Total Tayangan Halaman

Rabu, 25 Juni 2025

Tiba-Tiba

 

Malam akhirnya mampir, sebentar lagi larut. Pukul 10:00 aku masih mendampingi anak-anak ekskul mading yang sedang menghadapi seleksi di sekolah. Malam ini kami, peserta dan pengurus ekskul itu bermalam di sekolah bersama pembina kami. Sebentar lagi aku pensiun karena akan naik ke kelas 3 SMA, kami tidak disarankan untuk aktif diekskul lagi karena harus fokus untuk ujian. Untuk itu perekrutan anggota baru harus direalisasikan sekaligus penunjukan penggantiku sebagai ketua koordinator ekskul ini.

Waktu itu aku dan tim sedang menyiapkan tempat tidur bagi peserta karena besok, hari minggu akan ada kegiatan pagi-pagi sekaligus penutupan. Ditengah gemuruh suara para peserta seseorang memanggilku dari luar aku tahu dia dari kelas lain tapi kenapa tiba-tiba muncul di sekolah jam begini dan  bukan anak ekskul. Aku dimintanya keluar dan ku turuti. Dia menunjukkan ku suatu tempat dibelakang bangunan sekolah tidak jauh dari tempatku berdiri. Aku melihat dua bayangan dari sini dan menghampirinya.

Seseorang muncul dihadapanku dengan tiba-tiba membuatku terkejut. Untung saja aku tidak teriak. Ya, dia teman sekelasku muncul dengan tawa terbahaknya. Sepertinya puas sekali. Lalu dia menunjukkan seseorang yang sedang duduk dibelakangnya, aku minim melihatnya karena keadaan lagi gelap, satu-satunya pencahayaan hanya flashlight hpku. Ku arahkan cahayanya ke arah orang itu yang sedang mengunyah cemilan sambil menaikkan alisnya lalu bilang “hai”, tengil sekali.

Bisa kupastikan raut wajahku yang bete tapi jujur saja jantungku langsung berdebar-debar. Orang yang tidak ku sangka-sangka akan muncul malam ini. Bahkan dia menawariku apa yang dia makan yang langsung ku tolak.saat aku bertanya tujuannya datang kesini dan memanggilku, alasan yang konyol keluar dari mulutnya bahwa dia hanya mau meamerkan cemilan yang dia makan yang kusukai itu. Dan aku tidak bisa lama-lama meskipun sebenarnya ingin lebih lama menanggapinya. Akhirnya dengan berat hati namun terburu-buru aku pamit, namun tiba-tiba dia menyodorkanku snack yang sama yang masih utuh tanpa sepatah kata apapun, aku menerimanya lalu pada akhirnya dia yang lebih dulu pamit dan pergi entah kemana. Dengan perasaan senang namun gelisah aku juga mulai melangkahkan kaki. Untuk kesekian kalinya dia membuatku berdebar dengan sikap gengsinya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar