Pagiku
bersahabat kali ini, sholat subuh adalah penantianku setelah beberapa hari
akibat kesiangan terus menerus, meskipun alarm sudah teriak-teriak dan bisa
saja meledakkan HPku, namun rupanya bisikan syetan terlalu indah ditelingaku. Bukan..bukan
bisikan, mereka menutup lubang telingaku atau tidak memfungsikan gendang
telingaku saat aku tertidur. Dasar Syetan, terkutuklah kau. Namun subuh ini
terasa syahdu, dan sangat semangatnya aku mengambil wudhu itu, Ya Allah….terimakasih
sudah menjauhkan Syetan itu dariku. Setelah itu aku berhasil tak tidur lagi
namun tak bertahan 30 menit, entah kemana menit-menit selanjutnya tiba-tiba
saja aku terbangun, dan waktu sudah menunjukkan pukul 08.11. hari ini aku ada
kuliah jam 09.00 dan perjalanan dari rumah ke kampus kalau naik angkot bisa
memakan waktu 40 menit (paling lama) kalau naik motor sekitar 17 menit atau 20
menit dan belum terhitung urusan perempuan . sial, syetan terkutuk itu kembali
menutup gendang telingaku sampai tak mendngar alarm yang kupasang habis-habisan
(lagi) dari jam 6 sampai jam setengah 8 . apakah aku terlambat? Tidak…si
pemilik transformers yang berganti vixion sementara rupanya bisa diandalkan
saat-saat genting begitu, kami sampai di kampus hampir jam 9 atau lewat sedikit
sepertinya dan hoki, kampus sunyi, dosennya belum datang, dan ruangan Sipil
semuanya terkunci dan jurusan terkunci. Dari ujung koridor kedatanganku, aku
sudah mendapat omelan sekitar 15 feet dari tempatku berpijak
“kau,kenapa
tidak datang kemarin? Kita perlu dokumentasiiiiii, semua potonya bluurrr…blurrrrr,
tidak ada yang beres haaa menjengkelkan sekali, saya stress saya stress liat
hasilnya, tidak ada yang tidak blur” si Wulan dengan jilbab warna birunya
terus mengomel tidak ada habis-habisnya meskipun aku sudah duduk disampingnya
lebih dari lima menit, sepertinya sepuluh menit, dua puluh menit dan atau
sepertinya sampai dosennya datang -_- dan aku baru sadar dia memakai jilbab
warna biru, pemandangan yang tak biasa, biru langit cerah secerah omelannya
pagi ini yang tak menerima alasan apapun dariku. Akupun sudah bertanya kapan
aku jadi bagian dokumentasi ? -_- dan dia terus mengomel, aku jadi termenung,
bukan merasa bersalah pada acara kemarin melainkan pada isi bbmnya Praj semalam
dia bilang ”Ais, kamu sudah jual kamera
kah? Kamu malasmi kasi kembali” hehehe
-_- rasa-rasanya sekarang aku jadi buronan akibat kamera yang sudah dari
beberapa minggu yang lalu kupinjam lewat mami, karena jika lewat aku sendiri
dia akan minta uang sewa, kumanfaatkan mami supaya saat beliau yang pinjam Praj
tak bisa berkata apa-apa selain memberikannya untukku, terimakasih banyak
sepupuh. Sepertinya mesti mami juga yang mengembalikan kamera itu biar aku tak
ditagi uang sewa. Bersabarlah boy.
Satu
kabar yang indah dari hari ini, minggu depan mid mata kuliah yang kami
kuliahkan hari ini, senangnya bukan karena midnya tapi harinya diganti dari
rabu jadi jumat, tapi….tidak ada bedanya juga sih, midnya hari rabu atau jumat
pasti belajarnya tetap sehari sebelum mid.yahhh itupun kalau mood belajar,
kalau tidak? grup line yang akan menjawab hohoho.
Lalu
aku pulang, dijemput sama si motor vixion, hari ini aku lupa tanya dikemanakan
transformernya itu. DT 4042, DT pertama yang kuingat karena angkanya (40)
stambukku dan (42) stambuknya si iting ketua tingkatku yang rambutnya selalu
kumainkan karena tak satupun kelurusan kutemukan disana, sangat keriting dan
panjangnya sampai dibawah tengkuk lehernya. Kau tau macaroni yang bentuknya
kriting-kriting itu kan? Bayangkan saja dalam jumlah banyak maka jadillah rambutnya,
tidak ada bedanya. Kembali pada si motor vixion pembalap nomor tiga setelah eki
(si Gondrong dari Goa tanpa nama yang menjadi teman pertama laki-lakiku di teknik,
sekaligus orang yang paling dekat, dan sangat
berjasa karena mempertemukanku pada si pemilik transformer. Eki kalau bawa
motor meskipun tidak terburu-buru dia akan terus menggas dengan kecepatan
tinggi sampai kau melihat kendaran dan pemandangan disekitarmu bak cahaya
tipis-tipis yang meleset begitu cepat, subhanallah sekali) dan akmal (si lelaki
pemalu yang selalu berkeringat tapi baiknya luar biasa dan kurang ajarnya luar
biasa padaku. Mulai dekat saat sekelompok disemester 2 itupun sama eki juga,
pernah bersekongkol sama eki dan anggota kelompokku yang lain saat kerja
kelompoknya di rumahku- tapi kerja kelmpoknya memang di rumahku terus- dalam
misi menyembunyikan kasus kursi meja hias yang dipatahkan oleh salah satu
darimereka dan diam-diam membuangnya di rumah kosong yang ada dibelakang rumah
saat aku sudah tertidur lelap kejadian itu terjadi di semester dua dan mereka
baru mengakuinya disemester 6 ckckc warbiasah .ah yah kembali ke si akmal, dulu
sama saya pendiam,pemalu, tunduk terus kalau bicara, sekarang kalau dia jengkel
suka panggil saya kucing, eh kurangajar, namun cewek-cewek lain di kelas masih
suka sungkan padanya, mereka masih diperlakukan akmal seperti aku mengenalnya
pertama kali, kenapa dia peringkat kedua dari segi pembalap? Kalau dibonceng
sama dia , dia masih terus menggas motornya sampai jarak satu jari kelingking
dari mobil didepan kami ) dan kenapa si pemilik transformer ini yang ketiga ?
karena masih bisa kukendalikan dan akan kupukul dari belakang jika dia balap
dengan membabi buta, lambung sana sini dengan gaya zigzag-zigzag dan dia akan
menurut, beda sama si dua orang sebelumnya, meskipun ku pukul kepalanya, mereka
tidak akan mengindahkan teriakanku.
Kami
tidak langsung pulang, kami singgah isi perut, padahal kalau diingat-ingat aku
sedang amandel sampai sempat demam beberapa hari dan tadi siang kudapati diriku
sendiri sudah bisa memakan nasi dan ayam serta minum minuman dingin yang ada es
krimnya. Aku lupa rasa sakit yang membuatku tak bisa menelan. Tapi kenapa tadi
jadi bisa? Kuhabiskan pula. Sepertinya ini fenomena langka yang terjadi akibat
rasa lapar yang sudah diluar kendali, dan tidak pernah makan enak lagi selama
beberapa hari. Yah yah bisa saja begitu, kan? Lalu kami pulang, ke rumahku, si
pemilik transformer singgah sebentar menenangkan diri akibat masalah krisis
moneternya, sambil internetan sampai tanteku datang membawa makan lalu mereka
menggosip, bercerita tentang perjalanan panjangnya tanteku dari malili sampai
di kendari lewat jalan –jalan dan daerah-daerah yang cuman mereka berdua yang
tau, membicarakan pabrik ini itu, jalan rusak yang disana dan disitu sampai ke
pembahasan rumah kost sampai sit ante tidak sadar sudah lama sekali mereka
membicarakan ini itu hingga akhirnya anaknya menjemputnya, mungkin takut
mamanya kenapa-kenapa di jalan yang harusnya sudah sampai rumah karena rumahnya
cuman berjarak sekitar 3 rumah dibelakang rumahku. Barulah mereka berhenti
bercakap. Setelah itu si pemilik transformerpun ikut pamit mau pergi mencari
uang untuk menafkahiku kelak *eh. (kenyataannya buat biaya penilitian) -_-
Malamnya
aku diajak temani ia kerja laporan, setelah cari kafe yang tepat sana sini di
malam minggu yang sangat ramai, akhirnya kami terjebak di depan rawa-rawa.
jangan salahpaham, disitu ada ruko, lebih tepatnya café kecil, pintunya
dibelakang bangunan, berhadapan sama rawa-rawa kami naik di lantai dua. Banyak bapak-bapak
yang ketawanya menggelegar, kami duduk saja, dia bilang panggil Wandhy karena
kebetulan dia ada di kendari,biar ada temanku bicara selagi dia sibuk kerja,
waktu saya hubungi wandhy, tak lama kemudian wandhy dan Rama datang, ini
pertama kalinya si pemilik transformer dan dua orang itu bertemu. Dan yang
tadinya siapa yang menyuruh siapa buat panggil teman supaya ada teman ngobrol
kini berbelok arah, aku yang diam dan mereka yang jadi ngobrol terus sampai si
mas-mas cafenya datang kedua kali di tempat kami duduk, yang pertama bersihkan
meja bekas si bapak2 yang ketawanya menggelegar seisi ruangan yang sudah pulang
dari berjam-jam yang lalu, yang kedua si mas datang lagi membawa kain pel, duh
masnya sungkan begitu langsung bilang saja kalau sudah mau tutup dari tadi juga
sudah kudengar suara cucui piring dari bawah dan aku
sudah kode pada mereka yang masih asik cerita namun aku terabaikan. Saat itu barulah
para pria itu peka lalu bertanya “sudah mau tutup mas?” si mas dengan senyum
manisnya mengangguk. Barulah kami beranjak turun dan pintu kafenya memang sudah
tutup hahah, si mbak-mbak kasirnya pun sudah terlihat lelah menunggu penghuni
terakhir ini.
Kami
pulang berlainan arah, dan tadinya si pemboncengku itu bilang kalau terlalu
dini buat kita untuk pulang, namun ketemunya kami dengan ajudan kakaknya yang
mengharuskan kami untuk singgah sampai dia langsung lompat dari motornya karena
kesenangan melihat si pria itu yang sedang memesan martabak, dan aku langsung
ditinggalnya diatas motor sampai hampir jatuh, mereka seperti tak bertemu
belasan tahun lamanya padahal satu rumah -_- dan alangkah bahagianya ia saat
pria itu mengajaknya main PES. Oh meen. Dia langsung menghampiriku dan
mengguncang-guncangkan bahuku sambil bilang “main pes nah main pes nah?” dasar
laki-laki. Belum aku iyakan dia sudah membawaku pulang. Sepanjang jalan aku
dipuji-puji karena aku tidak melarangnya kali ini , yang langsung kubalas ku
larang atau tidak pun dia akan tetap pergi. Kannn? Sampai sekarangpun dia belum
ada kabar lagi, mungkin kepalanya sudah masuk ke dalam layar TV . hei, kemana
yah orang yang tadi, yang bilang terlalu dini buat kita untuk pulang ?. aku
dipulangkan -_- dbiarkan dengan tulisan-tulisan ini yang mendingin karena
waktu, sampai angka 01 dan angka 17 diantarakan oleh sebuah titik menemaniku
dipergantian hari ini, yah, aku pulang, dengan membuka pembungkus dua obat
penghilang rasa sakit yang harus kutelan pahit-pahit. Sepahit ditinggalkan karena
PES dibumbui dengan 'masih' tidak adanya kabar, apakah sekarang dia sudah ditelan TV hidup-hidup ? -,-