu lebih kuat dibanding aku. Aku suka saat kau selalu memanggilku dengan panggilan yang berbeda, dan aku suka sama dirimu yang dulu. Sekarang kau hilang meskipun kau ada. Aku tau perlahan-lahan perasaan ini bukan lagi perasaan ingin memiliki seperti 6 tahun yang lalu tapi lebih kepada kehilangan sahabat atau bahkan saudara yang selama ini menghabiskan waktunya bersamaku. Kau mengakhiri semua ini hanya karena kau ingin membahagiakan orang lain dan kau masih sempat memperingatiku bahwa aku juga punya tugas untuk membahagiakan serta dibahagiakan orang lain, jalan kita sudah beda, alur cerita kita sudah berbelok arah.  Kau memang pria baik yang bertanggung jawab, yang setia, aku tidak lagi menyesal karena tidak sempat memiliki, aku harap kaupun begitu, aku bangga padamu, jendral venus. Teruslah seperti itu, teruslah menjauh sampai rasa kecewaku hilang, hingga nanti saat kau tepat di hadapanku kau akan menjadi sesuatu yang baru buatku. Karena aku ingin bisa sendiri, bisa mandiri tanpamu. Terimakasih Jendral Venus, pahlawanku, tempat curhat kedua yang paling nyaman di dunia ini. Terimakasih atas perjalanan yang sangat menyenangkan 6 tahun belakangan ini. Kau berhasil membuat seorang gadis yang biasa-biasa saja bahkan yang selalu takut dalam segala hal menjadi seorang gadis dewasa yang sudah berani mengambil keputusan dan berani menanggung resikonya. Selamat tinggal Jendral Venus ku.